Jumat, 16 November 2018

Laporan Praktikum Mikrobiologi Kloter 2 ( REVISI )


BAB 1
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang

Tidak ada satupun yang menggambarkan biologi sebaik mikroorganisme, mahluk hidup yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Keanekaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi yang diperlihatkan dalam analisa mikroorganisme, telah mengantar kita pada batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru- suatu tes keabsahan hipotesis ilmiah – dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi. Hipotesa yang berguna akan memberikan dasar bagi ilu alam lain, dan keragaman mikroba memberi peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktek. Biokimia, biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang dibutuhkan untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi dapat memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin menjelaskan berbagai proses pertukaran, berbagai bentuk saling membutuhkan (mutualisme) disebut simbiosis yaitu hubungan yang terus menerus antara organisme yang berbeda. Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya kepada parasit. Isolasi karakterisasi sebuah parasit contohnya bakteri patogen atau virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan apa yang diperoleh organisme tersebut saat berbeda dalam sel inang. Kebutuhan ini kadang-kadang menjadi tantangan bagi peneliti.
Pengertian simbiosis, mutualisme dan parasitisme berikatan erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan, semuanya sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil evolusi, suatu konsekuensi biologis dari proses seleksi alam yang terjadi pada bentangan garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik. Sejarah alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum menyimpulkan mikroorganisme, bagian yang paling hitrogen dari seluruh mahluk hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang tidak terpikirkan adanya jenis-jenis peliharaan. Namun dalam abad ke- 19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkina kombinasi sifat-sifat tumbuhan dan binatang. Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik berkembang dengan pertumbuhan relatif sedikit dari seluruh tumbuhan dan binatang.
Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam salah satu dari sua “dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan sebab sebagian jamur-jamur tidak bergerak walaupun jamur hampir tidak memiliki sifat-sifat lain dari tumbuhan dan menunjukkan afinitas filogenik kuat dengan protozoa.
Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan dalam “dunia” yang satu atau lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899, agar jasad renik ditempatkan dalam dunia yang terpisah, protista. Menurut definisi Heckel, dalam protista tergolong alga, protozoa, jamur dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskop electron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari tiga kelompok yang lain dalam struktur sel yang lebih maju, sama dengan sel tumbuhan dan binatang yang dinamakan eukariotik,  kuman memiliki struktur sel yang primitif, prokariotik. Istilah protista yang digunakan sekarang untuk menunjukkan jasad eukariotik, sedangkan semua kelompok kuman dinamakan secara kolektif sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang memiliki membran inti) terhadap prokariota (organisme diamna DNAnya tidak dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplasma. Perbedaan lebih lanjut tentang eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif besar dan adanya organella yang terikat pada membran sel misalnya mitokondria.


2.     Tujuan

1.     Agar kita dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan media yang baik dan benar
2.     Dapat memilih media sesuai dengan kriteria yang tepat
3.     Mampu mngetahui jenis-jenis koloni bakteri
4.     Mampu meremajakan kembali biakan bakteri
5.     Mengetahui flora normal kulit, udara, dan rongga mulut
6.     Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal udara, kulit dan rongga mulut
7.     Mengetahui pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
8.     Memahami pengaruh proses sterilisasi dan desinfeksi terhadap pertumbhan kuman
9.     Mengetahui metode untuk memeriksa kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotik
10. Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil tes kepekaan bakteri
11.Mengetahui jumlah koloni bakteri aerob yag terdapat dalam tiap gram ataupun ml sampe makanan, minuman, dan jamu
12.Untuk menghitung jumlah bakteri bentuk koli yag terapat dalam tiap gram/ml sample makanan, minuman, dan jamu 
 
