Selasa, 20 November 2018

Piroxicam Gel ( Laporan, Etiket, Brosur, Dus )


Gel Piroksikam

I.                   Tujuan Percobaan
1.      Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan gel yang baik dan  tepat serta mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik fisik dan pelepasan zat aktif.
2.      Menentukan formula dari basis gel yang cocok untuk pembuatan sediaan gel.

II.                Latar Belakang
A.    Teori
Gel atau biasa disebut jeli merupakan sistem semi padat dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya gel Alumunium Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan akan menjadi cair pada pengocokkan, gel fase tunggal dapat dibuat dari makro molekul sintetik (misalnya Karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga mucilago. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh.

Keuntungan dan kerugian sediaan gel menurut Lachman, 1994 :
1.      Keuntungan
Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saatdigunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastic, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebaran pada kulit baik.
2.      Kerugian
Untuk higrogel : harus menggjunakan zat aktif yang larut dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperature, tetapi gel tersebut sangan mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

Kegunaan sediaan gel secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu :
a.      Gel merupakan suatu sistem yang daapat diterima untuk pemberian oral, dalam bentuk sediaan  yang tepat atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelain dan untuk bentuk sediaan obat long-acting yang diinjeksikan secara intramuscular.
b.      Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspense, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria.
c.       Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi dan sediaan perawatan rambut.
d.      Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (gel non steril) atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril)

Sifat dan Karakteristik Gel
Menurut Lachman, dkk. 1994 sediaan gel memiliki sifat sebagai berikut :
1.    Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
2.    Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan tube atau selama penggunaan topikal.
3.    Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang diharapkan.
4.    Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau berat molekulnya besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan.
5.    Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer seperti MC, HPMC, dapat terlarut hanya pada air yang dingin akan terbentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan membentuk gel.
6.    Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

Sediaan gel umumnya memiliki karakteristik tertentu yakni ( disperse system, vol 2 hal 497):
1.      Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorpsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antarpolimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.
2.      Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu pembentukkan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antarmatriks berubah, sehingga memungkin cairan bergerak menuju permukaan. Sineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel.
3.      Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer seperti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentuk gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.
4.      Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid di garamkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginate sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
5.      Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentukkan gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel dapat bermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel.
6.      Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan disperse padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan  jalan aliran non-newton yang dikarakteristik oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.

B.     Prinsip
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel dibagi menjadi dua yaitu:
1.        Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.
2.        Gel sistem fase tunggal
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya tragakan.


C.     Zat Aktif
1.      Penggunaan
Piroksikam digunakan sebagai analgesic, antiinflamasi, antipiretik dan digunakan untuk penyembuhan rheumatoid arthritis (radang sendi rematik) dan gangguan rematik lainnya. Dan juga mempunya efek urikosurik dan telah digunakan dalam pengobatan asam urat akut.
2.      Farmakologi
Derivat benzothiazin ini (1979) bekerja lama (plasma t½-nya rata-rata 50 jam). Kompleksnya dengan betadex (=cyclodextrin) (Brexin) lebih cepat resorpsinya dari usus, tetapi diperlambat oleh makanan. Obat ini sering digunakan, juga untuk nyeri haid dan serangan encok.
3.      Dosis
Dosis untuk pemakaian topikal pada sediaan topikal gel konsentrasi 0,5% digunakan 3-4 kali sehari, pengobatan diamati kembali setelah 4 minggu. Pada beberapa negara digunakan 1% untuk sediaan krim.

III.             Preformulasi dan Permasalahan Farmasetik
A.    Preformulasi
1.      Zata Aktif
Piroksikam
Nama zat
Piroxicam
Literatur
Struktur
download (1).png
FI.IV halaman 683
Rumus Molekul
C15H13N3O4
FI.IV halaman 683
Berat Molekul
331,35
FI.IV halaman 683
Pemerian
Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang; tidak berbau. Bentuk monohidrat berwarna kuning.
FI.IV halaman 683
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan sebagian besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung air
FI.IV halaman 683
Kegunaan
Analgetik-antipiretik, antiinflamasi.
FI.IV halaman 683
Indikasi
Rasa nyeri, inflamasi dan kekakuan pada rematoit arthritis, dan osteoarthiritis
FI.IV halaman 683
Efek Samping
Gangguan kulit, sindrom nefrotik dan nefritis interstisial
FI.IV halaman 683
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat tidak terkena cahaya
FI.IV halaman 683

2.      Zat Tambahan
a.       CMC Na
Nama zat
Carboxymethylcellulosum Natricum
Literatur
Berat Molekul
90000-7000000
FI.IV halaman 175
Pemerian
Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik
FI.IV halaman 175
Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.

