Selasa, 20 November 2018

Propanolol Gel ( Laporan, Etiket, Dus )


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
GEL PROPANOLOL
I.                   TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami, mengevaluasi, dan membuat sediaan farmasi dalam bentuk gel.

II.                LATAR BELAKANG
A.    TEORI
Gel (menurut Farmakope Indonesia Ed.IV hal 7) merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel kadang-kadang disebut jeli. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Alumunium Hidroklorida) , dalam system dua fase, jika ukuran partikel fase terdispersi relatif besar, maka sistem itu disebut magma (Misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat  jika dibiarkan, dan menjadi cair pada pengocokan. Jadi, sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas, dan hal ini biasanya  tertera pada etiket. Sementara itu, fase gel tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetis (karbomer) atau dari gom alam (tragakan). Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, namun etanol dan minyak dapat juga digunakan sebagai pembawa. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau dimasukkan melalui lubang tubuh. Adapun untuk penyimpanannya, dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup baik dan bermulut lebar, serta di tempatkan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya. [1]
            Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari dari partikel anorganik kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan. Gel dalam fase  makro molekulnya disebarkan ke seluruh cairan sampai tidak terlihat ada batas di antaranya, cairan ini disebut gel atau fase. Dalam hal di mana massa gel terdiri dari kelompok-kelompok partikel kecil yang berbeda, maka gel ini dikelompokkan sebagai system dua fase dan sering pula disebut magma atau susu. Gel dan magma dianggap sebagai dispersi koloid oleh karena masing-masing mengandung partikel-partikel dengan ukuran koloid.[2]
            Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspense yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organic atau makromolekul senyawa organic, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan[3]
Menurut alamiah dari senyawa-senyawa kimia, yang mengatur kebersamaan perancah, maka dibedakan lebih lanjut antara gel valensi utama dan gel valensi pelengkap. [4]
1.      Gel valensi utama
Sebagai gaya ikatannya bekerja gaya valensi utama. Karena itu keseluruhan  gel  yang  terbentuk dianggap sebagai satu-satunya molekul raksasa  sebagai  wakil dari gel valensi utama disebutkan adalah karet dan elastomer lainnya. Gel valensi utama untuk penyiapan sistem bahan obat kutan tidak berarti.
2.      Gel valensi pelengkap
Pada gel valensi pelengkap, valensi pelengkap sebagai gaya perajut dari perancah, terutama gaya Van Der Waals dan senyawa jembatan hydrogen.









B.     PRINSIP
            Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel dibagi menjadi dua yaitu:
1.    Gel sistem dua fase
                 Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar , massa gel  kadang-kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.
2.    Gel sistem fase tunggal
                 Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya tragakan.[5]

C.    ZAT AKTIF
      Penggunaan   :
Propranolol HCl digunakan untuk mengobati penyakit haemangioma yaitu dengan  memperkecil pembuluh darah pada kulit biasanya terjadi pada bayi. Dalam penggunaannya akan disarankan beberapa tes untuk memeriksa bahwa bayi tersebut aman dalam penggunaan obat ini, termasuk tes darah dan tes urine, elektrokardiogram dan ekokardiogram kami juga dapat melaksanakan ultrasonografi.

      Farmakologi  :
-    Beta bloker adrenergic non selektif (antiaritmia kelas II), memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi alfa bloker dan beta bloker dan beta bloker adregenik yang akan menghasilkan denyut jantung , tekanan darah dan kebutuhan oksigen pada jantung.
-    Propanolol bersaing dengan neutrotransmiliter simpatomimetik seperti katekolamin untuk mengikat pada beta (1) reseptor adregenik dalam hati, menghambat stimulasi simpatis. Hal ini menyebabkan penurunan denyut jantung , curah jantung , tekanan darah sistolik dan diastolic, dan reflex hipotensi ortostatik.
-    Dengan menghalangi reseptor beta adrenergik , propranolol memberikan efek yaitu penyempitan pembuluh darah pada bagian kulit yang menderita Haemangioma, sehingga mengurangi jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah.
-    Obat ini efektif untuk Haemangioma, karena dapat mengurangi warna merah dan melembutkan permukaan kulit yang sakit. Propranolol HCl juga membatasi pertumbuhan sel Haemangioma sehingga ukurannya semakin berkurang.

