Jumat, 16 November 2018

Laporan Praktikum Mikrobiologi Kloter 2


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dengan di berikannya mata kuliah mikrobiologi dalam praktikum mikrobiologi tentang Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi, Sterilisasi Alat, Pemeriksaan Mpn ( Most Probabbility Number), Penanaman Ke Media BGLB, Pemeriksaan Angka Kuman Pada Makanan, Minuman dan Jamu, Flora Normal, Pembiakan Bakteri, Kepekaan Bakteri Terhadap Suhu, Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotika, dan Pewarnaan Gram.
            Maka penulis mencoba menyelesaikan makalah laporan praktikum yang berisikan tujuan, dasar teori, alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum berlangsung, prosedur kerja, hasil kerja dan juga kesimpulan yang di dapat dari hasil praktikum tersebut.
Selain itu pembuatan makalah loporan praktikum ini juga menjadi ajang pembelajaran khususnya untuk penulis dan menambah informasi-informasi yang mungkin sebelumnya belum pernah didapat.

2.      Tujuan
1.      Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan juga kegunaannya
2.      Agar kita dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan media yang baik dan benar
3.      Dapat memilih media sesuai dengan kriteria yang tepat
4.      Mampu mngetahui jenis-jenis koloni bakteri
5.      Mampu meremajakan kembali biakan bakteri
6.      Mengetahui flora normal kulit, udara, dan rongga mulut
7.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal udara, kulit dan rongga mulut
8.      Mengetahui pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
9.      Memahami pengaruh proses sterilisasi dan desinfeksi terhadap pertumbhan kuman
10.  Mengetahui metode untuk memeriksa kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotik
11.   Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil tes kepekaan bakteri
12.  Mengetahui jumlah koloni bakteri aerob yag terdapat dalam tiap gram ataupun ml sampe makanan, minuman, dan jamu
13.  Untuk menghitung jumlah bakteri bentuk koli yag terapat dalam tiap gram/ml sample makanan, minuman, dan jamu
14.  Mengetahui jenis bakteri gram dengan mewarnainya
15.  Mengetahui cara sterilisasi alat-alat praktikum yang baik dan juga benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
1.1               Tinjauan Pustaka
Setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi terbagi menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pengenalan alat-alat ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana bentuk dan fungsi masing-masing  alat-alat mikrobiologi dalam praktikum.

1.2              Pengenalan Alat dan Fungsinya
ALAT

FUNGSI


Lampu Bunsen
Untuk meminimalisasi bakteri lain pada saat penanaman

Cawan Petridish
Untuk pembiakkan sel atau penanaman mikroba pada media agar atau padat

Beaker Gelas
-          Sebagai tempat larutan dan juga dapat memanaskan zat-zat mikrobiologi
-          Mengambil sebuah sampel dengan ukuran yang besar
-          Mencampur dan memanaskan cairan
-          Untuk menuangkan cairan

Penjepit Besi
Digunakan untuk menjepit cawan atau erlen meyer pada saat kondisi panas

Penjepit Kayu
Digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan

Tabung Reaksi
Digunakan untuk menanam mikroba

Rak Tabung Reaksi
Terbuat dari kayu atau logam, digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi

Sendok Reagen
Mengambil media sebelum di timbang ke neraca analitik

Otoklaf
Sebagai seterilisasi basah atau mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas yang bertekanan tnggi

Oven
Sebagai seterilisasi kering

Inkubator
Untuk menginkubasi bakteri (pengeraman)

Koloni Konter
Menghitung koloni bakteri

Ose
Digunakan untuk mengambil organisme atau isolasi mikroorganisme yang akan dibuat ke atas atau ke dalam media pembiakan

Tabung Durham
Sebagai media indikator adanya bakteri

Pipet Volume
Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume larutan sesuai ukurannya

Kapas
Untuk menyumbat tabung reaksi pada saat steriliasi
Erlenmeyer
Untuk melarutkan media dan bahan yang akan diuji
Labu Didih
Untuk melarutkan media dan bahan yang akan diuji tetapi di panaskan terlebih dahulu
Botol Semprot
Untuk menampung larutan aquadest atau larutan alkohol
Timbangan Digital
Untuk menimbang bahan percobaan atau menimbang bahan pembuatan media
Thermolyne Vortex
Untuk mengaduk cairan dalam tabung reaksi




Mikroskop
Untuk melihat benda/makhluk yang berukuran kecil/tak bisa dilihat oleh mata telanjang




Pipet Volumetric
Berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah mikro volume

1.3              Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kelompok kami, dapat mengetahui tentang fungsi maupun penjelasan lainnya tentang alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin.
CARA- CARA STERILISASI
1.1               TEORI
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam praktikum mikrobiologi, sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan cara sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan disterilakan taupun bahan/sediaan yang akan disterilkan.

1.2              Cara-Cara Sterilisasi
1.      Sterilisasi Pemijaran
Cara ini terutama digunakan untuk kawat ose yang terbuat dari platina ataupun nikrome, dilakukan dengan membakar kawat ose sampai pijar.

2.      Sterilisasi Udara Kering (Oven)
Oven umumnya digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas seperti erlenmeyer, beker glass, petri dish dan alat gelas lainnya. Temperatur yang digunakan 150-170°C selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat yang disterilkan.

3.      Sterilisasi Uap Bertekanan
Sterilisasi dengan otoklaf merupakan teknik sterilisasi yang paling efisien, karena adanya uap uap panas akan memperbesar penetrasi uap air kedala sel mikroba dan distribusi panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang mempercepat kematian mikroba. Umumnya digunakan untuk sterilisasi alat tertentu.