FI.IV halaman 175
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
FI.IV halaman 175
Kegunaan
Suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat viskositas.
FI.IV halaman 175

b.      Tween 80
Nama zat
Polysorbatum-80
Literatur
Struktur
275px-Polysorbate_80.png

Rumus Molekul
C32H60O10
http://amadamf16.blogspot.com/2013/09/karya-tulis-ilmiah-ahmad-pengaruh.html
Pemerian
Cairan kental seoerti minyak; jernih, kuning, bau asam lemak, khas
FI. III halaman 509
Kelarutan
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam etil asetat P dan dalam methanol P; sukar larut dalam paraffin cair dalam minyak biji kapas P.
FI. III halaman 509
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
FI.III halaman 509
Kegunaan
Zat tambahan
FI.III halaman 509

c.       Aqua destillata
Nama zat
Aqua destillata
Literatur
Struktur

Capture.PNG
Rumus Molekul
H2O
FI.III halaman 96
Berat Molekul
18,02
FI.III halaman 96
Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunysi rasa.
FI.III halaman 96
Stabilitas
Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk fisik (es,air, dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaanya harus terlindungi dari kontaminasi partikel-partikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel-partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air
FI.III halaman 96
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
FI.III halaman 96

d.      Nipagin
Nama zat
Methylis Parabenum/Metil Paraben
Literatur
Struktur
download.png

Rumus Molekul
C8H8O3
FI.III halaman 378
Berat Molekul
152,15
FI.III halaman 378
Pemerian
Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
FI.III halaman 378
Kelarutan
Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksid; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
FI.III halaman 378
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
FI.III halaman 378
Kegunaan
Zat tambahan; zat pengawet
FI.III halaman 378

B.     Permasalahan Farmasetik
ü  Basis CMC Na hanya larut dalam air
ü  Sediaan gel mudah berjamur

Penyelesaian
ü  CMC Na dilarutkan dengan air panas agar lebih cepat melebur menjadi basis, lebih baik lagi bila dilebur di atas penangas untuk mempercepat proses peleburan karena CMC Na merupakan basis gel hidrofilik.
ü  Diberikan pengawet agar gel tidak mudah berjamur.
IV.             Metoda
A.    Formula
R/  Gel Pirosikam              20 g
Komposisi             : Tiap 1 gram mengandung Piroxicam 0,5%
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Dosis                     : Oleskan 1 gram pada bagian yang sakit 3-4 kali sehari

R/ CMC Na                 6%
     Tween 80               5%
     Aqua dest.      ad 20 g
     Nipagin                  qs

 
Basis gel                :





B.     Perhitungan dan Penimbangan
1.      Perhitungan
Ø  Untuk 1 wadah (20 gram)
·         Zat aktif
Piroksikam      = 0,5% x 20 g = 0,1 g
·         Basis Gel
CMC Na         = 6% x 20 g     = 1,2 g
Tween 80        = 5% x 20 g     = 1,0 g
Aqua dest.       = ad 20 g
Nipagin           = 0,15% x 20 g = 0,03 g

Ø  Untuk 10 wadah (200 g)
Piroksikam            = 10 x 0,1 g     = 1 g
CMC Na               = 10 x 1,2 g     = 12 g
Tween 80              = 10 x 1,0 g     =10 g
Nipagin                 = 10 x 0,03 g   = 0,3 g
Aqua dest.             = ad 200 g



2.      Penimbangan
No.
Nama Zat
Jumlah
1
Piroksikam
1 g
2
CMC Na
12 g
3
Tween 80
10 g
4
Nipagin
0,3 g
5
Aqua dest.
ad 200 ml