PRAKTIKUM I
PEMBUATAN MEDIA

1.1                  TEORI
Media atau substansial terdiri atas campuran nutrien (zat makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam laboratorium media memiliki dua fungsi, untuk isolasi dan inokulasi mikroba serat untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.
Kebutuhan dasar suatu media pembenihan:
·         Sumber energi
·         Sumber karbon sumber nitrogen
·         Garam-garam
·         pH yang sesuai
·         Faktor pertumbuhan
Sifat media pembenihan yang ideal:
·            Memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami bakteri
·            Pertumbuhan cepat
·            Murah
·            Mudah dibuat kembali
·            Mampu memperlihatkan khas mikroba yang diinginkan
Jenis media:
1.      Media Cair
Media cair yang digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarkan ke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman.
Contoh: Nutrient broth – NB ; Pepton Dilution Fluid – PDF ; Lactose Broth – LB ; Mac Conkey Broth dll.
Pepton merupakan protein yang diperoleh dari penguraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsi, papain. Peptone mengandung nitrogen dan bersifat sebagai penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan peptone 4%.

2.      Media Padat
Media padat dipergunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni.
Contoh: Media Padat, Nutrient Agar – NA ; Potato Dextrose Agar – PDA ; Plate Count Agar – PCA dll.

3.      Media Khusus
Media khusus digunakan untuk pengayaan, media selektif dan media indikator.

4.      Media diperkaya
Media diperkaya merupakan media dasar yang ditambahkan zat tertentu.

5.      Media Selektif
Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan.

   Perhitungan

PDF  x 22,5 gram = 11,25 gram

MCB  x 35 gram = 9,45 gram

PCA  x 22,5 gram = 5,625 gram

   CARA KERJA

1.     PDF:

l  Masukkan PDF ke dalam elemeyer
l  Larutkan dengan aquadest ad 500 ml aduk ad homogen
l  Tuang PDF dalam elemeyer ke dalam 10 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml lalu tutup dengan kapas hingga rapat
l  Ikat 10 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu bungkus rapat dengan kertas
l  Masukkan ke dalam otoklaf.

2.     MCB :
·         Masukkan MCB  ke dalam elemeyer
·          Larutkan dengan aquadest ad 270 ml aduk ad homogen
·          Tuang BGLB ke dalam 27 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml
·          Masukkan tabung durham, hilangkan oksigen pada tabung  durham
·          Tutup dengan kapas hingga rapat
·          Ikat 25 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu bungkus rapat  dengan kertas
·          Masukkan ke dalam otoklaf


3.      PCA:

·         Masukkan PCA ke dalam elemeyer
·          Larutkan dengan menggunakan aquadest ad  250 ml   aduk ad homogen kemudian tutup rapat dengan kapas
·          Masukkan ke dalam otoklaf

1.2    TUJUAN
Untuk okulasi dan inokulasi mikroba serta uji fisiologi dan biokimia mikroba
1.3  ALAT DAN BAHAN
a.   Petri Dish
b.   Erlenmeyer
c.   Beaker Glass
d.   Kapas
e.   PCA
f.    MCB
g.   Oven
1.4  LEMBAR KERJA

PDF
BGLB
PCA
Volume
500ml
270ml
250ml
Yang ditimbang
500/1000x 22,5 gr = 11,25gr
270/1000x 35 gr= 9,45gr
23.5/1000x 22,5 gr= 5, 625 gr

1.5   STERILISASI

1.a       TEORI
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam praktikum mikrobiologi, sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan cara sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan disterilakn taupun bahan/sediaan yang akan disterilkan.

1.b            Sterilisasi Pemijaran
Cara ini terutama digunakan untuk kawat ose yang terbuat dari platina ataupun nikrome, dilakukan dengan membakar kawat ose sampai pijar.

Sterilisasi Udara Kering (Oven)
Oven umumnya digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas seperti erlenmeyer, beker glass, petri dish dan alat gelas lainnya. Temperatur yang digunakan 1500-1700°C selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat yang disterilkan.

Sterilisasi Uap Bertekanan
Sterilisasi dengan otoklaf merupakan teknik sterilisasi yang paling efisien, karena adanya uap uap panas akan memperbesar penetrasi uap air kedala sel mikroba dan distribusi panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang mempercepat kematian mikroba. Umumnya digunakan untuk sterilisasi alat tertentu.