      Dosis               :
Oleskan pada kulit 3 x sehari selang waktu 8 jam.
Pada awal penggunaan akan dipantau selama dua jam setelah dosis pertama.
Pemantauan ini dilakukan oleh dokter untuk mengetahui anak tersebut dapat mentoleransi dosis tersebut atau tidak. [6]

III.             PERMASALAHAN FARMASETIK[7]
a.      Preformulasi zat aktif
1.      Propanolol
Nama zat aktif
Propanolol Hidroklorida
Sumber : FI III hal 532
Pemerian
Serbuk; putih atau hamper putih; tidak berbau; rasa pahit
Sumber : FI III hal 532
Kelarutan
Larut dalam 20 bagian air dan dalam 20 bagian etanol (95%)p ; sukar larut dalam kloroform P.
Sumber : FI III hal 532
Konsentrasi
1%
/22516113
Khasiat dan penggunaan
Menghalangi reseptor beta adrenergic, sehingga propranolol memberikan efek yaitu penyempitan pembuluh darah pada bagian kulit yang menderita Haemangioma. Dengan konsentrasi 1%
/22516113
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 532

b.      Preformulasi zat tambahan
1.      CMC Na
Nama zat aktif
Carboxymethycelulosum Natricum
Sumber: FI IV halaman 175
Pemerian
Serbuk atau granul; putih sampai krem; higroskopis.
Sumber: FI IV hal 175
Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain.
Sumber: FI IV hal 175
Konsentrasi
3%-6%
Sumber: FI IV hal 175
Obat tidak tercampurkan
Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi dan beberapa logam seperti alumunium, merkuri, dan zink juga dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH di bawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol 95%; membentuk kompleks dengan gelatin dan pectin.

Khasiat dan penggunaan
Gel forming agent
(konsentrasi 4 – 6%)
Sumber : Handbook of Pharmaceutical excipients hal 78
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber: FI IV hal 175


2.      Tween 80
Nama zat aktif
Polysorbatum 80
Sumber : FI IV hal 987
Pemerian
Cairan seperti minyak; jernih berwarna kuning muda hingga coklat muda; bau khas lemak; rasa pahit dan hangat.
Sumber : FI IV hal 987
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol dan etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral.
Sumber : FI IV hal 987
Konsentrasi
1%-10%
Sumber : Handbook of Pharmaceutical excipients hal 376
pH
6-8
Sumber : FI III hal 509
Stabilitas
Stabil pada elektrolit dan asam lemah. Berangsur-angsur akan tersanofikasi dengan asam kuat dan basa.
Sumber : FI IV hal 987
Obat tidak tercampurkan
Akan berubah warna atau mengendap dengan phenol dan tannin.
Sumber : FI IV hal 987
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik; terlindungi dari cahaya; di tempat sejuk dan kering.
Sumber : FI IV hal 987
Khasiat dan penggunaan
Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik dalam emulsi M/A.
(konsentrasi 1 – 10%)
Sumber : Handbook of Pharmaceutical excipients hal 376



3.      Metil Paraben/Nipagin
Nama zat aktif
Methylis Parabenum
Sumber : FI III hal 378
Pemerian
Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa kebal
Sumber : FI III hal 378
Kelarutan
Larutan dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Sumber : FI III hal 378
Khasiat dan penggunaan
Zat pengawet
(konsentrasi 0,02-0,3%)
Sumber : Handbook of Pharmaceutical excipients hal 310
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 378



4.      Aqua Destillata
Nama zat aktif
Aqua Destillata
Sumber : FI III hal 96
Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Sumber : FI III hal 96
Stabilitas
Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk fisik (air,es,uap). Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terhindar dari kontaminasi partikel-partikel ion dan bahan organik yang dapat menaikkan konduktivitas dan jumlah karbon organik, serta harus terlindungi dari partikel-partikel lain dari mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
Sumber : FI III hal 96
Obat tidak tercampurkan
Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipien lainnya yang mudah terhidrolisis.
Sumber : FI III hal 96
Khasiat dan penggunaan
Pelarut
Sumber : FI III hal 96
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 96


IV.             ALAT DAN BAHAN
-  Lumpang dan alu                      - Sediaan propanolol
-  Waterbath                                 - CMC Na
-  Cawan uap                                - Tween 80
-  Pipet tetes                                 - Nipagin
-  Beaker gelas                              - Aqua dest
-  Gelas ukur
-  Timbangan lengan
-  Anak timbangan
-  Sudip
-  Sendok tanduk
-  Batang pengaduk
-  Tube

