BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tidak ada satupun yang menggambarkan biologi sebaik
mikroorganisme, mahluk hidup yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Keanekaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi
yang diperlihatkan dalam analisa mikroorganisme, telah mengantar kita pada
batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru- suatu
tes keabsahan hipotesis ilmiah – dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi.
Hipotesa yang berguna akan memberikan dasar bagi ilu alam lain, dan keragaman
mikroba memberi peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan,
adalah suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktek.
Biokimia, biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang
dibutuhkan untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi
dapat memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin
menjelaskan berbagai proses pertukaran, berbagai bentuk saling membutuhkan
(mutualisme) disebut simbiosis yaitu hubungan yang terus menerus antara
organisme yang berbeda. Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut
parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya
kepada parasit. Isolasi karakterisasi sebuah parasit contohnya bakteri patogen
atau virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan
apa yang diperoleh organisme tersebut saat berbeda dalam sel inang. Kebutuhan
ini kadang-kadang menjadi tantangan bagi peneliti.
Pengertian simbiosis, mutualisme dan parasitisme
berikatan erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan,
semuanya sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil
evolusi, suatu konsekuensi biologis dari proses seleksi alam yang terjadi pada
bentangan garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman
genetik. Sejarah alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita
sebelum menyimpulkan mikroorganisme, bagian yang paling hitrogen dari seluruh
mahluk hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup
yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang tidak terpikirkan adanya
jenis-jenis peliharaan. Namun dalam abad ke- 19, menjadi jelas bahwa jasad
renik memiliki semua kemungkina kombinasi sifat-sifat tumbuhan dan binatang.
Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik berkembang dengan
pertumbuhan relatif sedikit dari seluruh tumbuhan dan binatang.
Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan
semua jasad dalam salah satu dari sua “dunia”, tumbuhan atau binatang,
menimbulkan sejumlah keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan
sebab sebagian jamur-jamur tidak bergerak walaupun jamur hampir tidak memiliki
sifat-sifat lain dari tumbuhan dan menunjukkan afinitas filogenik kuat dengan
protozoa.
Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang
kelompok-kelompok peralihan dalam “dunia” yang satu atau lainnya, Heckel
mengusulkan pada tahun 1899, agar jasad renik ditempatkan dalam dunia yang
terpisah, protista. Menurut definisi Heckel, dalam protista tergolong alga,
protozoa, jamur dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskop
electron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari
tiga kelompok yang lain dalam struktur sel yang lebih maju, sama dengan sel
tumbuhan dan binatang yang dinamakan eukariotik, kuman memiliki struktur sel yang primitif,
prokariotik. Istilah protista yang digunakan sekarang untuk menunjukkan jasad
eukariotik, sedangkan semua kelompok kuman dinamakan secara kolektif sebagai
prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme
yang memiliki membran inti) terhadap prokariota (organisme diamna DNAnya tidak
dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplasma. Perbedaan lebih lanjut tentang
eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif
besar dan adanya organella yang terikat pada membran sel misalnya mitokondria.
2.
Tujuan
1. Agar kita dapat
mengetahui bagaimana cara pembuatan media yang baik dan benar
2. Dapat memilih
media sesuai dengan kriteria yang tepat
3. Mampu mngetahui
jenis-jenis koloni bakteri
4. Mampu
meremajakan kembali biakan bakteri
5. Mengetahui flora
normal kulit, udara, dan rongga mulut
6. Melakukan
pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal udara, kulit dan
rongga mulut
7. Mengetahui
pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
8. Memahami
pengaruh proses sterilisasi dan desinfeksi terhadap pertumbhan kuman
9. Mengetahui
metode untuk memeriksa kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotik
10. Mampu melakukan
interpretasi terhadap hasil tes kepekaan bakteri
11.Mengetahui
jumlah koloni bakteri aerob yag terdapat dalam tiap gram ataupun ml sampe
makanan, minuman, dan jamu
12.Untuk menghitung
jumlah bakteri bentuk koli yag terapat dalam tiap gram/ml sample makanan,
minuman, dan jamu
PRAKTIKUM I
PEMBUATAN MEDIA
1.1
TEORI
Media
atau substansial terdiri atas campuran nutrien (zat makanan) yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam laboratorium media memiliki dua fungsi,
untuk isolasi dan inokulasi mikroba serat untuk uji fisiologi dan biokimia
mikroba.
Kebutuhan
dasar suatu media pembenihan:
·
Sumber energi
·
Sumber karbon
sumber nitrogen
·
Garam-garam
·
pH yang sesuai
·
Faktor pertumbuhan
Sifat
media pembenihan yang ideal:
·
Memberikan
pertumbuhan yang baik jika ditanami bakteri
·
Pertumbuhan cepat
·
Murah
·
Mudah dibuat
kembali
·
Mampu
memperlihatkan khas mikroba yang diinginkan
Jenis media:
1.
