Jumat, 16 November 2018

Laporan Praktikum Mikrobiologi Kloter 4


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tidak ada satupun yang menggambarkan biologi sebaik mikroorganisme, mahluk hidup yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Keanekaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi yang diperlihatkan dalam analisa mikroorganisme, telah mengantar kita pada batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru- suatu tes keabsahan hipotesis ilmiah – dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi. Hipotesa yang berguna akan memberikan dasar bagi ilu alam lain, dan keragaman mikroba memberi peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktek. Biokimia, biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang dibutuhkan untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi dapat memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin menjelaskan berbagai proses pertukaran, berbagai bentuk saling membutuhkan (mutualisme) disebut simbiosis yaitu hubungan yang terus menerus antara organisme yang berbeda.
Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya kepada parasit. Isolasi karakterisasi sebuah parasit contohnya bakteri patogen atau virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan apa yang diperoleh organisme tersebut saat berbeda dalam sel inang. Kebutuhan ini kadang-kadang menjadi tantangan bagi peneliti.

Pengertian simbiosis, mutualisme dan parasitisme berikatan erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan, semuanya sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil evolusi, suatu konsekuensi biologis dari proses seleksi alam yang terjadi pada bentangan garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik. Sejarah alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum menyimpulkan mikroorganisme, bagian yang paling hitrogen dari seluruh mahluk hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang tidak terpikirkan adanya jenis-jenis peliharaan. Namun dalam abad ke- 19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkina kombinasi sifat-sifat tumbuhan dan binatang. Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik berkembang dengan pertumbuhan relatif sedikit dari seluruh tumbuhan dan binatang.
Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam salah satu dari sua “dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan sebab sebagian jamur-jamur tidak bergerak walaupun jamur hampir tidak memiliki sifat-sifat lain dari tumbuhan dan menunjukkan afinitas filogenik kuat dengan protozoa.
Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan dalam “dunia” yang satu atau lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899, agar jasad renik ditempatkan dalam dunia yang terpisah, protista. Menurut definisi Heckel, dalam protista tergolong alga, protozoa, jamur dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskop electron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari tiga kelompok yang lain dalam struktur sel yang lebih maju, sama dengan sel tumbuhan dan binatang yang dinamakan eukariotik,  kuman memiliki struktur sel yang primitif, prokariotik.
Istilah protista yang digunakan sekarang untuk menunjukkan jasad eukariotik, sedangkan semua kelompok kuman dinamakan secara kolektif sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang memiliki membran inti) terhadap prokariota (organisme diamna DNAnya tidak dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplasma. Perbedaan lebih lanjut tentang eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif besar dan adanya organella yang terikat pada membran sel misalnya mitokondria.
B. TUJUAN
Mampu memahami dasar-dasar mikrobiologi dan peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia antara lain : sifat-sifat mikroba, macam-macam jenis mikroba yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia, cemaran-cemaran mikroba dalam sediaan farmasi serta cara-cara pengendaliannya baik teori maupun praktek.
C. RUMUSAN MASALAH
·         Bagaimana cara-cara sterilisasi dan pembuatan media pembenihan untuk bakteri?
·         Bagaimana cara mengetahui jumlah koloni bakteri?
·         Bagaimana cara mengetahui jumlah bakteri bentuk koli?
·         Bagaimana cara mendeteksi flora normal kulit, mulut dan udara?
·         Apa pengaruh desinfektan dan suhu terhadap pertumbuhan kuman?
·         Seberapa peka antibiotik terhadap bakteri?
·         Bagaimana cara pembiakan dan peremajaan bakteri?
·         Bagaimana cara membedakan bakteri dengan metode pewarnaan gram?

BAB II
PEMBAHASAN
    PRAKTIKUM I
STERILISASI ALAT

I.                   TEORI DASAR
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan.
Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
· Menyaring cairan
Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang menggunakan saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld, yang mempergunakan filter yang terbuat dari tanah diatom; saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu sulit untuk dibersihkan.
· Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam.

Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi lagi.
2. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
 Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
II.                STERILISASI ALAT
Sterilisasi yang kita lakukan adalah dengan pemanasan (Pemijaran (dengan api langsung),Panas kering, Uap air panas,Uap air panas bertekanan)
Alat :
  1. Autoclave
  2. Cawan petri
  3. Pipet
  4. Erlenmeyer
  5. Streples
  6. Oven


Bahan :
  1. Kertas HVS
  2. Kapas
  3. Karet gelang

Sterilisasi cawan petri :
  1. Diletakkan cawan petri yang besar dibawah cawan petri yang kecil
  2. Seluruh permukaan cawan petri dibungkus menggunakan kertas HVS dengan teknik pembungkusan (Bagian kertas yang terdapat tulisannya diletakkan dibagian luar, karena tinta tulisannya ketika terkena suhu tinggi pada saat di autoklaf dikhawatirkan akan mengkontaminasi cawan petri yang akan disterilisasi)
  3. Kemudian dimasukkan kedalam oven
Sterilisasi pipet :
  1. Susun pipet secara sejajar di atas kertas HVS
  2. Bungkus pipet secara menyeluruh, streples ujung kertas agar rapih
  3. Masukkan kedalam oven
Sterilisasi erlenmeyer :
  1. Siapkan kapas, kapas dimasukkan kedalam mulut erlenmeyer
  2. Bungkus erlenmeyer dengan kertas HVS, ikat dengan karet gelang
  3. Masukkankedalamalat standar menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang lalu masukan ke dalam oven.