V.                FORMULA
R/  Propanolo gel 0,1 %
      Basis ad 20 gram
      Mf. gel
      SUE

Basis Gel
R/  CMC Na         5%
      Tween 80        5%
      Nipagin           0,17%
      Aq.dest ad 200

VI.             PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
a.       Perhitungan
Jumlah gel yang akan dibuat : 10 buah x 20 gram = 200 gram
1.      Propanolol
1 sediaan         : 1% x 20 gram           = 0,5 gram
10 sediaan       : 10 x 0,5 gram            = 5 gram

2.      CMC Na
1 sediaan         : 5%      x         20 gram          = 1 gram
10 sediaan       : 10      x         1 gram            = 10 gram
Air untuk CMC Na: 10 ml/g x 10 gram         = 100 ml

3.      Tween 80
1 sediaan         : 5%     x          20 gram          = 1 gram
10 sediaan       : 10      x          1 gram            = 10 gram

4.      Nipagin
1 sediaan         : 0,17% x         20 gram          = 0,034 gram
10 sediaan       : 10       x         0,034 gram     = 0,34 gram

5.      Aqua dest.
1 sediaan         : 20 gram – (0,5 + 1 + 10 + 1 + 0,034) gram = 7,466 gram
   10 sediaan       : 200 gram – (5 + 10 + 100 + 10 + 0,34) gram = 74,66 gram =         74,66ml ~ 75 ml

b.      Penimbangan
1.      Propanolol                         5 gram
2.      CMC Na                           10 gram
3.      Air untuk CMC Na           100 ml
4.      Tween 80                          10 gram
5.      Nipagin                             0,34 gram
6.      Aqua dest                          75 ml

VII.          PEMBUATAN
1.      Setarakan timbangan lalu siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Timbang bahan-bahan yang akan digunakan
3.      Siapakan air panas di dalam beaker gelas sebanyak 100ml untuk melarutkan CMC Na, lalu panaskan di atas waterbath dengan menambahkan CMC Na sedikit demi sedikit aduk homogen  hingga mengembang, lalu didiamkan sebentar.
4.      Setelah CMC Na sudah dilebur, masukkan propanolol + nipagin ke dalam mortir digerus ad homogen
5.      Lalu masukkan CMC Na yang sudah menjadi gel sedikit demi sedikit dengan penambahan Tween 80 sedikit demi sedikit ke dalam mortir. Aduk ad homogen tambahkan hasil lebur CMC Na dan tween 80 , begitu seterusnya hingga homogen.
6.      Lalu timbang massa masing-masing 20 gram setiap wadahnya
7.      Masukkan dalam wadah, beri etiket dan brosur kemudiaan dikemas.

VIII.       EVALUASI
No
Evaluasi dan Prosedur Evaluasi
1.
Pengamatan organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan untuk mengetahui estetika sediaan gel dengan pengamatan menggunakan panca indra. Dengan mengamati bau, warna, rasa pada kulit, tekstur sedian, dan konsistensi.
2.
Uji Stabilitas Fisik
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995).
Pengujian dilakukan menempatkan sediaan gel pada suhu yang berbeda-beda secara continue dan ditentukan tiap waktunya.
3.
pH
Evaluasi pH dilakukan dengan menggunakan pH meter atau pH universal. Caranya adalah dengan mengencerkan 60g gel kedalam 200ml air, kemudian aduh hingga homogen, dan biarkan menggendap, lalu larutan digunakan untuk mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH meter . persyaratan pH yang ditentukan adalah 4,5-6,5
4.
Uji aseptabilitas sediaan
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria, kemudahan di oleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut dibuat scoring untuk masing-masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.
5.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah gel tersebut homogeny atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengoleskan gel pada object glass lalu diratakan. Kemudian amati homogenitas dari zat aktif dalam basisnya menggunakan mikroskop.
6.
Evaluasi Daya Sebar
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui daya sebar gel pada kulit. Cara yang tepat untuk mengetahui daya sebar adalah dengan cara gel diletakan di atas kaca yang berskala. Kemudian letakan kaca yang sama dibagian atasnya, dengan meningkatkan bebannya dalam rentang waktu 1-2menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban hingga sediaan berhenti menyebar dalam waktu tertentu secara teratur. Semakin manyebar menunjukan kemampuan daya sebar dalam distribusi merata.
7.
Uji Pelepasan
Uji pelepasan dilakukan dengan cara:
1. timbang seksama 10g gel didalam cawan petri. Kosongkan bagian   
    tengah cawan untuk meletakan anak timbangan.
2. masukan cawan petri tersebut ke dalam beker glass.
3. tambahkan air bersuhu 37OC sebanyak 500 ml ke dalam beaker
    glass tersebut. Letakan di atas penangas air agar suhu air tetap.
4. setiap 15 menit, air di dalam beaker glass di aduk, kemudian
    diambil 10ml untuk ditentukan kadarnya secara spektrofotometri.
5. tambahkan lagi aqua dest bersuhu 37OC dalam jumlah yang sama
    dengan yang diambil.
6. tentukan kadar zat aktif yang terlepas.
7. lakukan perhitungan faktor koreksi agar didapat hasil yang akurat
8.
Viskositas
Merupakan pernyataan tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir, makin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya atau semakin kental.
9. 
Daya Proteksi
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan proteksi atau perlindungan terhadap pengaruh asing dari luar yang mengurangi efektifitas dari gel. Semakin lama waktu yang dibutuhkan semakin baik daya proteksi gel yang dihasilkan
10.
Daya Lekat
Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh gel untuk melekat pada kulit. Hal ini juga berhubungan dengan lama daya kerja obat. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin lama daya kerja obat.
11.
Evaluasi Penentuan Ukuran Droplet
Untuk menentukan ukuran droplet dari suatu sediaan gel , dengan cara menggunakan mikroskop, sedian diletakan diatas object glass, kemudian diperiksa adanya tetesan-tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.