Media Cair
Media cair yang digunakan
untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarkan ke media padat, tidak cocok untuk
isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman.
Contoh: Nutrient broth –
NB ; Pepton
Dilution
Fluid
– PDF ; Lactose Broth – LB ; Mac Conkey Broth dll.
Pepton merupakan protein
yang diperoleh dari penguraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsi, papain.
Peptone mengandung nitrogen dan bersifat sebagai penyangga, beberapa kuman
dapat tumbuh dalam larutan peptone 4%.
2.
Media Padat
Media padat dipergunakan
untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan
murni.
Contoh: Media Padat,
Nutrient Agar – NA ; Potato Dextrose Agar – PDA ; Plate Count Agar – PCA dll.
3.
Media Khusus
Media khusus digunakan
untuk pengayaan, media selektif dan media indikator.
4.
Media diperkaya
Media diperkaya merupakan
media dasar yang ditambahkan zat tertentu.
5.
Media Selektif
Media selektif merupakan
media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme
tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan.
Perhitungan
PDF
x 22,5 gram = 11,25 gram
MCB
x 35 gram = 9,45 gram
PCA
x 22,5 gram = 5,625 gram
CARA KERJA
1.
PDF:
l
Masukkan PDF ke dalam elemeyer
l
Larutkan dengan aquadest ad 500 ml aduk ad homogen
l
Tuang PDF dalam elemeyer ke dalam 10 tabung reaksi
yang telah disediakan ad 9 ml lalu tutup dengan kapas hingga rapat
l
Ikat 10 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu
bungkus rapat dengan kertas
l
Masukkan ke dalam otoklaf.
2. MCB :
·
Masukkan MCB ke dalam elemeyer
·
Larutkan dengan aquadest ad 270 ml aduk ad
homogen
·
Tuang BGLB ke dalam 27 tabung reaksi yang
telah disediakan ad 9 ml
·
Masukkan tabung durham, hilangkan oksigen pada
tabung durham
·
Tutup dengan kapas hingga rapat
·
Ikat 25 tabung reaksi menggunakan karet
gelang, lalu bungkus rapat dengan kertas
·
Masukkan ke dalam otoklaf
3.
PCA:
·
Masukkan PCA ke dalam
elemeyer
·
Larutkan dengan menggunakan aquadest ad 250 ml
aduk ad homogen kemudian tutup rapat dengan kapas
·
Masukkan ke dalam otoklaf
1.2 TUJUAN
Untuk okulasi dan inokulasi mikroba
serta uji fisiologi dan biokimia mikroba
1.3 ALAT
DAN BAHAN
a.
Petri Dish
b.
Erlenmeyer
c.
Beaker Glass
d.
Kapas
e.
PCA
f.
MCB
g.
Oven
1.4 LEMBAR KERJA
|
PDF
|
BGLB
|
PCA
|
Volume
|
500ml
|
270ml
|
250ml
|
Yang ditimbang
|
500/1000x 22,5 gr = 11,25gr
|
270/1000x
35 gr= 9,45gr
|
23.5/1000x 22,5 gr= 5, 625 gr
|
1.5 STERILISASI
1.a TEORI
Sterilisasi
adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun bahan dari segala bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam praktikum mikrobiologi, sterilisasi
dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan cara sterilisasi tergantung
pada jenis bahan yang akan disterilakn taupun bahan/sediaan yang akan
disterilkan.
1.b
Sterilisasi
Pemijaran
Cara ini terutama
digunakan untuk kawat ose yang terbuat dari platina ataupun nikrome, dilakukan
dengan membakar kawat ose sampai pijar.
Sterilisasi
Udara Kering (Oven)
Oven umumnya digunakan
untuk sterilisasi alat-alat gelas seperti erlenmeyer, beker glass, petri dish
dan alat gelas lainnya. Temperatur yang digunakan 1500-1700°C
selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat yang disterilkan.
Sterilisasi
Uap Bertekanan
Sterilisasi dengan
otoklaf merupakan teknik sterilisasi yang paling efisien, karena adanya uap uap
panas akan memperbesar penetrasi uap air kedala sel mikroba dan distribusi
panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang mempercepat kematian
mikroba. Umumnya digunakan untuk sterilisasi alat tertentu.
Sterilisasi
dengan Penyaringan
Mekanisme penyaringan
berdasarkan perbedaan ukuran partikel, penyaringan dibuat memiliki pori yang
tidak tahan pemanasan disterilkan dengan menggunakan penyaring bakteri seperti:
a.
Barneveld
filter ® penyarinag bakteri dari tanah diatome
b.