4.      Sterilisasi dengan Penyaringan
Mekanisme penyaringan berdasarkan perbedaan ukuran partikel, penyaringan dibuat memiliki pori yang tidak tahan pemanasan disterilkan dengan menggunakan penyaring bakteri seperti:
a.     Barneveld filter   ®  penyarinag bakteri dari tanah diatome
b.     Chamberlain filter   ®  penyarinag bakteri dengan porcelain
c.     Seitz filter  ®  penyaringan bakteri dari asbes
d.     Fritted glass filter  ®  penyaringan bakteri dari gelas

1.3              Tujuan Sterilisasi
§  Untuk membebaskan alat ataupun bahan dari gelas, bentuk kehidupan terutama mikroorganisme
§  Untuk mengetahui proses sterilisasi pada suatu alat atau bahan
1.4              Alat dan Bahan
a.       Petri dish
b.      Erlenmeyer
c.       Labu didih           
d.      Pipet tetes
e.       Kapas
f.        Oven
1.5              Cara Kerja
1.      Petri Dish
1.      Menyiapkan 24 petri dish
2.      Petri Dish harus kering
3.      Membungkus cawan dengan kertas
4.      Masukkan ke dalam otoklaf
2.      Erlenmeyer dan Labu Didih
1.      Siapkan 3 labu erlenmeyer dan 1 labu didih
2.      Cuci hingga bersih
3.      Bilas dengan aquadest
4.      Masukkan kedalam oven
3.      Tabung reaksi
1.      Menyiapkan 40 tabung reaksi
2.      Cuci bersih
3.      Bilas dengan aquadest
4.      Tutup ujung tabung dengan kertas kapas
5.      Bungkus dalam kertas jadi satu
6.      Masukkan dalam otoklaf
4.      Tabung Durham (30) dan Pipet
1.      Bungkus jadi satu dengan kertas
2.      Masukkan dalam otoklaf

1.6          Hasil Pengerjaan
NO
ALAT/BAHAN
STERILISASI
1
24 buah petri dish
Udara kering (oven)
2
3 buah erlenmeyer
Udara kering (oven)
3
8 buah pipet
Uap bertekanan (otoklaf)
4
30 tabung durham
Otoklaf
5
40 tabung reaksi
Otoklaf
6
1 buah labu didih
Udara kering (oven)

1.7                 Pembahasan
·         Dalam mensterilkan Cawan Petri, jangan menempatkan bagian kertas yang bergambar dibagian dalam, bagian yang bergambar harus pada bagian luar, karena dapat mengotori cawan sesaat sudah di sterilkan.
·         Pada waktu menyatukan tabung reaksi saat akan diikat, letakkan tabung reaksi diatas permukaan meja agar tidak ada tabung yang pecah.
·         Hati-hati dalam membungkus alat yang disterilkan, jangan sampai pecah.

PRAKTIKUM I
PEMBUATAN MEDIA

1.1  Teori
Media atau substansial terdiri atas campuran nutrien (zat makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam laboratorium media memiliki dua fungsi, untuk isolasi dan inokulasi mikroba serat untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.
Kebutuhan dasar suatu media pembenihan:
·         Sumber energi
·         Sumber karbon
·         Sumber nitrogen
·         Garam-garam
·         pH yang sesuai
·         Faktor pertumbuhan
Sifat media pembenihan yang ideal:
·            Memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami bakteri
·            Pertumbuhan cepat
·            Murah
·            Mudah dibuat kembali
·            Mampu memperlihatkan khas mikroba yang diinginkan

Jenis media:
1.      Media Cair
Media cair yang digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarkan ke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman. Contoh: Nutrient broth – NB ; Pepton Dilution Fluid – PDF ; Lactose Broth – LB ; Mac Conkey Broth dll. Pepton merupakan protein yang diperoleh dari penguraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsi, papain. Peptone mengandung nitrogen dan bersifat sebagai penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan peptone 4%.
2.      Media Padat
Media padat dipergunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni. Contoh: Media Padat, Nutrient Agar – NA ; Potato Dextrose Agar – PDA ; Plate Count Agar – PCA dll.
3.      Media Khusus
Media khusus digunakan untuk pengayaan, media selektif dan media indikator.
4.      Media diperkaya
Media diperkaya merupakan media dasar yang ditambahkan zat tertentu.
5.      Media Selektif
Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan.
6.      Media Differensial
Media yang digunakan untuk beberapa jenis bakteri, contoh EMB- Agar
7.      Media Transport
Media yang digunakan untuk membawa sample ataupun specimen. Pada pengambilan spesimen di luar laboraturium, untuk mencegah kematian bakteri maka sample dapat ditanam dalam media transport sebelum dipindahkan pada medium pertumbuhan yang diperlukan. Contoh : medium Carry-Blair, Stuart.



1.2  Tujuan Praktikum
Untuk okulasi dan inokulasi mikroba serta uji fisiologi dan biokimia mikroba
1.3  Alat dan Bahan
a.         Petri Dish
b.        Erlenmeyer
c.         Labu Didih
d.        Beaker Glass
e.         Kapas
f.          PDF
g.        MCB
h.        PCA
i.          Na
j.          Nacl
k.        Oven
l.          Otoklaf
m.      Karet gelang
    Perhitungan
PDF (1%) à 500 ml
 =    x 500 ml = 5 gram
MCB ( ) à 270 ml
 =  x 270 ml = 10,8 gram
PCA ( ) à 300 ml
 =  x 300 ml = 6,75 gram

Na  (  à 250 ml
 =  x 250 ml = 7 gram
Nacl (0.9%) à 100 ml
 =  x 100 ml = 0,9 gram

   Cara Kerja      
1.      PDF:
      Masukkan PDF ke dalam elemeyer.
      Larutkan dengan aquadest ad 500 ml aduk ad homogen.
      Tuang PDF dalam elemeyer ke dalam 10 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml lalu tutup dengan kapas hingga rapat.
      Ikat 10 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu bungkus rapat dengan kertas, sisa PDF pada elemeyer di tutup dengan kapas lalu bungkus rapat dengan kertas.
      Masukkan ke dalam otoklaf.