C.     Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Mortar dan alu
1
2
Gelas beaker
2
3
Water bath
1
4
Batang pengaduk
1
5
Pipet tetes
1
6
Gelas Ukur (25ml)
1
7
Gelas Ukur (250ml)
1
8
Batang pengaduk
1
9
Tube
3
10
Sudip
2

D.    Prosedur Pembuatan
1.      Setarakan timbangan, lalu sediakan alat dan bahan.
2.      Timbang masing-masing bahan yang dibutuhkan.
3.      Siapkan air panas yang dibutuhkan.
4.      Taburkan CMC-Na diatas air panas dalam beaker gelas lalu aduk menggunakan batang pengaduk, lalu leburkan diatas waterbath.
5.      Buatlah larutan tween 80 dalam air hangat (massa1).
6.      Masukan massa 1 kedalam beaker gelas yang berisi CMC-Na lalu diaduk.
7.      Gerus nipagin sampai halus, tambahkan air panas secukupnya sampai larut.
8.      Masukan nipagin yang telah larut kedalam beaker gelas yang berisikan massa 1 dan tween 80, aduk sampai homogen. Tambahkan sisa air panas, aduk sampai terbentuk gel (massa 2).
9.      Gerus piroksikam sampai halus, tambahkan massa 2 sedikit demi sedikit gerus sampai homogen.
10.  Masukkan kedalam pot gel ukuran 20 gram, kemas dan beri etiket, masukan ke dalam wadah sekunder.
11.  Lakukan evaluasi.

E.     Evaluasi
1.      Organoleptis
Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui estetika dari sediaan gel dengan menggunakan bantuan indera. Meliputi bau, rasa (pada kulit), tekstur (bentuk), warna.
2.      Evaluasi organoleptis menggunakan panca indera,mulai dari bau, warna, tekstur sediaan, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (dengan criteria tertentu) dengan menetapkan criteria pengujinya (macam dan item), menghitung prosentase masing-masing criteria yang diperoleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.
3.      Uji homogenitas
Cara : oleskan gel diatas kaca objek, ratakan. Ambil homogenitas bahan aktif dalam basis.
4.      Uji pelepasan
Cara :
o   timbang seksama 10 gram gel di dalam cawan petri. Kosongkan bagian tengah cawan untuk meletakkan anak timbangan.
o   Masukkan cawan petri tersebut ke dalam beaker glass.
o   Tambahkan air bersuhu 37oC sebanyak 500 ml ke dalam beaker glass tersebut. Pertahankan agar suhu tetap 37oC di atas penangas air.
o   Setiap 15 menit, air di dalam beaker glass di aduk, kemudian diambil 10 ml untuk ditentukan kadarnya secara spektrofotometri.
o   Tambahkan lagi aquadest bersuhu 37oC dalam jumlah yang sama dengan yang di ambil.
o   Tentukan bahan kadar zat aktif yang terlepas.
o   Lakukan perhitungan faktor koreksi agar didapat hasil yang akurat.
Perhitungan faktor koreksi :
Jika gel diuji  sebanyak 10 gram, mengandung bahan aktif A 1%, setiap 15 menit sampel diambil sebanyak 10 ml. Volume aquadest = 500 ml.
5.      Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan indikator universal, dengan cara memasukan indikator pH tersebut ke dalam sediaan gel, lalu setelahnya diamati perubahan warna yang terjadi dan warna tersebut disesuaikan dengan pH yang ada.
6.      Evaluasi daya sebar
Diartikan sebagai kemampuan menyebar gel pada kulit. Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya diberi kaca yang sama, dan ditingkatkan bebannya, dan diberi rentang waktu 1 – 2 menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur). Semakin menyebar menunjukkan kemampuannya dalam distribusi merata.
7.      Evaluasi penentuan kadar droplet
Untuk menentukan kadar droplet suatu sediaan gel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan-tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.
8.      Uji aseptabilitas sediaan
Diletakkan pada kulit, dengan berbagai orang yang dikasih suatu quisioner dibuat suatu kriteria, kemudian dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut dibuat skoring untuk masing-masing kriteria. Misalnya untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.
9.      Viskositas
Merupakan pernyataan tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir, makin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya atau semakin kental.
10.  Daya proteksi
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan proteksi atau perlindungan terhadap pengaruh asing dari luar yang mengurangi efektifitas dari gel. Semakin lama waktu yang dibutuhkan semakin baik daya proteksi gel yang dihasilkan.