PEMBUATAN MEDIA

I. TEORI DASAR
Media/substansia terdiri atas campuran nutrient (zat makanan) yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam laboratorium media memiliki 2 fungsi, untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.
Kebutuhan dasar suatu media pembenihan antara lain sumber energi, karbon, nitrogen, garam-garam, kondisi PH dan faktor pertumbuhan.
Sifat media pembenihan yang ideal meliputi memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman, pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, mampu meperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan.
II. JENIS MEDIA
1)        Media Cair
Digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebar ke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman. Contoh media cair Nutrient Broth (NB), Pepton Diution Fluid (PDF), Lactose Broth (LB), Mac Conkey Broth, dll.
Pepton merupakan protein yang diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsin, papain. Pepton mengandung nitrogen dan bersifat sebagai larutan penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%.
Contoh Media Cair
Fungsi
a.       Kaldu Nutrisi (Nutrient Broth)
Media pengayakan dan pembiakkan
b.      Kaldu Darah
Media pembiakkan dan melihat sifat hemolisis
c.       Air Pepton (PDF)
Media pengayakkan
d.      Kaldu Empedu
Media pembiakkan bakteri enterik
e.       Gula Pepton (kaldu gula-gula)
Media untuk melihat fermentasi gula


2)        Media Padat
Digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA), Potato Detrose Agar (PDA), Plate Count Agar (PCA), dll.
Contoh Media Padat
Fungsi
a.       Agar Nutrisi (Nutrient Agar)
Untuk mempelajari koloni bakteri
b.      Agar Darah
Untuk melihat koloni bakteri dan sifat homolisis
c.       Agar Endo
Media pembiakkan bakteri enterik, dapat digunakkan untuk membedakan bakteri peragi laktosa dan bukan peragi laktosa
d.      EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)
Media pembiakkan bakteri enterik, dapat digunakan untuk membedakan bakteri peragi laktosa dan bukan peragi laktosa
e.       SS Agar (Salmonella Shigella Agar)
Media pembiakkan Salmonella dan Shigella
f.        TCBS (Thiosulphate Citrate Bile Sucrose Agar
Media pembiakkan fibrio
g.      Agar Darah Telurit
Media pembiakkan Corynebacterium diphteriae
h.      Agar Miring
Lowenstein-Jensen
Media pembiakkan Mycobacterium tuberculosis
i.        TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Media untuk melihat kemampuan bakteri dalam ragi gula dan membentuk H2S
j.        Nutrient Agar (NA)
Untuk peremajaan koloni murni


3)        Media Khusus
Digunakan untuk pengayaan, media selektif dan media indikator.
Ø  Media diperkaya
Media dasar yang ditamnbahkan zat-zat tertentu
Ø Media selektif
Media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan, contohnya SS Agar.
Ø Media differensial
Media yang digunakan untuk beberapa jenis bakteri, contoh: EMB Agar
Ø Media Transport
Media yang digunakan untuk membawa sampel atau specimen. Pada pengambilan specimen di luar laboratorium, untuk mencegah kematian bakteri maka sampel dapat di tanam dalam media transport sebelum dipindahkan pada medium pertumbuhan yang diperlukan, contoh: Medium Carry Blayer, Stuart.

III.             Pembuatan Media
Alat dan bahan
1.        Alat
        Tabung reaksi 40 buah
Ø   30 buah untuk BGLB
Ø   10 buah untuk PDF
        Kapas
        Kertas
        Karet gelang


2.        Bahan
      Aqua dest
      Plate Count Agar (PCA) 300 ml
      Pepton Dilution Fluid
            (PDF) 500ml
      BGLB 270 ml
      NA 250 ml
      MHA 250 ml
      NaCl 0,9% 100 ml
      NaCl 0,9% 250 ml

IV.             Perhitungan Bahan
Per kelompok
      PDF = 500 ml (1% b/v)

      PCA =  3oo ml (17,5 gram dalam 1 liter)

      BGLB = 270 ml (40 gram dalam 1 liter)- untuk 30 tabung

Per kloter
NA = 250 ml (28 gram dalam 1 liter) – dibuat 2x

MHA = 250 ml (38 gram dalam 1 liter)- dibuat 2x

NaCl 0,9% = 100 ml

NaCl 0,9%% = 250 ml




V.                Cara Pembuatan Media
1.        Pembuatan PDF
·         Masukkan PDF ke dalam elemeyer
·         Larutkan dengan aqua dest ad 500 ml aduk ad homogen
·         Tuang PDF dalam elemeyer ke dalam 10 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml lalu tutup dengan kapas hingga rapat
·         Ikat 10 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu bungkus rapat dengan kertas
·         Masukkan ke dalam oven.

2.        Pembuatan BGLB
·         Masukkan BGLB ke dalam erlenmeyer
·         Larutkan dengan aqua dest ad 270 ml aduk ad homogen
·         Tuang BGLB kedalam 30 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml
·         Masukkan tabung durham, hilangkan oksigen pada tabung durham dengan membalik tabung reaksi yang ditahan dengan jari
·         Tutup dengan kapas hingga rapat
·          Ikat 30 tabung reaksi menggunakan karet gelang, masing-masing 9 tabung, lalu bungkus rapat  dengan kertas
·         Masukkan ke dalam oven

3.        Pembuatan PCA
·         Masukkan PCA ke dalam erlenmeyer
·          Larutkan dengan menggunakan aquadest ad  250 ml   aduk ad homogen kemudian tutup rapat dengan kapas
·         Masukkan ke dalam oven

PRAKTIKUM II
ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI

I.                   TEORI DASAR
Definisi koloni adalah suatu organism hidup, baik uniselular maupun multiselular dapat berada sebagai individu terpisah atau sebagai agregat (kumpulan) yang bebas satu sama lain. Sebuah koloni hewan mungkin terdiri dari hewan uniselular atau hewan multiselular, namun hewan multiselular bukan sebuah koloni hewan uniselular. Walaupun demikian, ada juga sebuah koloni hewan multiselular yang karena aktivitas hidupnya bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai satu organisme.
Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).
Angka Lempeng Total bakteri adalah jumlah koloni bakteri aerob yangterdapat dalam tiap gram ataupun ml sample uji. Untuk mendapatkan Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) representatif dilakukan terhadap beberapa pengenceran pada sample seperti , , , dan seterusnya.
Hal ini dikarenakan dengan melakukan pengenceran, maka jumlah mikroba yang tersuspensi di dalam air steril menjadi lebih kecil. Hal ini terlihat dari jumlah mikroba yang teramati setelah pengenceran hingga keempat kalinya, bahwa umumnya semakin banyak pengenceran yang dilakukan maka jumlah mikroba yang terhitung semakin sedikit.