Sterilisasi dengan Penyaringan
Mekanisme penyaringan berdasarkan perbedaan ukuran partikel, penyaringan dibuat memiliki pori yang tidak tahan pemanasan disterilkan dengan menggunakan penyaring bakteri seperti:
a.              Barneveld filter   ®  penyarinag bakteri dari tanah diatome
b.              Chamberlain filter   ®  penyarinag bakteri dengan porcelain
c.              Seitz filter  ®  penyaringan bakteri dari asbes
d.              Fritted glass filter  ®  penyaringan bakteri dari gelas
TUJUAN STERILISASI
§  Untuk membebaskan alat ataupun bahan dari gelas, bentuk kehidupan terutama mikroorganisme
§  Untuk mengetahui proses sterilisasi pada suatu alat atau bahan
ALAT DAN BAHAN
a.       Petri dish
b.      Erlenmeyer     
c.       Pipet tetes
d.      Kapas
e.       Oven
Cara Kerja
1.     Petri Dish
     Menyiapkan 20 petri dish
     Petri Dish harus kering
     Membungkus cawan dengan kertas
     Masukkan kedalam otoklaf
2.     Erlenmeyer
     Siapkan 3 labu erlenmeyer
     Cuci hingga bersih
     Bilas dengan aquadest
     Bungkus dengan kertas
     Masukkan kedalam otoklaf
3.     Tabung reaksi
     Menyiapkan 40 tabung reaksi
     Cuci bersih
     Bilas dengan aquadest
     Tutup ujung tabung dengan kertas kapas
     Bungkus dalam kertas jadi satu
     Masukkan dlam otoklaf
4.     Tabung Durham (27) dan Pipet
     Bungkus jadi satu dengan kertas
     Masukkan dalam otoklaf

HASIL PERCOBAAN
NO
ALAT/BAHAN
STERILISASI
1
20 buah petri dish
Udara kering (oven)
2
3 buah erlenmeyer
Udara kering (oven)
3
10 buah pipet
Uap bertekanan (otoklaf)
4
27 tabung durham
Otoklaf
5
40 tabung reaksi
Otoklaf


PEMBAHASAN
·         Pada waktu menyatukan tabung reaksi saat akan diikat, letakkan tabung reaksi diatas permukaan meja agar tidak ada tabung yang pecah.
·         Dalam pembuatan MCB, usahakan jangan ada gelembung udara dalam tabung durham, jika didalam tabung durham masih terdapat udara maka kocok kembali sampai tidak terdapat gelembung didalam tabung durham.tujuannya karena media tersebut akan digunakan untuk perkembang biakan bakteri aerob.
·         Hati-hati dalam membungkus alat yang disterilkan, jangan sampai pecah.

KESIMPULAN
·         Media seperti PCA, MCB, dan PDF digunakan sebagai media pembiakan mikroorganisme seperti bakteri atau kuman.
·         Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan nutrisi, melalui media tersebut mikroorganisme mendapatkannya.
·         Dalam pembuatan media pembiakan mikroorganisme ini diperlukan ketelitian, kecermatan dan kehati-hatian.
·         Pada sterilisasi pembuatan pembiakan mikroorganisme ini digunakan otokalf, karena paling efisien dan pada umumnya media mikrobiologi, kapas maupun alat gelas menggunakan otoklaf.