11.  Daya lekat
Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh gel untuk melekat pada kulit. Hal ini juga berhubungan dengan lama daya kerja obat. Semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin lama daya kerja obat.
12.  Resistensi panas
Uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan gel dalam suhu atau daerah yang memiliki perbedaan suhu nyata dan terus menerus. Caranya dengan ditempatkan pada suhu yang berbeda-beda secara kontinyu dan ditentukan tiap waktunya.

F.      Hasil Pengamatan
No.
Evaluasi
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Organoleptis
Meliputi pengamatan warna dan bau serta tekstur dari sediaan gel
1.    Bau : Khas
2.    Warna : Putih bening
3.    Tekstur Sediaan : Lembut dan dingin
2.
Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan indikator universal, dengan cara memasukan indikator pH tersebut ke dalam sediaan gel, lalu setelahnya diamati perubahan warna yang terjadi dan warna tersebut disesuaikan dengan pH yang ada.
Pengujian ini berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektivitas pengawet dan kemudian nantinya untuk keadaan kulit.

pH : 7, sehingga gel piroksikam tersebut bersifat Netral.
3.
Aseptibilitas Sediaan
Berupa percobaan pengolesan langsung  ke permukaan kulit
Gel nyaman digunakan dan halus saat menyentuh permukaan kulit.

4.
Stabilitas Suhu
Sediaan diletakkan pada suhu kamar, suhu dingin dan suhu panas dalam waktu tertentu.
1.    Suhu Kamar: Stabil
2.    Suhu dingin: Stabil
3.    Suhu panas: Stabil

V.                PEMBAHASAN
        Piroksikam memiliki khasiat sebagai analgetis, antipiretis dan antiradang kuat.
Selain itu juga digunakan untuk nyeri pada saat haid dan serangan encok. Dalam penggunaan topikal, piroksikam digunakan sebagai antiradang. Dalam gel piroksikam digunakan sebagai obat luar untuk meringankan peradangan pada bagian luar tubuh seperti otot tegang, nyeri pinggang dsb.
        Dalam penggunaannya sebagai obat luar, agar lebih nyaman piroksikam dikombinasikan dengan basis yang tepat dan dibuat dalam bentuk sediaan gel. Dimana sediaan gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel-partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Sediaan gel terasa dingin, sehingga akan terasa nyaman digunakan pada peradangan yang terjadi.
        Basis yang digunakan dalam pembuatan gel ini adalah basis gel yang hidrofilik, yang terdiri dari CMC Na, Tween 80, dan juga air. Basis yang digunakan haruslah stabil pada suhu panas maupun suhu dingin dan stabil secara kimia dan fisika. Selain penggunaan basis, juga digunakan pengawet nipagin. Walaupun gel merupakan sediaan yang cukup banyak mengandung air, tetap harus digunakan pengawet agar gel dapat bertahan lebih lama.
        Proses pembuatan gel dimulai dengan penimbangan bahan-bahan yang diperlukan. Kemudian dilakukan peleburan pada basis CMC Na untuk mendapatkan hasil gel yang maksimal, setelah itu pencampuran basis yang sudah dilebur dimasukan kedalam mortir yang kemudian ditambahkan Tween 80 dan air sedikit demi sedikit, barulah setelah itu zat aktif piroksikam dimasukkan dan kemudian setelahnya ditambahkan nipagin. Pengadukan dilakukan secara terus-menerus sampai terbentuk sediaan gel yang homogen.
        Setelah sediaan terbentuk, dilakukanlah evaluasi sediaan. Mulai dari uji organoleptis, pH, suhu, dan homogenitasnya. Evaluasi ini dilakukan secara berkala dari evaluasi organoleptis hingga suhu dalam jangka waktu yang ditentukan.
 