Untuk menghitung jumlah koloni dilakukan sebagai berikut:
-          Jumlah koloni yang representatif
-          ALTB dihitung dari petri dish dengan jumlah koloni representatif
-          Jika tidak terdapat jumlah koloni representatif, ALTB merupakan prakiraan dari pengenceran tertinggi

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.
Adapun kelemahan dari metode ini adalah :
1.      Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok.
2.      Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
3.      Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

II.                ALAT DAN BAHAN
1.      Petri dish
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet ukur
4.      Erlenmeyer
5.      Pepton Dilution Fluid (PDF)
6.      Plate Count agar
7.      Sample makanan, minuman, dan  jamu



III.             CARA KERJA
v  JAMU
1.      Larutkan serbuk jamu yang beratnya 7 gram dengan menggunakan PDF hingga 70 ml
2.      Buat pengenceran sample jamu mulai konsentrasi , , , ,
3.      Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran , ,  duplo ke dalam petri dish
4.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata dan biarkan membeku
5.      Inkubasi 24 – 48 jam pada suhu  C
6.      Hitung Angka Lempeng Total Bakteri

v  MAKANAN RINGAN
1.      Hancurkan makanan dalam kemasan sebelum dibuka, berat makanan sebesar 18 gram, kemudian larutkan  dengan menggunakan PDF hingga 180 ml
2.      Buat pengenceran sample makanan mulai konsentrasi , ,
3.      Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran , , duplo ke dalam petri dish
4.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata dan biarkan membeku
5.      Inkubasi 24 – 48 jam pada suhu  C
6.      Hitung Angka Lempeng Total Bakteri






v  MINUMAN RINGAN
1.      Buat pengenceran sample minuman mulai konsentrasi , , ,
2.      Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran , ,  duplo ke dalam petri dish
3.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata dan biarkan membeku
4.      Inkubasi 24 – 48 jam pada suhu  C
5.      Hitung Angka Lempeng Total Bakteri

IV.             HASIL DAN PENGAMATAN PRAKTIKUM

v  ALTB JAMU SERBUK ( Kelompok 1)
Sample            : Jamu Pegel Linu
Diproduksi     : PT. Sido Muncul
No. Batch       :
No. Reg          : POM TR 082 280 381
Konsentrasi sample : , , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    28      37
ü      :    16       17
ü      :    14        15
ü   
ALTB :  (28 + 37) : 2 :  = 32,5 x  Kol / g
                                                = 3,25 x  Kol / g
SYARAT ALTB JAMU SERBUK < Kol / g”
KESIMPULAN : JAMU PEGAL LINU MEMENUHI SYARAT ALTB



v  ALTB JAMU SERBUK ( Kelompok 2)
Sample            : Jamu Pegel Linu
Diproduksi     : PT. AIR MANCUR
No. Batch       :
No. Reg          : TR092206091
Konsentrasi sample : , , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    7      18
ü      :    4       3
ü      :    1       2

ALTB :  (7 + 18) : 2 :  = 1,5 x  Kol / g                             
SYARAT ALTB JAMU SERBUK < Kol / g”
KESIMPULAN : JAMU PEGEL LINU DENGAN NO. BATCH 13112504 MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB JAMU SERBUK ( Kelompok 3)
Sample            : Jamu Pegal Linu
Diproduksi     : PT.Jamu Jago
No. Batch       :13120902
No. Reg          : POM TR 072 271 541
Konsentrasi sample : , , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    20       72
ü      :    24        39
ü      :    35         26





ALTB :  61 x 105 : 2 :  30,5 x  Kol / g
                                                = 3,01 x  Kol / g

SYARAT ALTB JAMU SERBUK < Kol / g”

KESIMPULAN : JAMU PEGAL LINU DENGAN NO. BATCH  13120902 MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB JAMU SERBUK ( Kelompok 4)
Sample            : Jamu Ngeres Linu
Diproduksi     : PT. Nyonya Meneer
No. Batch       :
No. Reg          : Depkes RI No. TR. 771 215 181
Konsentrasi sample : , , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      : 35  29  
ü      : 15  18
ü      : 30   46

ALTB :  38 x 105  Kol / g
            = 3,8 x  Kol / g

SYARAT ALTB JAMU SERBUK < Kol / g”

KESIMPULAN : JAMU NGERES LINU  MEMENUHI SYARAT ALTB


v  ALTB MAKANAN RINGAN ( Kelompok 1)
Sample            : Potatos
Diproduksi     : PT Garuda Indonesia
No. Batch       :
No. Reg          : BPOM RI MD 2277110752036
Konsentrasi sample : , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    5       5
ü      :    7       8
ü      :    10       4
ALTB :  (10 + 4) : 2 : = 7 Kol / g
SYARAT ALTB MAKANAN RINGAN < Kol / g”
KESIMPULAN : POTATOS MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MAKANAN RINGAN ( Kelompok 2)
Sample            : Good Time
Diproduksi     : PT ARNOTT’S INDONESIA
No. Batch       : K17D23
No. Reg          : BPOM RI MD 236228001009
Konsentrasi sample : , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    27      4
ü      :    2       8
ü      :    1       24
ALTB :  (27 + 4) : 2 : = 1,55 x  Kol / g
SYARAT ALTB MAKANAN RINGAN < Kol / g”
KESIMPULAN : GOOD TIME  MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MAKANAN RINGAN ( Kelompok 3)
Sample            : Roma Biskuit Kelapa
Diproduksi     : PT Mayora Indah Tbk
No. Batch       : 0120 TG 1003307511
No. Reg          : BPOM RI MD 227110302036
Konsentrasi sample : , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :    2       1
ü      :    1       5
ü      :    0       0
ALTB :  0 Kol / g
SYARAT ALTB MAKANAN RINGAN < Kol / g”
KESIMPULAN : ROMA BISKUIT KELAPA DENGAN NO. BATCH 0120 TG 1003307511 MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MAKANAN RINGAN ( Kelompok 4)
Sample            : Biskuit Energi
Diproduksi     : PT Mondelez Indonesia
No. Batch       :
No. Reg          : BPOM RI MD 23510063288
Konsentrasi sample : , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü      :  20  24   
ü      :  1  3
ü      :  1  1 
ALTB :  22 x 103 Kol / g
SYARAT ALTB MAKANAN RINGAN < Kol / g”
KESIMPULAN : BISKUIT ENERGI  BISKUIT KENTANG DENGAN NO. BATCH 14 L MEMENUHI SYARAT ALTB