2.      MCB :
·         Masukkan MCB  ke dalam elemeyer
·          Larutkan dengan aquadest ad 270 ml aduk ad homogen
·          Tuang Lactose Broth (MCB) ke dalam 30 tabung reaksi yang telah disediakan ad 9 ml
·          Masukkan tabung durham, hilangkan gelembung udara pada tabung durham
·          Tutup dengan kapas hingga rapat
·          Ikat 10 tabung reaksi menggunakan karet gelang, lalu bungkus rapat  dengan kertas, lakukan pada sisa 20 tabung yang lain.
·          Masukkan ke dalam otoklaf
3.      PCA:
·         Masukkan PCA ke dalam elemeyer
·         Larutkan dengan menggunakan aquadest ad 300 ml aduk ad homogen kemudian tutup rapat dengan kapas dan bungkus rapat dengan kertas
·         Masukkan ke dalam otoklaf
4.      Na :
·         Masukan Na ke dalam labu didih
·         Larutkan dengan aquadest ad 250 ml aduk ad homogen kemudian tutup rapat dengan kapas dan bungkus rapat dengan kertas
·         Masukan ke dalam otoklaf
5.      Nacl :
·         Masukan Nacl ke dalam erlenmeyer
·         Larutkan dengan aquadest ad 100 ml aduk ad homogen kemudian tutp rapat dengan kapas dan bungkus rapat dengan kertas.
·         Masukan ke dalam otoklaf
1.4  LEMBAR KERJA
Bahan
PDF
MCB
PCA
Volume
500 ml
270 ml
300 ml
Yang ditimbang
 x 500 ml = 5 gram
=  x 270 ml = 10,8 gram
=  x 300 ml = 6,75 gram

Bahan
Na
Nacl
Volume
250 ml
100 ml
Yang ditimbang
=  x 250 ml = 7 gram
=  x 100 ml = 0,9 gram

1.5 KESIMPULAN
·         Media seperti PCA, MCB, PDF, Na, digunakan sebagai media pembiakan mikroorganisme seperti bakteri atau kuman.
·         Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan nutrisi, melalui media tersebut mikroorganisme mendapatkannya.
·         Dalam pembuatan media pembiakan mikroorganisme ini diperlukan ketelitian, kecermatan dan kehati-hatian.

PRAKTIKUM II
Angka Lempeng Total Bakteri
2.1  Teori Singkat
      Angka Lempeng Total Bakteri adalah jumlah koloni bakteri aerob yang terdapat pada tiap gram ataupun ml sample uji. Untuk mendapatkan ALTB representatifi dilakukan terhadap beberapa pengenceran  sample seperti 10-1; 10-2 ; 10-3 dst.
      Sample bentuk padat diperlakukan sebagai berikut; sample padat dihancurkan dalam kemasan sebelum dibuka, timbang sebanyak 25g, larutkan dengan PDF hingga 250 ml.
      Sample berbentuk serbuk seperti jamu, timbang sebanyak 10g, larutkan dengan PDF hingga 100ml.
      Sample cair seperti minuman ringan tidak perlu diencerkan lebih dahulu.
2.2  Tujuan
1.      Mengetahui Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu.
2.    Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu yang memenuhi syarat ALTB

v Untuk menghitung jumlah koloni dilakukan sebagai berikut:
1.      Jumlah koloni yang representatife antara 30-250 koloni
2.      ALTB dihitung dari Petri dengan jumlah koloni representatife
3.      Jika tidak terdapat jumlah koloni representatife, ALTB merupakan prakiraan pengenceran tertinggi

2.3    Alat dan Bahan
1.      Petri dish
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet Ukur
4.      Erlenmeyer
5.      PDF (Pepton Dilution Fluid)
6.      Plate Court Agar
7.      Sample makanan, minuman, jamu

2.4    Cara Kerja
1.      Buat pengenceran sample dengan PDF.
2.      Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam Petri dish steril (duplo)
3.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku.
4.      Inkubasi 24-48 jam pada suhu 37o C
5.      Hitung angka lempeng total bakteri

v  JAMU
1.    Buat pengenceran sampel jamu mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5
2.    Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-3,10-4, 10-5 (duplo)
3.    Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
4.    Inkubasi 24-48 jam pada suhu 37oC
5.    Hitung Angka Lempeng Total Bakteri (syarat ALTB jamu serbuk < 106 kol/g)

v  MAKANAN RINGAN
1.    Buat pengenceran sampel makanan ringan mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3
2.    Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 (duplo)
3.    Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
4.    Inkubasi 24-48 jam pada suhu 37oC
5.    Hitung ALTB (syarat ALTB makanan ringan < 104 kol/g)

v  MINUMAN RINGAN
1.      Buat pengenceran sampel minuman ringan mulai konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3
2.      Masukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, 10-2 (duplo)
3.      Tambahkan PCA secukupnya aduk hingga rata, biarkan membeku
4.      Inkubasi 24-48 jam pada suhu 37oC
5.      Hitung ALTB (syarat ALTB minuman ringan < 2.102 kol/ml)
                                        
2.5  Hasil Pengamatan Menggunakan ALTB
A.    ALTB Makanan Ringan
1.      Kelompok 1
Sample: Taro
Diproduksi         : PT. Putra Taro Paloma
No. Batch          : -
No. Registrasi    : BPOM RI MD 655310075053
Konsentrasi sample:  10-1      10-2       10-3
Jumlah koloni tiap konsentrasi:
10-1 = 10 dan 7
10-2 = 5 dan 3
10-3 = 3 dan 7

ALTB  =  (10+7): 2 x 10-1
                     =  8,5 x 101 Kol/g

Syarat ALTB makanan ringan < 104 Kol/g
       Kesimpulan:
       TARO dengan BPOM RI MD 655310075053 memenuhi syarat ALTB makanan ringan.

2.     Kelompok 2
Sample: Komo
Diproduksi         : CV. Top Asli
No. Batch          : -
No. Registrasi    : BPOM RI MD 655611004250
     Konsentrasi Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
             10 -1                  : 40      11
             10 -2                  : 70      69
             10 -3                    : 18      15
ALTB   = (70+69): 2 x10-2
                           = 6,95 x 103 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan      :
      Komo dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 655611004250 memenuhi syarat ALTB makanan ringan.

3.      Kelompok 3
Sample: Lays
Diproduksi         : PT. Indofood Fritolay Makmur
No. Batch          : -
No. Registrasi    : MD 655610095013
      Konsentrasi Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
             10 -1                  :
0        2
             10 -2                  :
0        1
             10 -3                    : 43      124
ALTB   = (
43+124): 2 x 10-3
                           = 8,35 x 104 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
      Kesimpulan:
      Lays dengan No. Registrasi: BPOM RI MD 655610095013 tidak memenuhi syarat ALTB makanan ringan.