PRAKTIKUM II
Angka Lempeng Total Bakteri

2.1  Tujuan
        1. Mengetahui Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu.
           2. Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu yang memenuhi syarat ALTB
2.2  Teori Singkat
      Angka Lempeng Total Bakteri adalah jumlah koloni bakteri aerob yang terdapat pada tiap gram ataupun ml sample uji. Untuk mendapatkan ALTB representatifi dilakukan terhadap beberapa pengenceran  sample seperti 10-1; 10-2 ; 10-3 dst.
      Sample bentuk padat diperlakukan sebagai berikut; sample padat dihancurkan dalam kemasan sebelum dibuka, timbang sebanyak 25g, larutkan dengan PDF hingga 250 ml.
      Sample berbentuk serbuk seperti jamu, timbang sebanyak 10g, larutkan dengan PDF hingga 100ml.
      Sample cair seperti minuman ringan tidak perlu diencerkan lebih dahulu.

v  Untuk menghitung jumlah koloni dilakukan sebagai berikut:
  1. Jumlah koloni yang representatife antara 30-250 koloni
  2. ALTB dihitung dari Petri dengan jumlah koloni representatife
Jika tidak terdapat jumlah koloni representatife, ALTB merupakan prakiraan pengenceran tertinggi

2.3  Alat dan Bahan
1.      Petri dish
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet Ukur
4.      Erlenmeyer
5.      PDF (Pepton Dilution Fluid)
6.      Plate Court Agar
7.      Sample makanan, minuman, jamu

2.4 Cara Kerja
1.      Buat pengenceran sample dengan PDF.
2.      Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam Petri dish steril (duplo)
3.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku.
4.      Inkubasi 24-48 jam pada suhu 370 C
5.      Hitung angka lempeng total bakteri


v  JAMU
Buat pengenceran sampel jamu mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-3,10-4, 10-5 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung Angka Lempeng Total Bakteri (syarat ALTB jamu serbuk < 106 kol/g)
v  MAKANAN RINGAN
Buat pengenceran sampel makanan ringan mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB makanan ringan < 104 kol/g)

v  MINUMAN RINGAN
Buat pengenceran sampel minuman ringan mulai konsentrasi 10o, 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10o, 10-1, 10-2 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB minuman ringan < 2.102 kol/ml)
                                        

2.5  Hasil Pengamatan Menggunakan ALTB
A.   ALTB Makanan Ringan

1.      Sample: MINI STICK Crackers
Diproduksi:
PT.NISSIN BISKUIT INDONESIA UNGARAN 50519-INDONESIA
No. Batch:
No. Registrasi:
BPOM RI MD 227111445003
Konsentrasi sample:  10-1      10-2       10-3
Jumlah koloni tiap konsentrasi:
10-1 = 6 dan 9
10-2 = 7 dan 14
10-3 =1 dan 3

ALTB  =  (7+14): 2 x 10-2
             =  10,5 x 102 Kol/g

Syarat ALTB makanan ringan < 104 Kol/g
Kesimpulan: MINI STICK Crackers dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227111445003  memenuhi syarat ALTB.

2.   Sample: Biskuat
Diproduksi: Kraft - Indonesia
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288
Konsentrasi Sample:             10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
     10 -1           : 7        0
     10 -2           : 5        1
     10 -3              : 1        3
ALTB          = (7 + 0): 2: 10 -1= 3,5 x 10 1 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan :
Biskuat dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288 memenuhi syarat ALTB.


3. Sample: Chuba stik-stik
Diproduksi   : PT. Sentral Multirasa Utama
No. Batch:
No. Registrasi: MD 255610036085
Konsentrasi Sample:             10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
     10 -1           :
6        24
     10 -2           :
36      2
     10 -3              : 1        3
ALTB          = (
6 + 24): 2: 10 -1= 15 x 10 1 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpula
n: Chuba stik-stik dengan No. Registrasi: BPOM RI MD MD 255610036085 memenuhi syarat ALTB.

4. Sample: Go! Potato
Diproduksi   :  PT. Siantar Top
No. Batch: 8886013457725
No. Registrasi: MD 227113558041
Konsentrasi Sample:             10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
     10 -1           :
5        34
     10 -2           :
13      36
     10 -3              :
7        15
ALTB          = (
15 + 36): 2: 10 -2= 24,5 x 10 2 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan:
Go! Potato dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227113558041 memenuhi syarat ALTB.