v  ALTB MINUMAN RINGAN ( Kelompok 1)
Sample            : Arinda
Diproduksi     : PT Sinar Maju
No. Batch       : -
No. Reg          : BPOM RI MD 449610279022
Konsentrasi sample : , , ,

Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü   :     6       1
ü      :    2       2
ü      :    2       1

ALTB :  (6 + 1) : 2 : = 3,5 Kol / ml
SYARAT ALTB MINUMAN RINGAN < Kol / ml”
KESIMPULAN : ARINDA MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MINUMAN RINGAN ( Kelompok 2)
Sample            : Teh semesta
Diproduksi     : PT Aman Food Industri
No. Batch       :
No. Reg          : NO. PIRT 213320103592
Konsentrasi sample : , , ,


Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü   :     5      5
ü      :    5      6
ü      :    2       0



ALTB :  (5 + 5) : 2 :  = 5  Kol / ml
SYARAT ALTB MINUMAN RINGAN < Kol / ml”
KESIMPULAN : BUAVITA GRAPE DENGAN NO. BATCH  4703101 MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MINUMAN RINGAN ( Kelompok 3)
Sample            : Teh Rio
Diproduksi     : PT Tirta Alam Segar
No. Batch       :
No. Reg          : BPOM RI MD 250110013955
Konsentrasi sample : , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü   :     6      0
ü      :    0      0
ü      :    2      1
ALTB  : 1,5 x 102  Kol / mL
SYARAT ALTB MINUMAN RINGAN < Kol / ml”
KESIMPULAN : TEH  RIO MEMENUHI SYARAT ALTB

v  ALTB MINUMAN RINGAN
Sample            : Teh Gelas
Diproduksi     : CS2 Pola Sehat
No. Batch       : -
No. Reg          : BPOM RI MD 268331001041
Konsentrasi sample : , , ,
Jumlah koloni tiap konsentrasi
ü   :    
ü      :   
ü      :   


ALTB :  25 Kol / ml
            = 2,5 x 101 Kol/ml.
SYARAT ALTB MINUMAN RINGAN < Kol / ml”
KESIMPULAN : Teh Gelas  MEMENUHI SYARAT ALTB

V.                PEMBAHASAN
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang sangat penting untuk mengetahui  kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya. Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT). Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Sampel yang digunakan pada percobaan ini dibuat dalam berbagai tingkat pengenceran yaitu , , , ,  dengan tujuan memperkecil konsentrasi pengawet yang digunakan oleh sediaan tersebut dan untuk memudahkan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh.
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan  tingkat  pengenceran , , .

Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri. Selanjutnya cawan petri diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 ºC dalam keadaan terbalik. Cawan petri diinkubasi dalam keadaan terbalik untuk menghindari kontaminasi dari air yang mengembun diatas cawan petri yang mungkin menetes jika cawan petri diletakan pada posisi normal. Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata.
Pada sample beberapa jamu serbuk ditandai dengan hasil positif adanya bakteri. Pada pengenceran terkecil menunjukkan jumlah koloni yang lebih banyak daripada pengenceran yang semakin besar. Akan tetapi, walaupun dalam jamu tersebut mengandung beberapa koloni bakteri, jamu tersebut sudah memenuhi syarat Angka Lempeng Total Bakteri.
Begitupun dengan sample makanan yang sudah dilakukan percobaan, ada beberapa makanan yang tidak mengandung koloni bakteri, akan tetapi makanan tersebut juga tetap mengandung bakteri. Akan tetapibeberapa sample makanan yang telah diuji tersebut semuanya memenuhi syarat Angka Lempeng Total Bakteri untuk dengan aman di konsumsi.
Kemudian beberapa sample minuman kemasan “jus buah” yang telah kami uji, ada beberapa minuman yang negatif mengandung bakteri dan ada beberapa minuman yang positif mengandung bakteri, akan tetapi jumlah bakteri tersebut tidak sebanyak bakteri yang terkandung dalam makanan. Dan minuman tersebut telah memenuhi syarat Angka Lempeng Total Bakteri untuk dengan aman di konsumsi.

VI.             KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Pengenceran merupakan salah satu faktor yang penting dalam penghitungan koloni.
2.      Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran semakin rendah jumlah koloni bakteri.
3.      Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri.
4.      Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya
5.      Makanan, minuman, dan jamu tradisional yang sudah diuji seperti Malkist roma rasa abon, buavita lychee, dan jamu basmingin sudah memenuhi syarat Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB).

