Kamis, 02 November 2017

LAPORAN GEL PROPANOLOL



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID GEL PROPRANOLOL HIDROKLORIDA
Tanggal praktikum : 10 Maret 2015
I.        Tujuan
Mengenal dan memahami bahan dan cara pembuatan sediaan gel dengan berbagai jenis basis dan mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik fisik dan pelepasan bahan aktif.
II.      LATAR BELAKANG
A.      Teori Dasar
Gel merupakan sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, digolongkan sebagai sistem dua fase (gel alumunium hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar disebut Magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat bersifat tiksotropik, yaitu membentuk massa yang semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Jadi sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini harus tertera pada etiket.
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dalam cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (karbomer) atau dari gom alam (tragacant). Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat juga digunakan sebagai pembawa. Contohnya : minyak  ineral dapat dikombinasikan dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep berminyak.
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberika secara topikal atau dimasukan dalam lubang tubuh, contohnya : voltaren gel, bioplaceton. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, bermulut lebar terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk.
  Menurut farmakope edisi IV, gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel organik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan, gel kadang-kadang disebut juga sebagai jelli.
Menurut formularium nasional, Hal 315, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Menurut Ansel, gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik yang terkecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan.

Ada due macam basis gel, yaitu :
·         Gel Hidrofobika (oleogel), adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengandung paraffin cair dengan polietilen atau minyak lemak membentuk gel dan silica koloidal atau alumunium atau sabung sel.
·         Gel Hidrofilik (hydrogel), adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengandung air, gliserolum atau propilenglikol membentuk gel dengan gelling agent (pembentuk gel) yang sesuai seperti tragakan, pati derivate selulosa, polimer karboksivinil dan magnesium alumunium silikat.
            Hal-hal yang harus diperhartikan dalam formulasi :
·         Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang mempunyai struktur tiga dimensi.
·         Inkompatibilitas : dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).
·         Gelling agent yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formulasi.
·         Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat rentan terhadap mikroba.
·         Viskositas sediaan gel yang tepat sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan topikal.
·         Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan viskositas saat disimpan dibawah temperature yang tidak terkontrol.
·         Pelarut yang digunakan tidak melarutkan gel, karna jika daya adhesi lebih besar dibandingkan daya kohesi antar gel dapat menyebapkan gel tersebut menjadi rusak.
Komponen gel :
Ø  Zat aktif
Ø  Gelling agent
Ø  Bahan Tambahan







Bahan tambahan dalam gel :
·         Pengawet : mekipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai anti mikroba. Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan Gelling agent.
·         Penambahan bahan higroskopis : bertujuan untuk mencegah kehilangan air, contoh : gliserol, propilenglikol, dan sorbitol dengan konsentrasi 10-20%.
·         Chelating agent : bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat, contoh : EDTA.
Keuntungan dan kekurangan Gel
·         Keuntungan sediaan Gel : untuk hydrogel efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
·         Kekurangan sediaan Gel : untuk hydrogel harus menggunakan zat aktif yang larut dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperature, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau menghilang ketika berkeringat, akndungan surfaktan yang tinggi dapat menyebapkan iritasi dan harga lebih mahal.

III.    PERMASALAHAN FARMASETIK
A.      Preformulasi Zat Aktif
-          Propranolol hidrochloridum (FI ed. III hal. 532)
Propranolol hidrochloridum mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C16H21NO2, HCL, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk ; putih atau hampir putih ; tidak berbau ; rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air dan dalam 20 bagian etanol (95%) P ; sukar larut dalam kloroform P.
Keasam-kebasaan : PH larutan 1,0% b/v 5,0 sampai 6,0
Susut pengeringan : tidak lebih dari 0,5%
Sisa pemijaran : tidak lebih dari 0,1%
Penetapan kadar : lakukan penetapan kadar menurut cara I yang tertera pada titrasi bebas air menggunakan 700mg dan sebagai indikator digunakan larutan p-naftolbenzein P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : antiadrenergikum, superficial infantile hemangiomas.


B.      Bahan Tambahan
-          CMC NA (FI ed.IV hal. 175)
Carboxyl methyl selulosa natricum adalah garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk atau granul putih sampai krem ; higroskopik
Kelarutan : mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal ; tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat sebagai gelling agent dengan konsentrasi 3 - 6 %.