Chamberlain
filter ® penyarinag bakteri dengan porcelain
c.
Seitz filter ® penyaringan bakteri dari asbes
d.
Fritted glass
filter ® penyaringan bakteri dari gelas
TUJUAN
STERILISASI
§ Untuk
membebaskan alat ataupun bahan dari gelas, bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme
§ Untuk
mengetahui proses sterilisasi pada suatu alat atau bahan
ALAT
DAN BAHAN
a.
Petri dish
b.
Erlenmeyer
c.
Pipet tetes
d.
Kapas
e.
Oven
Cara
Kerja
1. Petri Dish
—
Menyiapkan 20 petri dish
—
Petri Dish harus kering
—
Membungkus cawan
dengan kertas
—
Masukkan kedalam
otoklaf
2. Erlenmeyer
—
Siapkan 3 labu erlenmeyer
—
Cuci hingga bersih
—
Bilas dengan
aquadest
—
Bungkus dengan
kertas
—
Masukkan kedalam
otoklaf
3. Tabung reaksi
—
Menyiapkan 40
tabung reaksi
—
Cuci bersih
—
Bilas dengan
aquadest
—
Tutup ujung tabung
dengan kertas kapas
—
Bungkus dalam
kertas jadi satu
—
Masukkan dlam
otoklaf
4. Tabung Durham (27)
dan Pipet
—
Bungkus jadi satu
dengan kertas
—
Masukkan dalam
otoklaf
HASIL
PERCOBAAN
NO
|
ALAT/BAHAN
|
STERILISASI
|
1
|
20
buah petri dish
|
Udara
kering (oven)
|
2
|
3
buah erlenmeyer
|
Udara
kering (oven)
|
3
|
10 buah pipet
|
Uap
bertekanan (otoklaf)
|
4
|
27
tabung durham
|
Otoklaf
|
5
|
40
tabung reaksi
|
Otoklaf
|
PEMBAHASAN
·
Pada waktu
menyatukan tabung reaksi saat akan diikat, letakkan tabung reaksi diatas
permukaan meja agar tidak ada tabung yang pecah.
·
Dalam pembuatan
MCB, usahakan jangan ada gelembung udara dalam tabung durham, jika didalam
tabung durham masih terdapat udara maka kocok kembali sampai tidak terdapat
gelembung didalam tabung durham.tujuannya karena media tersebut akan digunakan
untuk perkembang biakan bakteri aerob.
·
Hati-hati dalam
membungkus alat yang disterilkan, jangan sampai pecah.
KESIMPULAN
·
Media seperti PCA,
MCB, dan PDF digunakan sebagai media pembiakan mikroorganisme seperti bakteri
atau kuman.
·
Mikroorganisme
dalam pertumbuhannya membutuhkan nutrisi, melalui media tersebut mikroorganisme
mendapatkannya.
·
Dalam pembuatan
media pembiakan mikroorganisme ini diperlukan ketelitian, kecermatan dan
kehati-hatian.
·
Pada sterilisasi
pembuatan pembiakan mikroorganisme ini digunakan otokalf, karena paling efisien
dan pada umumnya media mikrobiologi, kapas maupun alat gelas menggunakan
otoklaf.
PRAKTIKUM II
Angka Lempeng Total Bakteri
2.1 Tujuan
1. Mengetahui
Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada sample makanan ringan, minuman ringan
dan jamu.
2. Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan
jamu yang memenuhi syarat ALTB
2.2 Teori
Singkat
•
Angka Lempeng Total Bakteri adalah jumlah koloni
bakteri aerob yang terdapat pada tiap gram ataupun ml sample uji. Untuk
mendapatkan ALTB representatifi dilakukan terhadap beberapa pengenceran sample seperti 10-1; 10-2 ; 10-3 dst.
•
Sample bentuk padat diperlakukan sebagai berikut;
sample padat dihancurkan dalam kemasan sebelum dibuka, timbang sebanyak 25g,
larutkan dengan PDF hingga 250 ml.
•
Sample berbentuk serbuk seperti jamu, timbang sebanyak
10g, larutkan dengan PDF hingga 100ml.
•
Sample cair seperti minuman ringan tidak perlu
diencerkan lebih dahulu.
v
Untuk menghitung jumlah koloni dilakukan sebagai
berikut:
- Jumlah koloni yang representatife antara 30-250 koloni
- ALTB dihitung dari Petri dengan jumlah koloni representatife
Jika tidak terdapat jumlah koloni representatife, ALTB
merupakan prakiraan pengenceran tertinggi
2.3
Alat dan Bahan
1. Petri dish
2. Tabung reaksi
3. Pipet Ukur
4. Erlenmeyer
5. PDF (Pepton
Dilution Fluid)
6. Plate Court Agar
7. Sample makanan,
minuman, jamu
2.4
Cara Kerja
1.