4.      Kelompok 4
Sample: Mie Kremes
Diproduksi         :  Tps Food
No. Batch          :  -
No. Registrasi    : BPOM RI MD 272911025003
     Konsentrasi Sample: 10 -1 10 -2 10 -3
Jumlah Koloni tiap konsentrasi:
             10 -1      : 35      43
             10 -2      :
1        7
             10 -3        :
0        1
ALTB   = (
35+43): 2 x10-1
                          = 3,9 x 102 Kol/g

Syarat ALTB Makanan Ringan < 10 4 Kol/g
Kesimpulan:
     Mie Kremes dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 272911025003 memenuhi syarat ALTB makanan ringan.

B.     ALTB MINUMAN RINGAN
1.      Kelompok 1
Sample   :  MIZONE
Diproduksi           :
PT. TIRTA INVESTAMA, Klaten 57474 - Indonesia
No. Batch             :  -
No. Registrasi      :
BPOM RI MD 249211005228
Konsentrasi sample: 100       10-1       10-2

    Jumlah koloni tiap konsentrasi:
    100  =  0 dan 26
    10-1 = 2 dan 4
    10-2 =  0 dan 1

     ALTB  = (0+26): 2 x 100
                  =  1,3 x 101 Kol/mL

       Syarat ALTB Minuman Ringan < 2. 102  Kol/ml

       Kesimpulan:
       Minuman MIZONE dengan  No.Registrasi: BPOM RI MD 249211005228 memenuhi syarat ALTB minuman ringan.

2.      Kelompok 2
Sample: Gresh
Diproduksi         :
PT. GRESHINDO AROMA
No. Batch          : -
No. Registrasi    :
DINKES RI P-IRT 213320101733
     Konsentrasi Sample       : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
             10 0                    : 0        0
             10 -1                  : 0        0
             10 -2                  : 0        0
            
ALTB   = (0+0) : 2 x 100 = 0 Kol/mL

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/mL

Kesimpulan        :
Gresh dengan No. Registrasi : DINKES RI P-IRT 213320101733 memenuhi  syarat ALTB minuman ringan.

3.      Kelompok 3
Sample: Ale-Ale
Diproduksi                     :
PT. Tirta Alam Segar
No. Batch                      :
-
No. Registrasi                :
BPOM RI MD 250010015955
     Konsentrasi Sample       : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
   10 0      : 2        1
   10 -1     :
2        0
   10 -2     :
0        0
  
ALTB   = (
2+1) : 2 x 100
                  = 1,5 x 10 0  Kol/mL

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/mL

Kesimpulan        :
Ale-Ale dengan No. Registrasi : BPOM RI MD 250010015955 memenuhi  syarat ALTB minuman ringan.


4.  Kelompok 4
     Sample: Panther
Diproduksi                     :
PT. Kinocare Era Kosmetindo
No. Batch                      :
RL0241S
No. Registrasi                :
BPOM RI MD 250010002939
     Konsentrasi Sample       : 10 0 10 -1 10 -2
Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
   10 0      : 0        0
   10 -1     :
2        1
   10 -2     :
0        0
  
ALTB   = (
2+1) : 2 x 100
                  = 1,5 x 101  Kol/mL

Syarat ALTB Minuman Ringan < 2.10 2 Kol/mL

Kesimpulan        :
Panther dengan No. Batch : RL0241S dan No. Registrasi : BPOM RI MD 250010002939 memenuhi  syarat ALTB minuman ringan.

C.    ALTB JAMU SERBUK
1.      Kelompok 1
Sample : JAMU Sehat Wanita
Diproduksi
                   : SIDO MUNCUL
No. Batch
                     : 14101003
No. Registrasi
              : POM TR 092203281
Konsentrasi Sample     : 10 -3    10 -4    10 -5

Jumlah Koloni tiap konsentrasi :
   10 -3                 : 46 dan 40
   10 -4                 : 16 dan 17
   10 -5                  : 23 dan 10
ALTB    = (46+40): 2 x 10 -3
= 4,3 x 104 kol/g

Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan     :
Jamu Sehat Wanita dengan No. Registrasi : POM TR. 092203281 dan No.Batch : 14101003 memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
2.      Kelompok 2
Sample : Jamu Pegel Linu
      Diproduksi         : PT. Sindo Muncul
No. Batch           :  -
No. Registrasi : POM TR 102219821  
    Konsentrasi sample :   10-3       10-4        10-5
                 
    Jumlah Koloni tiap Konsentrasi
       10-3     : 105    42
       10-4     : 11      16                   
       10-5     : 0        1

ALTB  = (105+42) : 2 x 10-3
= 7,35 x 104 kol/g

Syarat ALTB Jamu Serbuk < 106 Kol/g

Kesimpulan :
Jamu Pegel Linu dengan No. Registrasi
POM TR 102219821 memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
3.      Kelompok 3
Sample                        : Jamu Encok
Diproduksi      :
PJ. Guna Sehat
No. Batch
        : -
No. Registrasi
: POM TR 103215661
Konsentrasi Sample    : 10 -310 -4 10 -5
Jumlah Koloni tiap konsentrasi          :
            10 -3                 : 20      520
            10 -4                 : 120    216
            10 -5                  : 656    728
ALTB  = (656+728) : 2 x 10-5
            = 6,92 x 106 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan     :
Jamu Encok dengan No. Registrasi POM TR 103215661 tidak memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.
4.      Kelompok 4
Sample                        : Jamu Sehat Lambung
Diproduksi      :
PJ. Njonja Meneer
No. Batch
        : 151112
No. Registrasi
: POM TR 060321501
Konsentrasi Sample     : 10 -310 -4 10 -5
Jumlah Koloni tiap konsentrasi           :
10 -3                 : 94      111
10 -4                 : 13      30
10 -5                  : 5        7
ALTB              : (94+111) : 2 x 10-3
                        = 1,025 x 106 kol/g
Syarat ALTB Jamu Serbuk < 10 6 Kol/g

Kesimpulan     :
Jamu Sehat Lambung dengan No. Registrasi POM TR 106021501  dan No. Batch 151112 tidak memenuhi syarat ALTB jamu serbuk.