MPN COLIFORM
MOST PROBABLE NUMBER COLIFORM


I.       TEORI DASAR
Penggunaan air pada proses pembuatan makanan, minuman, dan jamu berpeluang untuk terkontaminasi oleh bakteri. Pada prinsipnya air di alam dianggap tidak steril. Pada umumnya komponen mikrobiologi dalam persyaratan makanan, minuman dan jamu dinyatakan dengan Escherichia coli sebagai bakteri indicator. Parameter yang digunakan untuk persyaratan mikrobiologi antara lain total coliform dan fecal coliform. Analisis mikrobiologi dapat dilakukan dengan cara metode tabung ganda dan system membrane filter. Metode tabung ganda dilakukan untuk mengetahui total coliform dan fecal coliform menggunakan metode MPN.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi coliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni.

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah coliform dalam sampel.
Pemeriksaan MPN coliform adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui perkiraan jumlah terdekat bakteri coli dan coliform dalam 100 ml sampel. Dalam melakukan pemeriksaan MPN coliform complete test ada beberapa  tahapan yang harus dilalui :

1.            Uji Penduga (Presumptive test)
Pada tahap ini, pemeriksaan dilakukan menggunakan media Lactose Broth (LB). Media ini digunakan bukan tanpa alasan melainkan dengan tujuan dan fungsi khusus yaitu untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri coliform didalam sampel.
2.            Uji Penguat (Confirmed Test)
Pada tahap kedua, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan media Brillian Green Lactose Broth (BGLB). Media ini digunakan dengan maksud untuk media penyubur bagi bakteri coliform sekaligus sebagai media selektif bagi bakteri selain bakteri coliform. Dengan komposisi media yang mengandung laktossa dan garam empedu inilah yang dapat mengizinkan dan mendorong bakteri-bakteri coliform untuk tumbuh secara optima.
3.            Uji Pelengkap (Completed Test
Tahap ini adalah tahap dimana dilakukan pembiakan sampel ke media seperti media Mac conkey ataupun media selektif untuk bakteri jenis Gram negatif batang. Sampel dari media BGLB yang menunjukan hasil positif diinokulasikan pada media Mac Conkey untuk selanjutnya dilakukan identifikasi jenis spesies dari bakteri yang terdapat didalam sampel dengan menggunakan media uji biokimia.
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif (kadang-kadang tetapi tidak selalu). Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Jumlah sampel atau pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif (kadang-kadang tetapi tidak selalu). Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan.

II.                KAJIAN PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
1.      Lactose broth
2.      Tabung reaksi dan tabung durham
3.      Sample uji
4.      Pipet ukur
5.      PDF
6.      Erlenmeyer

B.     Cara Kerja
1.      Buat suspensi sampel + PDF di dalam Erlenmeyer
2.       Memasukkan 9 ml PDF ke dalam masing-masing tabung reaksi (3 tabung pengenceran)
3.      Memasukkan 1 ml  suspensi sampel ke dalam tabung pengenceran pertama (10-1).
4.      Memindahkan 1 ml suspensi dari tabung pengenceran pertama (10-1) ke dalam tabung pengenceran kedua (10-2), kemudian menutup tabung reaksi dengan kapas.
5.       Memindahkan 1 ml suspensi dari tabung pengenceran kedua (10-2) ke dalam tabung pengenceran ketiga (10-3), kemudian menutup tabung reaksi dengan kapas.
6.      Memasukkan masing-masing 9 ml medium LB ke dalam 9 tabung reaksi yang telah berisi tabung durham.
7.      Lalu memasukkan tabung durham secara terbalik ke dalam 9 tabung reaksi.
8.      Memasukkan masing-masing 1 ml suspensi dari tabung pengenceran pertama (10-1) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
9.      Memasukkan masing-masing 1 ml suspensi dari tabung pengenceran kedua (10-2) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
10.  Memasukkan masing-masing 1 ml suspensi dari tabung pengenceran ketiga (10-3) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
11.  Memasukkan 9 tabung uji tersebut ke dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu 37oC.
12.  Amati dan hitung jumlah tabung positif yang terdapat  gelembung gas dan mengalami perubahan warna.
13.  Hitung MPN coliform dengan merujuk pada table MPN coliform
III.             HASIL DAN PENGAMATAN PRAKTIKUM

v  Kelompok 1
·         MPN coliform jamu serbuk
Sampel                  : Jamu Pegel Linu
Diproduksi            : PT. Sido Muncul
No. Batch              : -
No. Registrasi       : POM TR 082 280 381
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
2
2
1
26

Syarat MPN Coliform jamu < 3/g
Kesimpulan : Jamu Pegel Linu tidak memenuhi syarat MPN Coliform

·         MPN coliform makanan ringan
Sampel                  : Potatos
Diproduksi            : PT. Garuda Indonesia
No. Batch              :
No. Registrasi       : BPOM RI MD 2277110352036
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
1
3

Syarat MPN Coliform makanan < 3/g
Kesimpulan : Potatos tidak memenuhi syarat MPN Coliform



·         MPN coliform minuman ringan
Sampel                  : Arinda
Diproduksi            : PT. Sinar maju Indonesia
No. Batch              : -
No. Registrasi       : BPOM RI MD 449610279022
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
              0             
0
< 3

Syarat MPN Coliform minuman < 3/g
Kesimpulan : Arinda memenuhi syarat MPN Coliform

v  Kelompok 2
·         MPN coliform jamu serbuk
Sampel                  : Jamu Pegel Linu
Diproduksi            : PT. Sido Muncul
No. Batch              : 13112504
No. Registrasi       : TR 082 380 341

Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
<3

Syarat MPN Coliform jamu < 3/g
Kesimpulan : Jamu Pegel Linu memenuhi syarat MPN Coliform




·         MPN coliform makanan ringan
Sampel                  : Good Time
Diproduksi            : PT. Mayora Indah Tbk
No. Batch              : 0432JN1003302201
No. Registrasi       : MD 227110305036

Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
1
3

Syarat MPN Coliform makanan < 3/g
Kesimpulan : Good Time tidak memenuhi syarat MPN Coliform

·         MPN coliform minuman ringan
Sampel                  : Teh
Diproduksi            : PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk
No. Batch              : 4703101
No. Registrasi       : BPOM RI MD 0449610301022

Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
2
0
0
9

Syarat MPN Coliform minuman < 3/g
Kesimpulan : Buavita Grape tidak memenuhi syarat MPN Coliform



v  Kelompok  3
·         MPN coliform jamu serbuk
Sampel                  : Jamu Pegal Linu
Diproduksi            : PT. Jamu Jago
No. Batch              :
No. Registrasi       : TR 072 271 541

Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
1
1
0
7

Syarat MPN Coliform jamu < 3/g
Kesimpulan : Jamu Pegal Linu tidak memenuhi syarat MPN Coliform

·         MPN coliform makanan ringan
Sampel                  : Roma Biskuit Kelapa
Diproduksi            : PT. Mayora Indah Tbk
No. Batch              : 0120TO1003307511
No. Registrasi       : MD 227110302036

Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
1
0
 3

Syarat MPN Coliform makanan < 3/g
Kesimpulan : Roma Biskuit Kelapa tidak memenuhi syarat MPN Coliform


·         MPN coliform minuman ringan
Sampel                  : The Rio
Diproduksi            : PT. Tirta Alam Segar
No. Batch              : -
No. Registrasi       : MD 480013027499
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
1
0
1
7

Syarat MPN Coliform minuman < 3/g
Kesimpulan : Teh Rio tidak memenuhi syarat MPN Coliform

v  Kelompok 4
·         MPN coliform jamu serbuk
Sampel                  : Jamu Ngeres Linu
Diproduksi            : PT. Nyonya Meneer
No. Batch              :
No. Registrasi       : Depkes RI No. TR 771215181
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
3
3
0
240

Syarat MPN Coliform jamu < 3/g
Kesimpulan : Jamu Ngeres Linu tidak memenuhi syarat MPN Coliform




·         MPN coliform makanan ringan
Sample                  : Biskuat Energi
Diproduksi            : PT Mondelez Indonesia
No. Batch              :
No. Reg                 : BPOM RI MD 23510063288
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
1
 3

Syarat MPN Coliform makanan < 3/g
Kesimpulan : Biskuat Energi tidak memenuhi syarat MPN Coliform

·         MPN coliform minuman ringan
Sample                  : Teh Gelas
Diproduksi            : PT CS2 Pola Sehat
No. Batch              :
No. Reg                 : BPOM RI MD 268331001041
Tabung gas positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Syarat MPN Coliform minuman < 3/g
Kesimpulan : Teh Gelas  memenuhi syarat MPN Coliform


IV.       PEMBAHASAN

                  Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN.
                  Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organism Coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
                 
                  Gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas dari respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas. Sedangkan kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan karena adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada tabung-tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhan pada bagian permukaannya saja dan juga ada yang mengalami kekeruhan merata pada seluruh media dan sampel. Kekeruhan yang terjadi merata pada media disebabkan karena adanya mikroorganisme anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena adanya mikroorganisme aerob.

V.       KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan penjelasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Pengenceran dalam metode MPN merupakan faktor penting agar mendapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif.
2.      Pada metode MPN Coliform tersebut digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi.
3.      Gelembung udara dan kekeruhan yang terjadi pada tabung durham dan tabung reaksi mengindikasikan adanya aktivitas mikroorganisme.
4.      Pada sampel jamu, makanan dan minuman yang sudah diuji ada yang memenuhi syarat MPN Coiform, dan ada pula yang tidak.

TABEL MPN COLIFORM
JUMLAH GAS TABUNG POSITIF
MPN per GRAM/ml
BATAS KEYAKINAN 95%
1 : 10
1 : 100
1 : 1000

Min
Max
0
0
0
< 3


0
0
1
3
< 0.5
5
0
1
0
3
< 0.5
9
1
0
0
4
< 0.5
20
1
0
1
7
1
21
1
1
0
7
1
23
1
1
1
11
3
36
1
2
0
11
3
36
2
0
0
9
1
36
2
0
1
14
3
37
2
1
0
15
3
44
2
1
1
20
7
89
2
2
0
21
4
47
2
2
1
28
10
150
3
0
0
9
1
36
3
0
1
14
3
37
3
0
2
15
3
44
3
1
0
20
7
89
3
1
0
21
4
47
3
1
2
28
10
150
3
2
0
93
15
380
3
2
1
150
30
440
3
2
2
210
35
470
3
3
0
240
36
1300
3
3
1
460
74
2400
3
3
2
1100
150
4800
3
3
3
2400



PRAKTIKUM III
FLORA NORMAL UDARA, KULIT, DAN MULUT

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan. Habitat alam mikroorganisme antara lain tanah, air, udara, makanan(susu).
Mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia tak dapat digolongkan dengan tegas apakah ia termasuk suatu spesies yang patogen bagi manusia tersebut. Flora dalam tubuh manusia dapat menetap (resident) atau selewat (transient). Flora normal yang menetap tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan mungkin menguntungkan bila ia berada di lokasi yang semestinya dan tanpa adanya keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan penyakit bila karena keadaan tertentu berada di tempat yang tak semestinya atau bila ada faktor predisposisi.
Flora Normal Udara
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan dalam udara karena udara merupakan habitat flora normal. Walaupun mikroorganisme sering ditemukan di udara, mereka tidak berkembang biak disana. Udara luar jarang mengandung bakteri patogen, mungkin karena efek pengeringan, ozon, dan radiasi ultraviolet.
Udara dalam ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus patogen yang berasal dari kulit, tangan, pakaian, dan terutama dari saluran napas atas manusia.
Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal udara
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal udara
Alat dan Bahan
1.      agar NA
2.      inkubator
3.      NaCl 0.9%

Cara Kerja
1.      buka tutup lempeng agar (1), letakkan pada meja praktikum, biarkan terbuka selama 5-10 menit
2.      buka tutup lempeng agar (2), letakkan di luar ruangan praktikum, biarkan terbuka 5-10 menit
3.      tutup kembali masing-masing lempeng agar, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35o
4.      amati jumlah koloni yang ada
Hasil Pengamatan