Buat pengenceran sample dengan PDF.
2.
Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam Petri
dish steril (duplo)
3.
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan
membeku.
4.
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 370 C
5.
Hitung angka lempeng total bakteri
v
JAMU
Buat pengenceran sampel jamu mulai konsentrasi 10-1,
10-2, 10-3, 10-4, 10-5
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-3,10-4, 10-5 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung Angka Lempeng Total Bakteri (syarat ALTB jamu serbuk < 106 kol/g)
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-3,10-4, 10-5 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung Angka Lempeng Total Bakteri (syarat ALTB jamu serbuk < 106 kol/g)
v
MAKANAN RINGAN
Buat pengenceran sampel makanan ringan mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB makanan ringan < 104 kol/g)
Buat pengenceran sampel makanan ringan mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB makanan ringan < 104 kol/g)
v
MINUMAN RINGAN
Buat pengenceran sampel minuman ringan mulai konsentrasi 10o, 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10o, 10-1, 10-2 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB minuman ringan < 2.102 kol/ml)
Buat pengenceran sampel minuman ringan mulai konsentrasi 10o, 10-1, 10-2, 10-3
Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10o, 10-1, 10-2 (duplo)
Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
Inkubasi 24-48 jam pada suhu 35oC
Hitung ALTB (syarat ALTB minuman ringan < 2.102 kol/ml)
2.5 Hasil
Pengamatan Menggunakan ALTB
A. ALTB Makanan
Ringan
1. Sample: MINI STICK Crackers
Diproduksi: PT.NISSIN BISKUIT INDONESIA UNGARAN 50519-INDONESIA
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 227111445003
Diproduksi: PT.NISSIN BISKUIT INDONESIA UNGARAN 50519-INDONESIA
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 227111445003
Konsentrasi sample: 10-1 10-2
10-3
Jumlah koloni tiap
konsentrasi:
10-1 = 6 dan 9
10-2 = 7 dan 14
10-3 =1 dan 3
ALTB =
(7+14): 2 x 10-2
= 10,5 x 102 Kol/g
Syarat ALTB makanan ringan
< 104 Kol/g
Kesimpulan: MINI STICK Crackers dengan
No. Registrasi: BPOM RI MD 227111445003 memenuhi syarat
ALTB.
2.
Sample: Biskuat
Diproduksi: Kraft - Indonesia
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288
Diproduksi: Kraft - Indonesia
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288
Konsentrasi
Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 7 0
10 -2 : 5 1
10 -3 : 1 3
ALTB = (7 + 0): 2: 10 -1= 3,5 x 10 1 Kol/g
Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan : Biskuat dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 7 0
10 -2 : 5 1
10 -3 : 1 3
ALTB = (7 + 0): 2: 10 -1= 3,5 x 10 1 Kol/g
Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan : Biskuat dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227110063288 memenuhi syarat ALTB.
3. Sample: Chuba stik-stik
Diproduksi : PT. Sentral Multirasa Utama
No. Batch:
No. Registrasi: MD 255610036085
Diproduksi : PT. Sentral Multirasa Utama
No. Batch:
No. Registrasi: MD 255610036085
Konsentrasi
Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 6 24
10 -2 : 36 2
10 -3 : 1 3
ALTB = (6 + 24): 2: 10 -1= 15 x 10 1 Kol/g
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 6 24
10 -2 : 36 2
10 -3 : 1 3
ALTB = (6 + 24): 2: 10 -1= 15 x 10 1 Kol/g
Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan: Chuba stik-stik dengan No. Registrasi: BPOM RI MD MD 255610036085 memenuhi syarat ALTB.
4. Sample: Go! Potato
Diproduksi : PT. Siantar Top
No. Batch: 8886013457725
No. Registrasi: MD 227113558041
Diproduksi : PT. Siantar Top
No. Batch: 8886013457725
No. Registrasi: MD 227113558041
Konsentrasi
Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 5 34
10 -2 : 13 36
10 -3 : 7 15
ALTB = (15 + 36): 2: 10 -2= 24,5 x 10 2 Kol/g
Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan: Go! Potato dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227113558041 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
10 -1 : 5 34
10 -2 : 13 36
10 -3 : 7 15
ALTB = (15 + 36): 2: 10 -2= 24,5 x 10 2 Kol/g
Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan: Go! Potato dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 227113558041 memenuhi syarat ALTB.