2.6   Kesimpulan Praktikum II
·         Hanya 3 sample makanan ringan yang memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
·         Semua sample minuman ringan memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.
·         Hanya 2 sample jamu yang memenuhi syarat ALTB berarti aman untuk dikonsumsi.

2.7     Dokumentasi
Perbedaaan antara agar Na yang terdapat bakteri dan tidak terdapat bakteri
Agar Na yang tidak terdapat koloni bakteri
Agar Na yang terdapat koloni bakteri

Agar Na yang terdapat koloni bakteri dan juga jamur


PRAKTIKUM III
MPN (Most Probable Number) Coliform
3.1   Teori Singkat
               Penggunaan air pada proses pembuatan makanan minuman dan jamu berpeluang untuk terkontaminasi oleh bakteri. Pada prinsipnya air di alam tidak dianggap steril. Pada umumnya komponen mikrobiologi dalam persyaratan makanan, minuman dan jamu dinyatakan dengan Escheria coli sebagai bakteri indikator. Parameter yang digunakan untuk persyaratan mikrobiologi antara lain total coliform dan fecal coliform. Analisis mikrobiologi dapat dilakukan dengan cara metode tabung ganda dan sistem membran filter.
               Metoda tabung ganda dilakukan untuk mengetahui total coliform dan fecal coliform menggunakan metode MPN yang terdiri dari beberapa tahap; Presumtive test (uji prakiraan) dan confirmed test (uji penegasan). Untuk memastikan ada tidaknya E.coli dalam sample yang diperiksa, dapat dilanjutkan dengan complete test dalam media pada Endo agar dan dilanjutkan dengan pemeriksaan biokimia.
3.2 Tujuan
      Menghitung jumlah bakteri koli yang terdapat dalam tiap gram/ml sample makanan, minuman ataupun jamu.
      Mengetahui sample makanan ringan, minuman ringan dan jamu yang memenuhi syarat MPN (Most Probable Number) Coliform.
3.3   Alat dan Bahan
1.      Lactose Broth (MCB)
2.      Tabung reaksi + tabung Durham
3.      Sample Uji
4.      Pipet Ukur
5.      PDF
6.      Erlenmeyer

3.4 Cara Kerja
1.      Buat pengenceran sample dengan konsentrasi    10-1; 10-2 ; 10-3
2.      Masukkan 1ml sample tiap pengenceran kedalam larutan LB (triplo)
3.      Inkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam
4.      Catat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukkan gas
5.      Hitung MPN Coliform sample dengan merujuk pada table MPN Coliform

3.5   Hasil Pengamatan Menggunakan MPN Coliform
A.    MPN Coliform MAKANAN RINGAN
1.      Kelompok 1
Sample: TARO
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
1
1
1
11
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Taro Crackers 3g/ml tidak memenuhi syarat
2.      Kelompok 2
Sample: Komo
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Komo 3g/ml memenuhi syarat


3.      Kelompok 3
Sample: Lays
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Lays 3g/ml memenuhi syarat

4.      Kelompok 4
Sample: Mie Kremes
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Mie Kremes 3g/ml memenuhi syarat

B.     MPN Coliform MINUMAN RINGAN
1.      Kelompok 1
Sample: MIZONE
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
1
1
1
11
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Mizone 3g/ml tidak memenuhi syarat


2.      Kelompok 2
Sample: Gresh
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Gresh 3g/ml memenuhi syarat
3.      Kelompok 3
Sample:     Ale-Ale
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Ale-Ale 3g/ml memenuhi syarat
4.      Kelompok 4
Sample: Panther
Tabung Gas Positif
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform Minuman Ringan Panther 3g/ml memenuhi syarat



C.    MPN Coliform JAMU SERBUK
1.      Kelompok 1
Sample:  Jamu Sehat Wanita
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
1
1
1
11
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Pegal Linu 3g/ml tidak memenuhi syarat

2.      Kelompok 2
Sample:  Jamu Pegel Linu
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
3
2
1
150
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Pegel Linu 3g/ml tidak memenuhi syarat

3.      Kelompok 3
Sample:  Jamu Encok
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
0
0
0
< 3
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Encok 3g/ml memenuhi syarat
4.      Kelompok 4
Sample:  Jamu Sehat Lambung
Tabung Gas Positif:
10-1
10-2
10-3
MPN Coliform
3
3
0
240
Syarat MPN Coliform Jamu, Makanan dan Minuman <3/g
Kesimpulan: MPN Coliform  Jamu Encok 3g/ml tidak memenuhi syarat
 3.6 Kesimpulan Praktikum III
·         Hanya satu sample makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat MPN Coliform.
·         Untuk sample jamu hanya satu yang memenuhi syarat MPN Coliform < 3/g
·         Dari semua sample yg telah di uji Melalui MPN Coliform hanya tujuh sample yang layak untuk di konsumsi karena memenuhi syarat
 3.7 Dokumentasi
Perbedaan MPN Coliform yang positif dan yang negatif
MPN Coliform Positif
MPN Coliform Negatif


PRAKTIKUM IV
FLORA NORMAL UDARA, KULIT, MULUT, AIR, KUKU DAN RAMBUT
4.1.1    FLORA NORMAL UDARA
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan dalam udara karena udara merupakan habitat flora normal
4.1.2     Tujuan Praktikum :
·         Mengetahui flora normal udara
·         Melakukan pemeriksaan sederhana untuk  mendeteksi keberadaan flora normal udara
4.1.3    Alat dan Bahan :
a.       Agar NA
b.      Inkubator
c.       Pewarnaan gram
d.      Gelas objek
4.1.4    Cara Kerja:
      Buka petri dish di udara luar selama 5 menit tutup kembali lempeng agar.
      Buka petri dish di udara dalam ruangan, ulang langkah satu pada permukaan lempeng agar lain.
      Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
      Bandingkan yang terjadi.