B.    ALTB MINUMAN RINGAN

1. Sample    :  TEH Kotak
Diproduksi :
PT.ULTRA JAYA MILK INDUSTRY&TRADING CO,Tbk
No. Batch:
No. Registrasi:
BPOM RI MD 450110011022
Konsentrasi sample: 100       10-1       10-2      10-3

Jumlah koloni tiap konsentrasi:
100  = 1 dan 1
10-1 = 4 dan 4
10-2 =  1 dan 1


ALTB  = (4+4): 2 x 10-1
        =  4 x 10-2Kol/g

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2. 102  Kol/ml

Kesimpulan:
Minuman Teh Kotak dengan  No.Registrasi: BPOM RI 450110011022 memenuhi syarat ALTB

2. Sample: Teh Gelas
Diproduksi :
PT. CS2 Pola Sehat
No. Batch   :
No. Registrasi:
BPOM RI MD 150178015055
Konsentrasi Sample : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi       :
   10 0          : 1    4
   10 -1           : 0        0
   10 -2           : 0        0
  
ALTB         = (1+4) : 2 : 10 0 = 2.5 Kol/g

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g

Kesimpulan  :
Teh Gelas dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 150178015055 memenuhi  syarat ALTB.

3. Sample: Granita (kopi cappucino)
Diproduksi:
PT. Setia Pesona Cipta, Cikarang, Indonesia.
No. Batch :
No. Registrasi:
MD 250910001888
Konsentrasi Sample : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi       :
   10 0          : 1
4    12
   10 -1           :
2        0
   10 -2           :
1        4
  
ALTB         = (1
4+12) : 2 : 10 0 = 13 x 10 0  Kol/g

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g

Kesimpulan  :
Granita dengan No. Registrasi :       BPOM RI MD 250910001888 memenuhi  syarat ALTB.

4. Sample: Arinda
Diproduksi :
PT. Lambang Cahaya Berkat
No. Batch   :
8995235000210
No. Registrasi:
BPOM RI MD 213320101161
Konsentrasi Sample : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi       :
   10 0          : 1
4    12
   10 -1           :
2        0
   10 -2           :
1        4
  
ALTB         = (
9+10) : 2 : 10 0 = 8 x 10 0  Kol/g

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g

Kesimpulan  :
Arinda dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 213320101161 memenuhi  syarat ALTB.
C.   ALTB JAMU SERBUK

1.      Sample                       : JAMU Pegal Linu
Diproduksi
                : SIDO MUNCUL
No. Batch
                  : 8998898109108
No. Registrasi
            : POM TR.102 219 821
Konsentrasi Sample: 10 -1 10 -2 10 -310 -4 10 -5

Jumlah Koloni tiap konsentrasi    :
      10 -3                 : 10      22
      10 -4                 : 9        18
      10 -5                  : 3        4
ALTB        = (10 + 22) : 2 x 10 -3= 16.000 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan           :
      Jamu Pegel Linu dengan No. Registrasi :       POM TR.102 219 821 memenuhi      syarat ALTB.
  2. Sample            : Jamu Sariawan
      Diproduksi      : PT. Nyonya Meneer
      No. Batch        : BG 1412
      No. Registrasi : BPOM RI TR 082206591
                 
Konsentrasi sample :   10-3       10-4        10-5
     
     
Jumlah Koloni tiap Konsentrasi
       10-3     :            30       35
       10-4     :           30 5                
10-5        : 31 5
      ALTB: (30+35) : 2 :  10-5   =
                                     = 3,25 x 106 kol/g
     
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 106 Kol/g
     
Kesimpulan :
      Jamu Sariawan dengan No. Registrasi BPOM RI TR 082206591 dan No. Batch BG 1412
tidak  memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
     
3. Sample              : Jamu Galian Singset
Diproduksi
           : PT. Sidomuncul
No. Batch
              : 12030501
No. Registrasi       :TR 092203881
Konsentrasi Sample          : 10 -1 10 -2 10 -310 -4 10 -5