B. ALTB MINUMAN
RINGAN
1. Sample : TEH
Kotak
Diproduksi : PT.ULTRA JAYA MILK INDUSTRY&TRADING CO,Tbk
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 450110011022
Diproduksi : PT.ULTRA JAYA MILK INDUSTRY&TRADING CO,Tbk
No. Batch:
No. Registrasi: BPOM RI MD 450110011022
Konsentrasi sample: 100 10-1 10-2 10-3
Jumlah koloni tiap
konsentrasi:
100 = 1 dan 1
10-1 = 4 dan 4
10-2 = 1 dan 1
ALTB = (4+4): 2 x 10-1
= 4 x 10-2Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan
< 2. 102 Kol/ml
Kesimpulan:
Minuman Teh Kotak
dengan No.Registrasi: BPOM RI 450110011022 memenuhi syarat ALTB
2. Sample: Teh Gelas
Diproduksi : PT. CS2 Pola Sehat
No. Batch :
No. Registrasi: BPOM RI MD 150178015055
Diproduksi : PT. CS2 Pola Sehat
No. Batch :
No. Registrasi: BPOM RI MD 150178015055
Konsentrasi
Sample : 10 0 10 -1 10
-2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 1 4
10 -1 : 0 0
10 -2 : 0 0
ALTB = (1+4) : 2 : 10 0 = 2.5 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Teh Gelas dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 150178015055 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 1 4
10 -1 : 0 0
10 -2 : 0 0
ALTB = (1+4) : 2 : 10 0 = 2.5 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Teh Gelas dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 150178015055 memenuhi syarat ALTB.
3. Sample: Granita (kopi cappucino)
Diproduksi: PT. Setia Pesona Cipta, Cikarang, Indonesia.
No. Batch :
No. Registrasi: MD 250910001888
Diproduksi: PT. Setia Pesona Cipta, Cikarang, Indonesia.
No. Batch :
No. Registrasi: MD 250910001888
Konsentrasi
Sample : 10 0 10 -1 10
-2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 14 12
10 -1 : 2 0
10 -2 : 1 4
ALTB = (14+12) : 2 : 10 0 = 13 x 10 0 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Granita dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 250910001888 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 14 12
10 -1 : 2 0
10 -2 : 1 4
ALTB = (14+12) : 2 : 10 0 = 13 x 10 0 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Granita dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 250910001888 memenuhi syarat ALTB.
4. Sample: Arinda
Diproduksi : PT. Lambang Cahaya Berkat
No. Batch : 8995235000210
No. Registrasi: BPOM RI MD 213320101161
Diproduksi : PT. Lambang Cahaya Berkat
No. Batch : 8995235000210
No. Registrasi: BPOM RI MD 213320101161
Konsentrasi
Sample : 10 0 10 -1 10
-2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 14 12
10 -1 : 2 0
10 -2 : 1 4
ALTB = (9+10) : 2 : 10 0 = 8 x 10 0 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Arinda dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 213320101161 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 0 : 14 12
10 -1 : 2 0
10 -2 : 1 4
ALTB = (9+10) : 2 : 10 0 = 8 x 10 0 Kol/g
Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/g
Kesimpulan :
Arinda dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 213320101161 memenuhi syarat ALTB.
C. ALTB JAMU SERBUK
1.
Sample : JAMU Pegal Linu
Diproduksi : SIDO MUNCUL
No. Batch : 8998898109108
No. Registrasi : POM TR.102 219 821
Diproduksi : SIDO MUNCUL
No. Batch : 8998898109108
No. Registrasi : POM TR.102 219 821
Konsentrasi
Sample: 10 -1 10 -2 10 -310 -4 10 -5
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 10 22
10 -4 : 9 18
10 -5 : 3 4
ALTB = (10 + 22) : 2 x 10 -3= 16.000 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan :
Jamu Pegel Linu dengan No. Registrasi : POM TR.102 219 821 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 10 22
10 -4 : 9 18
10 -5 : 3 4
ALTB = (10 + 22) : 2 x 10 -3= 16.000 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan :
Jamu Pegel Linu dengan No. Registrasi : POM TR.102 219 821 memenuhi syarat ALTB.
2. Sample :
Jamu Sariawan
Diproduksi : PT.