Evaluasi yang dilakukan

1.      Uji organoleptis
No.
Pengujian
Hasil
1.       
Bentuk
Gel (jeli)
2.       
Warna
Bening
3.       
Bau
Tidak berbau

2.      UjiHomogenitas
Uji Homogenitas
Keterangan
Homogen (tidak ada partikel)

3.      Uji stabilitas fisik
Suhu Dingin (0Oc)
Bentuk : Gel yang berbentuk semi solid membeku menjadi padat
Warna :  Tidak berubah warna
Suhu Kamar (25OC)
Bentuk : Gel yang berbentuk semi solid tidak berubah bentuk
Warna :Tidak berubah warna
Suhu Panas (70OC)
Bentuk : Gel yang berbentuk semi solid mencair menjadi kental.
Warna : Tidak berubah warna


4.      Uji Ph
      pH = 6
5.      Uji aseptabilitas
      Untuk evaluasi uji aseptabilitas, kami telah melakukan uji ini pada 5 orang untuk mengetahui kelembutan dari gel yang kita telah buat, diperoleh data sebagai berikut:

Kelembutan
Agak lembut
Lembut
Sangat lembut















IX.             PEMBAHASAN

Menurut Howard C.Ansel pada buku Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, gel merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi.
      Propanolol HCl pemerian Serbuk; putih atau hampir putih; tidak berbau; rasa pahit. Propranolol HCl digunakan untuk mengobati penyakit haemangioma yaitu dengan  memperkecil pembuluh darah pada kulit biasanya terjadi pada anak di atas 10 bulan.
Beta bloker adrenergic non selektif (antiaritmia kelas II), memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi alfa bloker dan beta bloker dan beta bloker adregenik yang akan menghasilkan denyut jantung , tekanan darah dan kebutuhan oksigen pada jantung.
Propanolol bersaing dengan neutrotransmiliter simpatomimetik seperti katekolamin untuk mengikat pada beta (1) reseptor adregenik dalam hati, menghambat stimulasi simpatis. Hal ini menyebabkan penurunan denyut jantung , curah jantung , tekanan darah sistolik dan diastolic, dan reflex hipotensi ortostatik.
Dengan menghalangi reseptor beta adrenergik , propranolol memberikan efek yaitu penyempitan pembuluh darah pada bagian kulit yang menderita Haemangioma, sehingga mengurangi jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah. Haemangioma sendiri merupakan salah satu kalainan pembentukan pembuluh darah dapat terjadi pada setiap jaringan dalam tubuh, dan bisa dimasukkan dalam tumor jinak namun tidak seperti kanker malainkan benjolan yang terbentuk dari pembuluh darah yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Haemongioma ini tidak memiliki kecenderungan untuk tumbuh membesar. Hanya saja biasanya bentuknya ini akan mengalami pertumbuhan dari usia kelahiran bayi hingga mencapai ukuran terbesar di usia 8 bulan, setelahnya barulah ukurannya akan menetap.
Obat ini efektif untuk Haemangioma, karena dapat mengurangi warna merah dan melembutkan permukaan kulit yang sakit. Propranolol HCl juga membatasi pertumbuhan sel Haemangioma sehingga ukurannya semakin berkurang. Penyakit
Proses pembuatan gel dimulai dengan penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan. Panaskan lumpang dan alu dengan di isi air panas, Kemudian dilakukan peleburan CMC Na yang di lebur  di atas waterbath  saat peleburan dilakukan sedikit demi sedikit dalam penambahan CMC Na agar lebih mudah dalam pengadukan secara merata. Setelah itu masukkan serbuk propanolol HCl, nipagin dan massa leburan CMC Na ke dalam mortir dan alu yang sudah dipanaskan sedikit demi sedikit dengan penambahan tween 80 sedikit demi sedikit sampai basis sudah di anggap homogen, baru ditambahkan kembali dan begitu seterusnya dan di selingi aqua dest sedikit demi sedikit juga di dalam mortir panas dan diaduk hingga homogen, dan begitu seterusnya hingga menjadi semua bahan tercampur merata dan homogen.