Jumlah Koloni tiap konsentrasi    :
      10 -3                 : 17      7
      10 -4                 : 11      7
      10 -5                  : 14      67
ALTB        = (14 + 67) : 2 : 10 -5  = 4.05 x 10 6
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan           :
Jamu Galian Singset dengan No. Registrasi TR 092203881 tidak memenuhi syarat ALTB.
4. Sample                       : TAY PIN SAN (cap kupu-kupu)
Diproduksi            :
PT. Bintang kupu-kupu
No. Batch
              :
No. Registrasi
       : TR 082 290 201
Konsentrasi Sample          : 10 -1 10 -2 10 -310 -4 10 -5


Jumlah Koloni tiap konsentrasi    :
      10 -3                 : 29      39
      10 -4                 : 18      20
      10 -5                  : 9        11
ALTB                                : (29 + 39) : 2 : 10 -3
                              = 3.4 x 10 4 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan           :
TAY PIN SAN (cap kupu-kupu) dengan No. Registrasi DEPKES RI No. TR 933201181 memenuhi syarat ALTB.
2.6   Kesimpulan Praktikum II

*      Semua sample makanan ringan memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
*      Semua sample minuman ringan memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
*      Ada salah satu sample jamu yang tidak memenuhi syarat ALTB berarti tidak aman untuk dikonsumsi.

PRAKTIKUM III
MPN (Most Probable Number) Coliform

3.1 TUJUAN
l  Menghitung jumlah bakteri koli yang terdapat dalam tiap gram/ml sample makanan, minuman ataupun jamu.
l  Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu yang memenuhi syarat MPN (Most Probable Number) Coliform.

3.2   Alat dan Bahan
1.     MCB
2.     Tabung reaksi + tabung Durham
3.     Sample Uji
4.     Pipet Ukur
5.     PDF
6.     Erlenmeyer

3.3       Cara Kerja
1.      Buat pengenceran sample dengan konsentrasi    10-1; 10-2 ; 10-3
2.      Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam larutan LB (triplo)
3.      Inkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam
4.      Catat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukkan gas
5.      Hitung MPN Coliform sample dengan merujuk pada table MPN Coliform.


3.4      Hasil Pengamatan Menggunakan MPN Coliform

A.   MPN Coliform MAKANAN RINGAN

1.      Sample:                 MINI STICK Crackers
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform MINI STICK Crackers 3g/ml memenuhi syarat

2.      Sample:                 Biskuat
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform Biskuat 3g/ml memenuhi syarat

3.      Sample:                 Chuba Stik Stik
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform Chuba Stik Stik 3g/ml memenuhi syarat

B.     MPN Coliform MINUMAN RINGAN

1.      Sample:                 Teh Kotak
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Teh Kotak 3g/ml memenuhi syarat

2.      Sample:                 Teh Gelas
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Teh Gelas 3g/ml memenuhi syarat

3.      Sample:                 Granita
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Granita 3g/ml memenuhi syarat

C.   MPN Coliform JAMU SERBUK

1.      Sample:              Jamu Pegal Linu
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Pegal Linu 3g/ml memenuhi syarat

2.      Sample:              Jamu Sariawan
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Sariawan 3g/ml memenuhi syarat

3.      Sample:              Jamu Tay Pin San
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-5
MPN Coliform
0
0
0
< 3

Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Tay Pin San 3g/ml memenuhi syarat

3.5 Kesimpulan Praktikum III

  • Untuk semua sample makanan dan minuman memenuhi syarat MPN Coliform.
  • Untuk semua sample jamu  memenuhi syarat MPN Coliform < 3/g
  • Semua sample yg telah di uji Melalui MPN Coliform layak untuk di konsumsi karena memenuhi syarat