Nyonya Meneer
No. Batch : BG 1412
No. Registrasi : BPOM RI TR 082206591
Konsentrasi
sample : 10-3 10-4 10-5
Jumlah Koloni tiap Konsentrasi
10-3 : 30 35
10-4 : 30 5
10-5 : 31 5
ALTB: (30+35) : 2 : 10-5 =
= 3,25 x 106 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 106 Kol/g
Kesimpulan :
Jamu Sariawan dengan No. Registrasi BPOM RI TR 082206591 dan No. Batch BG 1412 tidak memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
Jumlah Koloni tiap Konsentrasi
10-3 : 30 35
10-4 : 30 5
10-5 : 31 5
ALTB: (30+35) : 2 : 10-5 =
= 3,25 x 106 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 106 Kol/g
Kesimpulan :
Jamu Sariawan dengan No. Registrasi BPOM RI TR 082206591 dan No. Batch BG 1412 tidak memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
3. Sample : Jamu Galian Singset
Diproduksi : PT. Sidomuncul
No. Batch : 12030501
No. Registrasi :TR 092203881
Diproduksi : PT. Sidomuncul
No. Batch : 12030501
No. Registrasi :TR 092203881
Konsentrasi
Sample : 10 -1 10 -2
10 -310 -4 10 -5
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 17 7
10 -4 : 11 7
10 -5 : 14 67
ALTB = (14 + 67) : 2 : 10 -5 = 4.05 x 10 6
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan : Jamu Galian Singset dengan No. Registrasi TR 092203881 tidak memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 17 7
10 -4 : 11 7
10 -5 : 14 67
ALTB = (14 + 67) : 2 : 10 -5 = 4.05 x 10 6
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan : Jamu Galian Singset dengan No. Registrasi TR 092203881 tidak memenuhi syarat ALTB.
4. Sample : TAY PIN SAN (cap kupu-kupu)
Diproduksi : PT. Bintang kupu-kupu
No. Batch :
No. Registrasi : TR 082 290 201
Diproduksi : PT. Bintang kupu-kupu
No. Batch :
No. Registrasi : TR 082 290 201
Konsentrasi
Sample : 10 -1 10 -2
10 -310 -4 10 -5
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 29 39
10 -4 : 18 20
10 -5 : 9 11
ALTB : (29 + 39) : 2 : 10 -3
= 3.4 x 10 4 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan : TAY PIN SAN (cap kupu-kupu) dengan No. Registrasi DEPKES RI No. TR 933201181 memenuhi syarat ALTB.
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
10 -3 : 29 39
10 -4 : 18 20
10 -5 : 9 11
ALTB : (29 + 39) : 2 : 10 -3
= 3.4 x 10 4 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g
Kesimpulan : TAY PIN SAN (cap kupu-kupu) dengan No. Registrasi DEPKES RI No. TR 933201181 memenuhi syarat ALTB.
2.6 Kesimpulan
Praktikum II
Semua sample makanan ringan
memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
Semua sample minuman ringan
memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
Ada salah satu sample jamu
yang tidak memenuhi syarat ALTB berarti tidak aman untuk dikonsumsi.
PRAKTIKUM
III
MPN (Most Probable Number) Coliform
3.1 TUJUAN
l
Menghitung jumlah bakteri koli yang terdapat dalam
tiap gram/ml sample makanan, minuman ataupun jamu.
l
Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan
jamu yang memenuhi syarat MPN (Most Probable Number) Coliform.
3.2 Alat dan Bahan
1.
MCB
2.
Tabung reaksi + tabung Durham
3.
Sample Uji
4.
Pipet Ukur
5.
PDF
6.
Erlenmeyer
3.3
Cara Kerja
1.
Buat pengenceran sample dengan konsentrasi 10-1; 10-2 ; 10-3
2.
Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam larutan
LB (triplo)
3.
Inkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam
4.
Catat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukkan gas
5.
Hitung MPN Coliform sample dengan merujuk pada table
MPN Coliform.
3.4 Hasil Pengamatan
Menggunakan MPN Coliform
A.
MPN Coliform MAKANAN RINGAN
1.
Sample: MINI STICK Crackers
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform MINI STICK Crackers 3g/ml memenuhi syarat
2.
Sample: Biskuat
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Biskuat 3g/ml memenuhi
syarat
3.
Sample: Chuba Stik Stik
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Chuba Stik Stik 3g/ml memenuhi syarat
B. MPN Coliform
MINUMAN RINGAN
1.
Sample: Teh Kotak
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-3
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Teh Kotak 3g/ml memenuhi
syarat
2.
Sample: Teh Gelas
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-3
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Teh Gelas 3g/ml memenuhi
syarat
3.
Sample: Granita
Tabung Gas Positif
10-1
|
10-2
|
10-3
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Granita 3g/ml memenuhi
syarat
C. MPN Coliform JAMU
SERBUK
1.
Sample: Jamu Pegal Linu
Tabung Gas Positif:
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Jamu Pegal Linu 3g/ml
memenuhi syarat
2.
Sample: Jamu Sariawan
Tabung Gas Positif:
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Jamu Sariawan 3g/ml memenuhi
syarat
3.
Sample: Jamu Tay Pin San
Tabung Gas Positif:
10-1
|
10-2
|
10-5
|
MPN Coliform
|
0
|
0
|
0
|
< 3
|
Kesimpulan: MPN Coliform Jamu Tay Pin San 3g/ml
memenuhi syarat
3.5 Kesimpulan Praktikum III
- Untuk semua sample makanan dan minuman memenuhi syarat MPN Coliform.