 4.1.5  Hasil Pengamatan:

Jumlah Flora Normal Udara Luar = 3 Koloni

Jumlah Flora Normal Udara Dalam = 5 Koloni

4.1.6        Kesimpulan
Di lingkungan sekitar kita terutama udara mengandung banyak bakteri dan juga banyak mikroorganisme. Memakai air conditioner (AC) tidak akan berpengaruh akan adanya mikroorganisme karena didalam paru-paru kita juga terdapat mikroorganisme dan akan keluar seiring kita bernafas dan akan berterbangan di udara sekitar kita.


4.2.1   FLORA NORMAL KULIT
Bakteri yang umum ditemukan pada kulit adalah Staphylococcus epidermidis, Streptococcus alfa dan non hemolitikus, difteroid dan sarcina. Staphylococcus aureus ada dalam jumlah kecil terutama pada daerah hidung.
4.2.2   Tujuan Praktikum :
1.      Mengetahui flora normal kulit
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal kulit

4.2.3   Alat dan Bahan
1.      Agar Na
2.      3 Jari tangan
3.      Sabun
4.      Alkohol 95%
4.2.4 Cara Kerja:
      Lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
      Letakkan 3 jari pada bagian I dari lempeng agar
      Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kasa steril, letakkan 3 jari pada bagian II lempeng agar
      Lalu bilas tangan yang belum dicuci dengan alkohol lalu letakkan pada bagian III lempeng agar
      Tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35°C
4.2.5   Hasil Pengamatan :
Flora normal kulit sebelum cuci tangan

Flora normal kulit setelah cuci tangan

Flora normal kulit setelah dibilas dengan alkohol
Jumlah koloni = 9 koloni

Jumlah koloni = 0 koloni
Jumlah Koloni = 0 koloni

4.2.6      Kesimpulan
Terdapat flora normal di kulit semua manusia tetapi flora normal tersebut dapat hilang atau mati jika kulit tersebut dicuci dengan sabun, ataupun dibilas dengan alkohol, jadi dapat disimpulkan di setiap kulit manusia terdapat flora normal atau terdapat bakteri dan sebaiknya kita memcuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah bakteri tersebut masuk dalam tubuh kita.

4.3.1   FLORA NORMAL RONGGA MULUT
Beberapa bakteri yang terdapat pada mulut adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus alfa dan non hemolitikus, Streptococcus vindans dll. Mikroorganisme yang banyak terdapat pada saluran napas terutama faring adalah Streptococcus alfa dan non hemolitikus, difteroid, Haemophilus, Mycoplasma, Pneumococcus dan Bacteroides.
4.3.2 Tujuan Praktikum
1.       Mengetahui flora normal rongga mulut
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal rongga mulut
4.3.3 Alat dan Bahan
1.    Agar Na
2.    Tusuk gigi
4.3.4 Cara kerja:
4.3.4.1 Cara Kerja 1 :
   Lempeng agar dibuka
   Hembuskan udara nafas melalui mulut sebanyak 3x
   tutup kembali, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35°C
   Amati jumlah koloni yang ada
4.3.4.2  Cara Kerja 2 :
      Ambil spesimen kotoran gigi menggunakan tuduk gigi steril
      Oleskan pada nutrien agar dengan motode zig-zag agar merata
      Tutup cawan, inkubasi selama 24 jam dengan suhu 35oC
      Amati koloni yang tumbuh

 4.3.5 Hasil Pengamatan:
Letak Flora normal
Jumlah koloni
Rongga mulut
2 koloni
Kotoran gigi
332 Koloni

 4.3.6 Kesimpulan :
Di tubuh kita terdapat flora normal dalam jumlah tertentu berfungsi sebagai pelindung, namun jika jumlahnya berlebih dapat menjadi patogen. Di udara terdapat banyak mikrooganisme karena udara merupakan salah satu habitat flora normal. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan diri kita sendiri dan lingkungan. Dengan cara merubah pola hidup menjadi lebih sehat.


4.4.1    FLORA NORMAL AIR
4.4.2   Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal air
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal air
4.4.3    Alat dan Bahan
1.      Agar Na
2.      Air keran
3.      Labu bunsen
4.      Penjepit
5.      Tabung reaksi
6.      Korek
 4.4.4   Cara Kerja :
      Ambil air keran dan masukan dalam 2 tabung reaksi
      Tuang satu sample air di tabung reaksi ke dalam nutrien agar
      Didihkan sample air keran yang lain lalu lakukan yang sama
      Tutup kembali cawan, inkubasi selama 24 jam dengan suhu 35o C
      Amati koloni yang tumbuh
4.4.5        Hasil Pengamatan
Flora Normal Air Keran Tidak Dididihkan
Flora Normal Air Keran Dididihkan
Jumlah Koloni = 1 Koloni
Jumlah Koloni = 0 koloni

4.4.6        Kesimpulan
Air dari alam dianggap tidak steril jadi jika kita ingin meminum air hendaknya dipanaskan atau dididihkan terlebih dahulu karena didalam air yang tidak dididihkan terdapat banyak bakteri terutama E.coli dan dari hasil praktikum terbukti jika air tanpa pemanasan terdapat bakteri.

4.5.1    Flora Normal Kuku dan Rambut
4.5.2    Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui flora normal kuku dan rambut
2.      Melakukan pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi keberadaan flora normal pada kuku dan rambut
4.5.3    Cara Kerja
1.      siapkan potongan kuku dan helai rambut
2.      buka tutup lempeng agar, lempeng agar dibagi menjadi dua bagian
3.      letakkan potongan kuku pada bagian 1 dari lempeng agar, letakkan helai rambut pada bagian 2 lempeng agar
4.      tutup kembali lempeng agar, inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 35oC
5.      amati jumlah koloni
4.5.4    Hasil Pengamatan