4.     Pembiakan Bakteri
4.1 TUJUAN
     Untuk mendapatkan biakan kuman yang baru
     Untuk mengetahui cara pembiakan kuman
4.2 ALAT DAN BAHAN
      4 buah Tabung Reaksi
      Kawat Ose
      Spiritus
      Label
      Biakan bakteri :
     Escherichia coli
     Bacillus subtilis
     Staphyloccocus aureus
4.3 Cara Kerja :
     Ambil 4 tabung rx yg berisi agar miring
     Siapkan biakan bakteri yg sudah tersedia pada agar miring
     Beri nama dengan menggunakan label
     Siapkan kawat ose
     Ambil biakan bakteri
     Pijarkan ujung tabung biakan agar tidak ada bakteri yang tertinggal
     Pindahkan kedalam media agar miring secara zig-zag
     Pijarkan ujung tabung agar miring , kemudian tutup dengan kapas
     Inkubasi dngan inkubaktor selama 24 jam 370C
Segera lihat hasilnya


4.4 KESIMPULAN

Membiakan suatu bakteri dapat dilakukan dengan agar miring .
Dan biasanya hasil biakan mikroba berbeda-beda ada yang berwarna dan ada yang tidak tergantung pada biakan mikroba yang digunakan.


5. FLORA NORMAL UDARA, KULIT DAN MULUT
5.1       Flora Normal Udara
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan dalam udara karena udara merupakan habitat flora normal
5.2     Tujuan Praktikum :
            -Mengetahui flora normal udara
            -Melakukan pemeriksaan sederhana untuk    mendeteksi keberadaan      flora normal udara
5.3  Alat dan Bahan :
         a.Agar NA
         b.Inkubator
        c.Pewarnaan gram
        d.Gelas objek
5.4  Cara Kerja:
      Buka petri dish di udara luar selama 5 menit tutup kembali lempeng agar.
      Buka petri dish di udara dalam ruangan, ulang langkah satu pada permukaan lempeng agar lain.
      Buka petri dish pada udara mulut, ulang langkah satu pada permukaan lempeng agar lain.
      Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
      Bandingkan yang terjadi.



 5.5 Hasil Pengamatan:


6. FLORA NORMAL JARI TANGAN
6.1 Cara Kerja:
      Lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
      Letakkan 3 jari pada bagian I dari lempeng agar
      Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kasa steril, letakkan 3 jari pada bagian II lempeng agar
      Tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35°C
      Amati jumlah koloni yang ada dan lakukan pewarnaan gram

6.2 Lembar kerja:
Flora normal kulit sebelum cuci tangan

Flora normal kulit setelah cuci tangan

Jenis koloni :

Jenis koloni :

Jumlah koloni = 2 koloni

Jumlah koloni = 1 koloni


    II.            Flora Normal Rongga Mulut
Tujuan Praktikum
1.  Mengetahui flora normal rongga mulut
2. Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal rongga mulut

Cara kerja:
      Lempeng agar dibuka
      Hembuskan udara nafas melalui mulut sebanyak 3x
      tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35°C
      Amati jumlah koloni yang ada
      Warnai dengan pewarnaann gram, gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh
Hasil Pengamatan:
Letak Flora normal
 
Jumlah koloni
 
Rongga mulut
0 koloni
Rambut kepala :
 
- wanita
2 koloni



Kesimpulan

Di tubuh kita terdapat flora normal dalam jumlah tertentu berfungsi sebagai pelindung, namun jika jumlahnya berlebih dapat menjadi patogen. Di udara terdapat banyak mikrooganisme karena udara merupakan salah satu habitat flora normal.
Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan diri kita sendiri dan lingkungan. Dengan cara merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP SUHU
      Tujuan Praktikum
            Memahami pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
      Alat dan Bahan :
            -Biakan kuman
            -Lempeng NA
            -Kapas usap steril
            -Uang logam
Cara kerja :
      Ambil satu sengkelit biakan kuman masukkan dalam agar
      Celupkan kapas usap ke dalam suspensi kuman dan oleskan pada permukaan agar secara merata
      Sisa suspensi kuman dididihkan, setelah mendidih ulangi langkah 2 pada lempeng agar yang lain
      Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
Bandingkan yang terjadi
Hasil pengamatan:
 
Suspensi kuman
Suspensi kuman yang dididihkan
 
Pengamatan
 
 
6 koloni
0 koloni
 

 