- Untuk semua sample jamu memenuhi syarat MPN Coliform < 3/g
- Semua sample yg telah di uji Melalui MPN Coliform layak untuk di konsumsi karena memenuhi syarat
4.
Pembiakan Bakteri
4.1
TUJUAN
– Untuk
mendapatkan biakan kuman yang baru
– Untuk mengetahui cara pembiakan kuman
4.2
ALAT
DAN BAHAN
• 4 buah Tabung Reaksi
• Kawat Ose
• Spiritus
• Label
• Biakan bakteri :
– Escherichia coli
– Bacillus subtilis
– Staphyloccocus aureus
4.3 Cara
Kerja :
– Ambil
4 tabung rx yg berisi agar miring
– Siapkan
biakan bakteri yg sudah tersedia pada agar miring
– Beri
nama dengan menggunakan label
– Siapkan
kawat ose
– Ambil
biakan bakteri
– Pijarkan
ujung tabung biakan agar tidak ada bakteri yang tertinggal
– Pindahkan
kedalam media agar miring secara zig-zag
– Pijarkan
ujung tabung agar miring , kemudian tutup dengan kapas
– Inkubasi
dngan inkubaktor selama 24 jam 370C
Segera
lihat hasilnya
4.4 KESIMPULAN
Membiakan suatu bakteri dapat dilakukan dengan agar miring .
Dan biasanya hasil biakan mikroba berbeda-beda ada yang berwarna dan ada yang tidak tergantung pada biakan mikroba yang digunakan.
Membiakan suatu bakteri dapat dilakukan dengan agar miring .
Dan biasanya hasil biakan mikroba berbeda-beda ada yang berwarna dan ada yang tidak tergantung pada biakan mikroba yang digunakan.
5. FLORA NORMAL UDARA, KULIT DAN MULUT
5.1 Flora Normal Udara
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan dalam udara karena udara merupakan
habitat flora normal
5.2
Tujuan Praktikum :
-Mengetahui
flora normal udara
-Melakukan
pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal udara
5.3 Alat dan Bahan :
a.Agar NA
b.Inkubator
c.Pewarnaan gram
d.Gelas objek
5.4 Cara Kerja:
•
Buka petri dish di udara luar selama 5 menit tutup kembali lempeng agar.
•
Buka petri dish di udara dalam ruangan, ulang langkah satu pada permukaan
lempeng agar lain.
•
Buka petri dish pada udara mulut, ulang langkah satu pada permukaan lempeng
agar lain.
•
Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
•
Bandingkan yang terjadi.
5.5 Hasil Pengamatan:
6. FLORA NORMAL JARI TANGAN
6.1 Cara Kerja:
•
Lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
•
Letakkan 3 jari pada bagian I dari lempeng agar
•
Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kasa steril, letakkan 3 jari
pada bagian II lempeng agar
•
Tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35°C
•
Amati jumlah koloni yang ada dan lakukan pewarnaan gram
6.2 Lembar kerja:
Flora
normal kulit sebelum cuci tangan
|
Flora
normal kulit setelah cuci tangan
|
Jenis
koloni :
|
Jenis
koloni :
|
Jumlah
koloni = 2 koloni
|
Jumlah
koloni = 1 koloni
|
II.
Flora Normal Rongga Mulut
Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui flora normal rongga mulut
2. Melakukan pemeriksaan
sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal rongga mulut
Cara kerja:
•
Lempeng agar dibuka
•
Hembuskan udara nafas melalui mulut sebanyak 3x
•
tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada
suhu 35°C
•
Amati jumlah koloni yang ada
•
Warnai dengan pewarnaann gram, gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh
Hasil Pengamatan:
Letak Flora normal
|
Jumlah koloni
|
Rongga mulut
|
0 koloni
|
Rambut kepala :
|
|
- wanita
|
2 koloni
|
Kesimpulan
Di tubuh kita terdapat flora normal dalam jumlah tertentu berfungsi sebagai pelindung, namun jika jumlahnya berlebih dapat menjadi patogen. Di udara terdapat banyak mikrooganisme karena udara merupakan salah satu habitat flora normal. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan diri kita sendiri dan lingkungan. Dengan cara merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Di tubuh kita terdapat flora normal dalam jumlah tertentu berfungsi sebagai pelindung, namun jika jumlahnya berlebih dapat menjadi patogen. Di udara terdapat banyak mikrooganisme karena udara merupakan salah satu habitat flora normal. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan diri kita sendiri dan lingkungan. Dengan cara merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
KEPEKAAN BAKTERI
TERHADAP SUHU
•
Tujuan Praktikum
Memahami pengaruh
pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
•
Alat dan Bahan :
-Biakan kuman
-Lempeng NA
-Kapas usap steril
-Uang logam
Cara kerja :
•
Ambil satu sengkelit biakan kuman masukkan dalam agar
•
Celupkan kapas usap ke dalam suspensi kuman dan oleskan pada permukaan agar
secara merata
•
Sisa suspensi kuman dididihkan, setelah mendidih ulangi langkah 2 pada
lempeng agar yang lain
•
Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
Bandingkan yang terjadi
Bandingkan yang terjadi
Hasil pengamatan:
|
Suspensi kuman
|
Suspensi kuman yang dididihkan
|
|
||
Pengamatan
|
||
|
||
|
6 koloni
|
0 koloni
|
|
||
|
Melihat pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kuman
Cara kerja
•
Ambil satu buah uang logam tempelkan pada permukaan lempeng agar
•
Ambil satu buah uang logam yang lain, bakar hingga memijar dan tempelkan
pada permukaan lempeng agar lain
•
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C
•
Amati yang terjadi
Hasil pengamatan:
Uang logam yang tidak dipijar
|
Uang logam yang dipijar
|
Tak
terhingga
|
0
koloni
|
Kesimpulan:
Suhu dapat
mempengaruhi jumlah koloni bakteri karena umumnya pada suhu tinggi bakteri
tidak dapat hidup
KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA
Tujuan praktikum:
1. Mengetahui metode untuk memeriksa kepekaan
kuman terhadap berbagai antibiotik
2.Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil tes kepekaan antibiotika
ALAT / BAHAN:
1.