      Setelah itu dilakukan evaluasi dari sediaan. Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara mengamati sediaan gel dilihat dari bentuk, warna, dan bau dari sediaan gel propanolol yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar  mengetahui sedian yang dibuat sesuai dengan standar gel yang ada, dalam arti sediaan gel tersebut stabil dan tidak menyimpang dari standar gel. Diketahui setelah evaluasi dari bentuknya, sudah  menjadi gel tidak terlalu encer dan tidak terlalu, untuk memperoleh hasil yang maksimal kita perlu memperhatikan dalam pembuatan gel propanolol ini. Dan dari warnanya, gel ini berwarna bening.
      Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan gel yang baik harus homogen dan bebas dari partikel- partikel  yang masih mengumpal. Cara kerja pada uji ini yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan gel di kaca objek dan amati adakah partikel yang masih menggumpal atau tidak tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan dikatakan homogen. Dan dihasilkan dari evaluasi uji homogenitas pada gel propanolo, gel ini homogen tidak ada partikel yang masih menggumpal, karena di saat pembuatan gel, untuk menambahkan massa leburan CMC Na dan tween 80 ditambahkan sedikit demi sedikit, jika sudah homogen baru ditambahkan kembali , sama halnya dengan aqua dest pun ditambahkan sedikit demi sedikit, jangan langsung semua bahan dimasukkan.
      Evaluasi ketiga yaitu uji stabilitas dengan dilakukan dengan cara mendiamkan gel selama 3 hari dalam suatu suhu yang berbeda yaitu:
-          Suhu dingin dilakukan menggunakan lemari pendingin dengan suhu 0˚C , gel menjadi padat (mengeras) karena adanya suhu dingin, tetapi warna tidak berubah.
-          Suhu kamar, dengan suhu 25˚C , gel tidak mengalami perbuahan bentuk dan warna.
-          Suhu panas berlebih dilakukan menggunakan oven dengan suhu 70˚C , gel propanolo menjadi kental tapi tidak berubah warna.
Uji keempat dengan kertas pH indikator universal , dengan mengoleskan gel pada kertas pH indicator universal, lalu amati sesuai pada indikator pHnya. Dan dihasilkan pH dari gel propanolol ini adalah 6 yang artinya gel propanolol ini bersifat asam lemah.


X.                KEMASAN

ETIKET


etiket prolon.png









DUS









BROSUR
XI.             KESIMPULAN

Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari dari partikel anorganik kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan. [8]
Formula yang kami gunakan untuk membuat Propanolol gel 20 gram adalah sebagai berikut:

No.
Bahan
Jumlah
(untuk 1 tube)
Jumlah
(untuk 10 tube)
1.
Propanolol
0,5 gram
5 gram
2.
CMC Na
1 gram
10 gram
3.
Air untuk CMC Na
10 ml
100 ml
3.
Tween 80
1 gram
10 gram
4.
Nipagin
0,034 gram
0,34 gram
5.
Aqua dest.
7,466 ml~7,5 ml
74,66 ml~75ml

         







XII.          DAFTAR PUSTAKA

[1]  Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[2]  Howard C. Ansel.2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi ke empat.                              Jakarta : UI Press
[3]   Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1978.Formularium Nasional Edisi       kedua.Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[4]   Voight, R., 1984. Buku Pelajaran teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh               Soewandhi, S.N., Yogyakarta: UGM Press
[5]  Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.                    Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[7] Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
            Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
 [8]  Howard C. Ansel.2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi ke empat.                            Jakarta : UI Press




Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.