VI.             KESIMPULAN
Usulan formula untuk membuat gel piroxicam agar memenuhi syarat, yaitu :
No.
Nama Zat
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Piroxicam
CMC Na
Tween 80
Aqua dest.
Nipagin
0,1 g
1,2 g
1,0 g
ad 20 g
0,03 g

























VII.          DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan RI
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Departemen Kesehatan RI
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Lachman, Leon, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga. Jakarta : UI Press.
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Howard C.Ansel





















VIII.       LAMPIRAN
a.      Kardus Obat

Text Box: No. Batch/Batch No.	: 0302003
Tgl. Prod/Mfg. Date	: 03 2014
Daluwarsa/Exp. Date	: 17 2017
	           HET	: Rp. 17.727.-

No. Reg/Reg. No.	: DKL872220751A1
Manufacture by	: PT. INDO FARMA
		 
Untuk/For		: PT. LIISTI FARMA
               JAKARTA - INDONESIA
Text Box: FARMAKOLOGI
INDIKASI
KONTRA INDIKASI	 Lihat brosur terlampir
EFEK SAMPING
PERHATIAN
DOSIS

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
DISIMPAN PADA TEMPAT SEJUK (15O-25OC) DAN KERING
Text Box:  PIROFEL® 0,5%
                Piroxicam Gel
Tiap gram mengandung :
Piroxicam................ 5 mg

Berat bersih 20 gram
LIISTI FARMA

,1.PNG 































b.      EtiketOval: Netto : 20 g

PIROFEL® 0,5%
Piroxicam Gel
Tiap gram mengandung :

Piroksikam................ 5mg

LIISTI FARMA






p











download.jpg














c.       Brosur
PIROFEL® 0,5%
   Piroxicam Gel


Tiap gram mengandung :
Piroksikam....................................................................................................................... 5 mg

FARMAKOLOGI
PIROFEL® Gel yang mengandung Piroksikam adalah obat yang efektif dan juga mempunyai efek analgesik dan antipiretik.
Seperti golongan obat antiinflamasi non-steroid lainnya, Piroksikam bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin melalui blockade siklookginase dan tidak mempunyai efek lipokglinase.

INDIKASI
PIROFEL® Gel diindikasikan untuk bermacam-macam kondisi yang ditandai dengan nyeri dan radang seperti : Osteoarthritis (arthrosis, penyakit degenerasi sendi), Pasca-trauma atau gangguan otot rangka akut meliputi tendinitis, tenosinovitis, periarthritis, keseleo, otot tertarik dan nyeri pinggang.

KONTRA INDIKASI
-           Hipersensitivitas terhadap Piroksikam.
-           Pada Penderita dimana aspirin dan obat antiinflamasi non steroid lain menginduksi gejala-gejala rhinitis, asma, dan angiodema dan urtikaria
EFEK SAMPING
-           PIROFEL® Gel dapat ditoleransi dengan  baik.
-           Iritasi lokal ringan-sedang, eritema, gatal-gatal dan dermatitis yang terjadi pada tempat pemakaian
-           Apabila tidak di gosokkan dengan merata akan terjadi perubahan warna kulit ringan tetapi sementara
.

 
   

    PERHATIAN
-           Jika terjadi iritasi lokal, pemakaian sebaiknya dihentikan dan diberikan pengobatan bila diperlukan.
-           Jangan digunakan pada mata, permukaan mukosa, kulit terbuka, dermatosis atau infeksi.
-           Pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan.
-           Untuk mencegah bertambahnya toksisitas jangan diberikan bersamaan dengan sediaan piroksikam yang lain.

DOSIS
Hanya untuk pemakaian luar.
Oleskan 1 gram gel (setara dengan 5mg piroksikam) dan gosokan pada daerah yang sakit, 3-4 kali sehari, sampai tidak tersisa pada kulit.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
KEMASAN
Tube dengan berat bersih 20 gram
No.reg : DKL8722203729A1
PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk (15-25⁰C) dan kering.

Dibuat Oleh : PT LIISTI FARMA
       Jakarta-Indonesia









Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.