Suspensi antibiotik (Kloramfenikol, Amoksilin)
- Agar
- Suspensi kuman
- Cakram antibiotika
- Pinset
- Alat yang gatau namanya
CARA KERJA:
- Buat suspensi antibiotika dengan kadar tertentu
- Ambil 20 mikroliter suspensi antibiotik dengan alat yang gatau namanya
- Teteskan suspensi di atas cakram steril pada agar yang sudah diberi bakteri
- Inkubasi pada suhu 35°C selama 18 – 24 jam
- Perhatikan ada tidaknya & hitung zona hambat yang terbentuk disekitar cakram
HASIL / PENGAMATAN:
Diameter zona hambatan ( dlm cm ):
ANTIBIOTIKA
|
Amoxicillin
|
Tetrasiklin
|
Kloramphenicol
|
|
BAKTERI
|
KONSENTRASI
|
20 µl
|
20 µl
|
20 µl
|
Escericia coli
|
|
3.75
|
4.1
|
5.16
|
Ma 2
|
|
5.92
|
5.8
|
4.3
|
Kesimpulan
Antibiotik dalam konsentrasi tertentu mampu membunuh
bakteri yang peka terhadap antibiotik tersebut. Pemeriksaan kepekaan antibiotika terhadap bakteri dapat dilakukan dengan
cara cakram.Mekanisme kerja antibiotik adalah bakterisid dan bakteriostatik.
Semakin besar diameter antibiotic berarti semakin besar pula spectrum kerjanya
untuk menghambat ataupun membunuh bakteri.
Praktikum IV
Sabtu, 9 Maret 2013
Sabtu, 9 Maret 2013
PEWARNAAN GRAM
TUJUAN
Untuk
membedakan bakteri menjadi dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri
gram negative.
ALAT DAN BAHAN
•
aqua dest
•
carbol kristal ungu
•
Fuchsin
•
lugol
•
alcohol 95%
•
kaca objek
•
cover glass
•
mikroskop
•
immersion oil
Biakan kuman
•
Staphyllococus aureus
•
Escherichia coli
•
Bacillus subtilis
•
Bakteri makanan
CARA KERJA
•
Ambil satu sengkelit biakan kuman, letakkan pada kaca objek, suspensi
dengan air kemudian difiksasi
•
tambahkan pewarna I kristal ungu biarkan selama lima menit, cuci dengan air
•
tambahkan cairan lugol biarkan 45-60 detik cuci dengan air
•
bilas dengan alcohol 95% sampai warna ungu tidak mengalir, cuci dengan air
•
Tambahkan pewarna II fuchsin, diamkan 1-2 menit. Cuci denagn air, keringkan
•
tambahkan minyak imersi, tutup dengan cover glass, periksa dibawah
mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x objektif
Staphilococus aurens
- Bentuk Cocus
- Warna ungu
- Bakteri gram +
Bacillus Subtilis
•
Bentuk basil
•
Warna ungu
•
Bakteri gram +
Escherichia coli
• Bentu basil
• Warna merah muda
• Bakteri gram (-)
Bakteri Pada Sampel Makanan
• Bentuk basil
• Warna merah muda
• Bakteri gram (-)
Kesimpulan Praktikum IV
Setelah Pewarnaan , jika
bakteri berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif
(-),dan jika berwarna ungu maka bakteri gram positif (+).
Link Download File dibawah ini