Udara Luar Ruangan
Udara Dalam Ruangan
Jumlah Koloni
10
25
Flora Normal Kulit
Bakteri yang paling sering ditemukan di kulit adalah Staphylococcus epidermidis, micrococcus, Streptococcus alpha dan nonhemolyticus, difteroid aerob dan anaerob dan Sarcinae. Staphylococcus aureus hanya menetap di hidung dan dalam jumlah yang kecil.
Mencuci tangan dapat mengurangi jumlah kuman sampai 90% dan jumlah semula akan kembali dalam 8 jam.
Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal kulit
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal kulit
Cara kerja
1.      buka tutup lempeng agar(1), letakkan 3 jari pada lempeng agar, tutup kembali
2.      cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kasa steril,buka tutup lempeng agar(2), letakkan 3 jari pada lempeng agar, tutup kembali
3.      inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35oC
4.      amati jumlah koloni

Hasil Pengamatan

Flora normal kulit sebelum cuci tangan
Flora normal kulit sesudah cuci tangan
Jumlah Koloni
»
83
Flora Normal Rongga Mulut
Beberapa bakteri yang terdapat pada mulut adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, beberapa mikrokokus berpigmen, dan Staphylococcus yang bersifat anaerob ditemukan di permukaan gigi dan saliva, Streptococcus viridians, Enterococcus, Neisseria berpigmen, dll.
Mikroorganisme yang banyak terdapat pada saluran napas terutama faring adalah Streptococcus alfa dan nonhemolyticus, difteroid, Haemophilus, Mycoplasma, Pneumococcus, dan Bacteroides.
Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal rongga mulut
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal rongga mulut
Cara kerja
1.      buka tutup lempeng agar
2.      batuk ± 1 kali
3.      tutup kembali lempeng agar, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35oC
4.      amati jumlah koloni
Hasil Pengamatan
Jumlah koloni              : 138
Flora Normal Kuku dan Rambut
Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal kuku dan rambut
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal pada kuku dan rambut

Cara Kerja
1.      siapkan potongan kuku dan helai rambut
2.      buka tutup lempeng agar, lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
3.      letakkan potongan kuku pada bagian 1 dari lempeng agar, letakkan helai rambut pada bagian 2 lempeng agar
4.      tutup kembali lempeng agar, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35oC
5.      amati jumlah koloni
Hasil Pengamatan

Flora normal kuku
Flora normal rambut
Jumlah Koloni
3
14

KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP SUHU DAN DESINFEKTAN

Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti suhu, kelembaban dan pengaruh lain. Kepekaan kuman terhadap zat kimia tertentu dapat dipakai untuk menghindari kontaminasi pada alat ataupun bahan.
Tujuan Praktikum
1.      Memahami pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
2.      Memahami pengaruh proses sterilisasi terhadap pertumbuhan kuman
Alat dan Bahan
1.      biakan kuman
2.      lempeng NA
3.      kapas usap steril
4.      uang logam
5.      ose
6.      spiritus (untuk pembakaran)

Cara Kerja I
1.      ambil satu buah uang logam tempelkan pada permukaan lempeng agar
2.      ambil satu buah uang logam lain, bakar hingga memijar dan tempelkan pada permukaan lempeng agar lain
3.      inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
4.      amati jumlah koloni

Cara Kerja II
1.      lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
2.      buka tutup lempeng agar
3.      goreskan ose yang telah terdapat satu sengkelit biakan bakteri pada salah satu bagian lempeng agar
4.      bakar ose hingga memijar, goreskan pada bagian lain lempeng agar
5.      tutup kembali lempeng agar, inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
6.      amati jumlah koloni

Hasil Pengamatan

Uang logam tidak dipijar
Uang logam dipijar
Ose tidak dibakar
Ose dibakar
Jml Koloni
-
-
4
-


PRAKTIKUM IV
KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. (Obat-Obat Penting, edisi keenam: 65).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini baru dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Berdasarkan pembuatannya antibiotic terbagi menjadi 2 yaitu ;
·         Antibiotik semisintetis
Apabila pada persemaian (culture substrate) dibubuhi zat-zat pelopor tertentu, maka zat-zat ini diinkorporasi ke dalam antibiotikum dasarnya. Hasilnya disebut senyawa semisintetis, misalnya penisilin-v.
·         Antibiotik sintetis
Tidak lagi dibuat secara biosintetis, melainkan seluruhnya melalui sintesa kimiawi, misalnya kloramfenikol.
Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antibiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena lambat laun telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.
Resistensi merupakan zona hambat antibiotik yang terjadi terhadap bakteri, sedangkan sensitifitas merupakan zona hambat yang tidak terjadi pada antibiotik terhadap bakteri.

Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik :
1.      Sifat resisten kuman tersebut terhadap antibiotik yang diberikan.
2.      Akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan.
3.      Akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotik.
Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. 
Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat yang paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dilakukan dengan : 
a)      Cara Cakram (Disc Method)
Menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian di inkubasi. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman disekeliling cakram antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitif terhadap antibiotika tersebut, Cara ini disebut juga cara difusi agar, yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.


b)      Cara Tabung (Tube Dilution Method)
Membuat penipisan antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian di inkubasi. Dengan cara ini akan diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC).


c)      Cara penipisan seri agar lempeng.
Pada umumnya cara ini hampir sama dengan cara tabung atau penipisan kaldu pepton, perbedaannya terletak pada media yang digunakan yaitu pada cara ini menggunakan media padat. Kelemahan cara ini adalah tidak dapat di gunakan untuk semua jenis bakteri. Untuk beberapa bakteri tertentu seperti bakteri yang membentuk koloni yang sangat halus dalam media agar kaldu pepton (contoh:Streptococcus) atau bakteri yang akan menyebar pertumbuhannya dalam media padat (contoh : Proteus)cara ini tidak dapat digunakan.
            Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme.

Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan metode ini yaitu :
1.      Kapas usap steril
2.      Suspensi kuman
3.      MHA
4.      Cakram antibiotic
5.      Pinset

Cara kerja :
1.      Buat suspensi antibiotika dengan kadar tertentu
2.      Buat suspensi bakteri dengan kekeruhan McFarland 0,5.
3.      Celupkan kapas steril kedalam suspensi bakteri, usapkan kapas pada lempeng Muller Hinton Agar hingga merata. Biarkan suspensi mongering 4-5 menit.
4.      Letakkan cakram steril pada lempeng agar, teteskan pada cakram steril larutan antibiotika sebanyak 20 µl.
5.      Inkubasi pada suhu 35oC selama 18-24 jam
6.      Perhatikan ada tidaknya zona hambat yang terbentuk disekitar cakram.
Hasil Pengamatan

Amoxcilin
Cholarampenikol
Tetrasiklin
Staphylococcus aureus
6 cm
6 cm
4,5 cm
5,5 cm
5,5 cm
5 cm
Escherichia coli
3 cm
3,3 cm
3,9 cm
4 cm
4 cm
3,4 cm

PRAKTIKUM V
Pembiakan Bakteri

I. TEORI DASAR
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan disekeliling kita, contohnya pada air.
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganismedalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.
Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau yang disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan metode goresan.

Dalam keadaan sebernarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri yang ada. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa yang membonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman, siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian.
Oleh karena itu percobaan pembuatan biakan murni dilakukan guna menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk memudahkan pemeriksaan perlulah diadakan pemijaran, sehingga sewaktu diperlukan bakteri selaluu tersedia.     

 TUJUAN
·         Untuk mendapatkan biakan kuman yang baru.
·         Untuk mengetahui cara pembiakan kuman.
·         Mampu meremajakan kembali biakan bakteri
ALAT DAN BAHAN
·         5 buah Agar miring NA
·         Kawat Ose
·         Bursen
·         Label
·         Biakan bakteri :
1.      Staphyllococus aureus
2.      Escherichia coli
3.      Bacillus subtilis
4.      Bacillus violens
5.      Serratia marcecens

Cara Kerja :
·         Ambil 5 tabung reaksi yg berisi agar miring.
·         Siapkan biakan bakteri yg sudah tersedia pada agar miring.
·         Beri nama dengan menggunakan label.
·         Siapkan kawat ose, sterilisasi dengan cara dibakar ujungnya.
·         Ambil biakan bakteri.
·         Pijarkan ujung tabung biakan agar tidak ada bakteri yang tertinggal.
·         Pindahkan kedalam media agar miring secara zig-zag.
·         Pijarkan ujung tabung agar miring , kemudian tutup dengan kapas

KESIMPULAN

Membiakan suatu bakteri dapat dilakukan dengan agar miring .
Dan biasanya hasil biakan mikroba berbeda-beda ada yang berwarna dan ada yang tidak tergantung pada biakan mikroba yang digunakan.
PEWARNAAN GRAM
I. TEORI DASAR
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003) Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).

Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram ini bertujuan untuk melihat bakteri bersifat gram positif atau negatif dan bentuknya. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
·         Zat warna utama (violet kristal).
·         Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
·         Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
·         Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

a. Bakteri Gram Negatif Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1.      Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2.      Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam.
3.      Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat
4.      Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
5.      Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
6.      Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
7.      Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
8.      Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.
9.      Peka terhadap streptomisin.
10.  Toksin yang dibentuk Endotoksin

b. Bakteri Gram Positif Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010)

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
8. Tidak peka terhadap streptomisin
9. Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009). Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).
II. TUJUAN
            Untuk membedakan bakteri menjadi dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
III. ALAT DAN BAHAN
·         Aqua dest
·         Carbol kristal ungu
·         Fuchsin
·         Lugol
·         Alkohol 95%
·         Kaca objek
·         Cover glass
·         Mikroskop
·         Immersion oil
      Biakan kuman : Staphyllococus aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Bacillus violens, Serratia marcecens.
       
 IV. CARA KERJA
      Ambil satu sengkelit biakan kuman, letakkan pada kaca objek, suspensi dengan air kemudian difiksasi
      tambahkan pewarna I kristal ungu biarkan selama lima menit, cuci dengan air
      tambahkan cairan lugol biarkan 45-60 detik cuci dengan air
      bilas dengan alcohol 95% sampai warna ungu tidak mengalir, cuci dengan air
      Tambahkan pewarna II fuchsin, diamkan 1-2 menit. Cuci denagn air, keringkan
      tambahkan minyak imersi, tutup dengan cover glass, periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x objektif.
V. Hasil Pengamatan :
       Bakteri Escherichia Coli
       gram negatif (berwarna merah)
       Berbentuk batang panjang
       Soliter dan berkoloni

 




VI. Kesimpulan Praktikum IV                              
Setelah Pewarnaan , jika bakteri berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif (-),dan jika berwarna ungu maka bakteri gram positif (+).

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
ü  Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
ü  Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan.
ü  Banyak sample jamu, makanan dan minuman yang kita lakukan terlihat di mikroskop berbentuk basil dan berwarna ungu termasuk bakter gram positive
ü  Sedangkan yg berbentuk cocobasil dan berwarna merah termasuk bakteri gram negative
ü  pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemar
SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain :
  1. Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan, mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak mikroba yang dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh kita. jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
  2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat dalam bidang menfermentasikan makanan, minuman dan jamu.
3.      Cara pembuatan media pertumbuhan mikroba agar tidak terjadi kontaminasi. Sebaiknya para praktikan memakai masker untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.



DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Buku Pedoman Praktikum Mikrobiologi. 2010. Buku Pedoman Praktikum Mikrobiologi. Jakarta
Tim Penyusun Serial Buku Ajar Farmasi. 2006. Mikrobiologi. Jakarta


Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.