Flora normal kuku
Flora normal rambut
Jumlah Koloni
2
0

4.5.5        Kesimpulan
Hanya di kuku yang terdapat flora normal dan itu membuktikan bahwa tangan yang sudah dicuci pun tidak memperkecil adanya bakteri di tangan karena terdapat bakteri yang tersembunyi yang terdapat disela-sela kuku atau dibawah kuku. Untuk rambut dengan rajin membersihkan rambut, bakteri tidak akan menempel pada rambut kita dan membuat rambut kita bersih dan sehat.
PRAKTIKUM V
KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP SUHU
5.1  Teori Singkat
Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh lingkungan seprti suhu, kelembaban, dan pengaruh lain. Kepekaan kuman terhadap zat kimia tertentu dapat dipakai untuk menghindari kontaminasi pada alat ataupun bahan.
5.2  Tujuan Praktikum
Memahami pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman
6.3  Alat dan Bahan   
·         Lempeng NA
·         Uang logam
6.4  Cara kerja
   Ambil satu buah uang logam tempelkan pada permukaan lempeng agar
   Ambil satu buah uang logam yang lain, bakar hingga memijar dan tempelkan pada permukaan lempeng agar lain
   Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C
   Amati yang terjadi
Hasil pengamatan:
Uang logam yang tidak dipijar
Uang logam yang dipijar

2 Koloni
0 koloni

5.5 Kesimpulan
Suhu dapat mempengaruhi jumlah koloni bakteri karena umumnya pada suhu tinggi bakteri tidak dapat hidup

Praktikum VI
PEWARNAAN GRAM
6.1    Teori Singkat
Pewarna bereaksi secara kimiawi dengan protoplas bakteri; apabila sel belum mati, proses pewarnaan akan membunuhnya. Pewarnaan gram dapat membedakan bakteri menjadi dua golongan utama gram positif dan gram negatif.
6.2 Tujuan
     Untuk membedakan bakteri menjadi dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
6.3 Alat dan Bahan
      Aqua dest
      Carbol kristal ungu
      Fuchsin
      Lugol
      Alcohol 95%
      Kaca objek
      Cover glass
      Mikroskop
      Immersion oil
      Kawat Ose
      Lampu bunsen
      Biakan bakteri
Biakan kuman
      Bakteri makanan dan jamu
6.4 Cara Kerja
      Pijarkan kawat ose
      Ambil satu sengkelit biakan kuman, letakkan pada kaca objek, suspensi dengan air kemudian difiksasi
      tambahkan pewarna I kristal ungu biarkan selama lima menit, cuci dengan air
      tambahkan cairan lugol biarkan 45-60 detik cuci dengan air
      bilas dengan alcohol 95% sampai warna ungu tidak mengalir, cuci dengan air
      Tambahkan pewarna II fuchsin, diamkan 1-2 menit. Cuci denagn air, keringkan
      tambahkan minyak imersi, tutup dengan cover glass, periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x objektif

6.5 Hasil Pengamatan
Bakteri Ale-Ale
  • Bentuk : Cocus
  • Warna  : Ungu
  • Bakteri : Gram +


Bakteri Jamu Sehat Wanita
§  Bentuk : Cocus
§  Warna  : Merah
§  Bakteri : Gram -

 
6.6 Kesimpulan Praktikum VI
     Setelah Pewarnaan , jika bakteri berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif (-), dan jika berwarna ungu maka bakteri gram positif (+). Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa bakteri pada Ale-Ale adalah bakteri gram positif sedangakn bakteri pada Jamu Sehat Wanita adalah bakteri gram negatif.

PRAKTIKUM VII
PEMBIAKAN BAKTERI
7.1 Tujuan
     Untuk mendapatkan biakan kuman yang baru
     Untuk mengetahui cara pembiakan kuman
7.2 Alat dan Bahan
      3 buah Tabung Reaksi
      Kawat Ose
      Label
      Biakan bakteri :
     Bakteri dari hasil ALTB Ale-Ale
     Bakteri dari hasil ALTB Jamu Sehat Wanita
7.3 Cara Kerja :
     Ambil 3 tabung rx yg berisi agar miring
     Siapkan biakan bakteri yg sudah tersedia pada agar plate
     Beri nama dengan menggunakan label
     Siapkan kawat ose lalu pijarkan terlebih dahulu sebelum mengambil biakan bakteri
     Ambil biakan bakteri
     Pindahkan kedalam media agar miring secara zig-zag
     Pijarkan ujung tabung agar miring dan kawat ose , kemudian tutup dengan kapas
     Inkubasi dengan inkubaktor selama 24 jam 37oC
Segera lihat hasilnya

7.4  Kesimpulan
Membiakan suatu bakteri dapat dilakukan dengan agar miring dan biasanya hasil biakan mikroba berbeda-beda ada yang berwarna dan ada yang tidak tergantung pada biakan mikroba yang digunakan dan dari hasil pengamatan bisa disimpulkan bahwa bakteri dapat dipindah tempatkan atau dibiakan dalam media agar lain dan juga dapat pindah tempat dari yang satu ke tempat yang lain.

 7.5 Hasil Pengamatan
PRAKTIKUM VIII
KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA
8.1 Teori Singkat
Penyakit infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotika baik yang bersifat bakterisida maupun bakteriostatika. Untuk mengatasi penyakit dengan tepat diperlukan data kepekaan kuman penyebab infeksi tersebut terhadap antibiotika yang tersedia.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dapt dilakukan dengan berbagai cara antara lain adalah :
1.      Cara Cakram (Disk Methode)
Dipakai cakram kertas yang telah mengandung antibiotika dengan kadar tertentu dan diletakkan di lempeng agar yang telah ditanami kuman atau bakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan kuman yang tampak menunjukan ensitivitas kuman tersebut terhadap antibiotika yang bersangkutan.
2.      Cara tabung (Tube Dilution Methode)
Dalam hal ini dibuat bebagai konsentrasi antibiotika dan dicari konsentrasi terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan kuman
8.2 Tujuan praktikum
1.      Mengetahui metode untuk  memeriksa kepekaan kuman  terhadap berbagai antibiotik
2.      Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil tes kepekaan antibiotika
8.3 Alat dan Bahan
1.      Suspensi antibiotik (Kloramfenikol, Tetrasiklin, Cefadroksil)
  1. Agar Na
  2. Suspensi kuman dalam larutan Nacl
  3. Kapas steril
  4. Cakram antibiotika
  5. Pinset
  6. Lampu bunsen
  7. Mikro Pipet  
8.4 Cara Kerja
  1. Buat suspensi antibiotika dengan kadar tertentu
  2. Ambil 20 mikroliter suspensi antibiotik dengan mikro pipet
  3. Teteskan suspensi di atas cakram steril pada agar yang sudah diberi bakteri
  4. Inkubasi pada suhu 37°C selama 18 – 24 jam
  5. Perhatikan ada tidaknya & hitung zona hambat yang terbentuk disekitar cakram
8.5 Hasil Pengamatan
Diameter zona hambatan ( dlm cm ):