Melihat pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kuman
Cara kerja
      Ambil satu buah uang logam tempelkan pada permukaan lempeng agar
      Ambil satu buah uang logam yang lain, bakar hingga memijar dan tempelkan pada permukaan lempeng agar lain
      Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C
      Amati yang terjadi
Hasil pengamatan:
Uang logam yang tidak dipijar
Uang logam yang dipijar

Tak terhingga
0 koloni

Kesimpulan:
Suhu dapat mempengaruhi jumlah koloni bakteri karena umumnya pada suhu tinggi bakteri tidak dapat hidup

KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA
Tujuan praktikum:
1. Mengetahui metode untuk  memeriksa kepekaan kuman  terhadap berbagai antibiotik
2.Mampu melakukan interpretasi       terhadap hasil tes kepekaan    antibiotika
ALAT / BAHAN:
1.      Suspensi antibiotik (Kloramfenikol, Amoksilin)
  1. Agar
  2. Suspensi kuman
  3. Cakram antibiotika
  4. Pinset
  5. Alat yang gatau namanya
CARA KERJA:
  1. Buat suspensi antibiotika dengan kadar tertentu
  2. Ambil 20 mikroliter suspensi antibiotik dengan alat yang gatau namanya
  3. Teteskan suspensi di atas cakram steril pada agar yang sudah diberi bakteri
  4. Inkubasi pada suhu 35°C selama 18 – 24 jam
  5. Perhatikan ada tidaknya & hitung zona hambat yang terbentuk disekitar cakram
HASIL / PENGAMATAN:
Diameter zona hambatan ( dlm cm ):


ANTIBIOTIKA
Amoxicillin
Tetrasiklin
Kloramphenicol
BAKTERI
KONSENTRASI
20 µl
20 µl
20 µl
Escericia coli
 
3.75
4.1
5.16
Ma 2
 
5.92
5.8
4.3
   
                                        

Kesimpulan
Antibiotik dalam konsentrasi tertentu mampu membunuh bakteri yang peka terhadap antibiotik tersebut. Pemeriksaan kepekaan antibiotika terhadap bakteri dapat dilakukan dengan cara cakram.Mekanisme kerja antibiotik adalah bakterisid dan bakteriostatik. Semakin besar diameter antibiotic berarti semakin besar pula spectrum kerjanya untuk menghambat ataupun membunuh bakteri.  
Praktikum IV
Sabtu, 9 Maret 2013
PEWARNAAN GRAM

TUJUAN
            Untuk membedakan bakteri menjadi dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
ALAT DAN BAHAN
      aqua dest
      carbol kristal ungu
      Fuchsin
      lugol
      alcohol 95%
      kaca objek
      cover glass
      mikroskop
      immersion oil



Biakan kuman
      Staphyllococus aureus
      Escherichia coli
      Bacillus subtilis
      Bakteri makanan
CARA KERJA
      Ambil satu sengkelit biakan kuman, letakkan pada kaca objek, suspensi dengan air kemudian difiksasi
      tambahkan pewarna I kristal ungu biarkan selama lima menit, cuci dengan air
      tambahkan cairan lugol biarkan 45-60 detik cuci dengan air
      bilas dengan alcohol 95% sampai warna ungu tidak mengalir, cuci dengan air
      Tambahkan pewarna II fuchsin, diamkan 1-2 menit. Cuci denagn air, keringkan
      tambahkan minyak imersi, tutup dengan cover glass, periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x objektif
Staphilococus aurens
  • Bentuk Cocus
  • Warna ungu
  • Bakteri gram +

Bacillus Subtilis
      Bentuk basil
      Warna ungu
      Bakteri gram +

Escherichia coli
      Bentu basil
      Warna merah muda
      Bakteri gram (-)

Bakteri Pada Sampel Makanan
      Bentuk basil
      Warna merah muda
      Bakteri gram (-)

Kesimpulan Praktikum IV
Setelah Pewarnaan , jika bakteri berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif (-),dan jika berwarna ungu maka bakteri gram positif (+).



Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.