ANTIBIOTIKA
Cefadroksil
Tetrasiklin
Kloramphenicol
BAKTERI

1
2
1
2
1
2
Ale-Ale
 
 0,5 cm
0,5 cm
9 cm
5,5 cm
5 cm
5 cm
Sehat Wanita
 
7 cm
5 cm
5 cm
4,3 cm
3,5 cm
3 cm
 
 8.6 Kesimpulan
Antibiotik dalam konsentrasi tertentu mampu membunuh bakteri yang peka terhadap antibiotik tersebut. Pemeriksaan kepekaan antibiotika terhadap bakteri dapat dilakukan dengan cara cakram.Mekanisme kerja antibiotik adalah bakterisid dan bakteriostatik. Semakin besar diameter antibiotic berarti semakin besar pula spectrum kerjanya untuk menghambat ataupun membunuh bakteri. Jadi dapat disimpulkan bahwa antibiotik tetrasiklin lebih ampuh untuk membunuh bakteri Ale-Ale, sedangkan cefadroksil lebih ampuh untuk membunuh bakteri dari Jamu Sehat Wanita.
8.7  Dokumentasi
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
        Disetiap aktifitas yang kita lakukan terdapat bakteri atau kuman, dari mulai kita makan, minum, dll. Kita harus selektif dalam memilih makanan dan minuman, pilih lah makanan dan minuman yang telat memenuhi standar BPOM dan telah diuji kebersihan dan kesterilannya. Ditubuh kita pun juga terdapat bakteri dari mulai kulit, kuku, rambut, hingga dalam paru-paru kita. Bakteri atau kuman dapat mati dengan cara pemanasan juga bisa dengan cara kita memcucinya dengan sabun atau desinfektan seperti alkohol. Bakteri dapat dibiakan dan diperbanyak dengan media agar Na. Dan terakhir bakteri dapat diwarnai agar kita tahu jenis baketri tersebut.
B.     Saran
Inilah laporan yang dibuat oleh kloter pertama praktikum mikrobiologi ini meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna namun kita dapat memimplementasikan tulisan ini dan kami juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
·         Laporan Akhir Praktikum Mikrobiologi
·         Tim Penyusun Buku Pedoman Praktikum Mikrobiologi. Buku Pedoman Mikrobiologi. Jakarta : 2010
·         Laporan Praktikum Mikrobiologi Pengenalan Alat-Alat Laboraturium
·         Laporan Praktikum Mikrobiologi (Pengenalan Alat-Alat Laboraturium)

LAMPIRAN FOTO-FOTO PRAKTIKUM
A. Lampiran Foto ALTB

ALTB Dari Makanan Taro 10-3

ALTB Dari Makanan Taro 10-0



ALTB Dari Jamu Sehat Wanita 10-3
ALTB Dari Makanan Taro 10-2



ALTB Dari Minuman Mizone 10-1

ALTB Dari Makanan Taro 10-1



ALTB Dari Jamu Sehat Wanita 10-5
ALTB Dari Jamu Sehat Wanita 10-4



ALTB Dari Jamu Pegel Linu 10-5
ALTB Dari Minuman Mizone 10-3



ALTB Dari Minuman Gresh 100
ALTB Dari Jamu Pegel Linu 10-5


ALTB Dari Minuman Gresh 10-1
ALTB Dari Minuman Gresh 100



ALTB Dari Makanan Komo 10-3
ALTB Dari Makanan Komo 10-1



ALTB Dari Makanan Komo 10-2

ALTB Dari Makanan Komo 10-3



Contoh Agar Na yang Positif Bakteri dan Memiliki
Banyak Koloni

ALTB Dari Makanan Komo 10-1




Contoh Agar Na Yang Positif Bakteri dan juga Jamur

ALTB Dari Makanan Komo 10-2



Contoh Agar Na Yang Positif Bakteri dan juga Jamur


Contoh Agar yang Negatif Bakteri




Contoh Agar Na yang Positif Bakteri dan Memiliki
Banyak Koloni


B. Lampiran Foto MPN Coliform


MPN Colifrom Jamu Sehat Lambung
MPN Coliform Minuman Panther



MPN Coliform Ale-Ale, Lays, dan Jamu Encok

MPN Coliform Jamu Sehat Lambung
                                                                                               
C. Lampiran Foto Flora Normal




Flora Normal Pada Tangan Yang Tidak Dicuci
Flora Normal Pada Kuku


Flora Normal Di Udara Dalam Ruangan Lab (Ber AC)
Flora Normal Di Udara Luar



Flora Normal Rongga Mulut (Kotoran Gigi)
Flora Normal Pada Rambut


Flora Normal Tangan Tidak Dicuci
Flora Normal Tangan Yang Dicuci dan Tidak Dicuci


Flora Normal Tangan Dicuci Dengan Alkohol
Flora Normal Udara Mulut


D. Lampiran Foto Kepekaan Bakteri Terhadap Suhu



Uang Logam Tidak Dipanaskan
Uang Logam Dipanaskan
D.    Lampiran Foto Pewarnaan Gram dan Pembiakan Bakteri



Bakteri Gram Positif Minuman Ale-Ale
Bakteri Gram Negatif Jamu Sehat Wanita



Pembiakan Bakteri  Pada Agar Miring




E.     Lampiran Foto Kepekaan  Kuman Terhadap Antibiotika

Antibiotik Tetrasiklin
Antibiotik Kloramfenikol
Antibiotik Cefadroksil





Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.