-          Tween 80 (polysorbatum-80) (FI ed.III hal 509)
Polysorbat-80 adalah hasil kondensasi oleat dari sorbitol dan anhidridannya dengan etilenoksida. Tiap molekul sorbitol dan anhidridannya berkondensasi dengan lebih kurang 20 molekul etilenoksida.
Pemerian : cairan kental seperti minyak ; jernih, kuning ; bau asam lemak khas.
Kelarutan : mudah larut dalam air, dan dalam etanol (95%) P, dalam etil asetat P dan dalam methanol P ; sukar larut dalam paraffin cair P dan dlam minyak biji kapas P.
Kekentalan lebih kurang 600cp
Bilangan asam tidak lebih dari 2,0
Keasam-kebasaan PH larutan 5,0% b/v antara 6,0 sampai 8,0
Kadar air tidak lebih dari 3,0% ; pengujian dilakukan dengan cara titrasi yang tertera pada penetapan kadar air
Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,25%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan

-          Nipagin ( FI ed. III hal. 378)
Methyl paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3.
Pemerian : serbuk hablur halus ; putih ; hampir tidak berbau ; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3  bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Suhu lebur 125⁰ sampai 128⁰
Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan ; pengawet.


-          Aqua Destillata (FI ed. III hal. 96)
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
Pemerian : cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Keasam-kebasaan pada 10ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil P ; tidak terjadi warna merah. Pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P ; tidak terjadi warna biru
Sisa penguapan tidak lebih dari 0,001% b/v ; penguapan dilakukan diatas tangas air hingga kering
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.


C.       Permasalahan farmasetika
Pada saat pembuatan, basis gel yang dipanaskan diatas waterbath waktunya kurang lama sehingga pada saat basis gel akan dicampurkan dengan bahan yang lainnya harus menggunakan tenaga yang sedikit lebih cepat pada saat mengaduk dan waktu pada saat mengaduk menjadi lebih lama supaya homogen dan mendapatkan hasil yang baik.

IV.   FORMULA
R/ PROPRANOLOL HCL         1%
 CMC Na                             6%
 TWEEN-80                         5%
 NIPAGIN                            0,17%
 AQUA DESTILLATA            ad 20
 Oleum menthae piperiteae q.s



V.     PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
-          Perhitungan : I tube = 20 gram x 10 = 200 gram
Propranolol hcl           = 1 x 200 =  1g
                                      100
CMC Na                       = 6 x 200 =  12g
                                      100
Aqua untuk CMC Na   = 10 x 12 =   120
Tween-80                    = 5 x 200 =  10g
                                      100
Nipagin                        = 0, 17 x 200 =  0,34g
                                        100
Aqua destillata            = ad 20 x 10 = 200g – ( 1+12+120+10+0,34) = 55,66 ~ 56 ml

-          Penimbangan :
1.      Propranolol hidrochloridum         1g
2.      CMC Na                                         12g
3.      Aqua untuk CMC Na                     120ml
4.      Tween-80                                      10g
5.      Nipagin                                          340mg
6.      Aqua destillata                              56ml
7.      Ol. menthae piperiteae                5tetes

VI.   PEMBUATAN
1.      Setarakan timbangan, siapkan alat dan bahan, timbang bahan obat, alasi mortir dengan serbet
2.      Propranolol gerus sampai halus tambahkan nipagin gerus sampai halus dan homogeny (m1)
3.      CMC Na tambahkan aqua panas untuk CMC Na panaskan diatas waterbath ad mengembang (m2)
4.      Tween-80 masukan kedalam mortir, tambahkan (m2) Gerus sampai homogen tambah sisa aqua destillata gerus sampai homogen tambahkan (m1) gerus sampai homogen teteskan oleum menthae piperiteae 5 tetes gerus sampai homogeny.
5.      Masukan kedalam wadah beri etiket.

VII.  PEMBAHASAN
Pada saat pembuatan gel, cara pembuatannya menggunakan cara peleburan basis gel diatas waterbath. Yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan gel adalah pada saat peleburan, harus sampai kental dan tidak ada granul yang tersisa didalam beaker glass. Selain itu pada saat pembuatan gel penambahan aqua destillata ditambahkan sedikit demi sedikit dan terus diaduk supaya tekstur gel tidak menjadi cair.
Evaluasi yang digunakan masih sama pada saat pembuatan cream, yaitu : uji homogenitas, yang dilakukan diatas kaca dan dilihat penyebarannya, penetapan PH menggunakan PH meter, organoleptika dan uji suhu dalam 3 kondisi.
Pada saat uji homogenitas, hasil gel homogeny dilihat dari penyebaran di permukaan kaca yang bening. Pada saat uji PH, hasil gel memiliki PH 6, yang berarti gel yang dihasilkan bersuasana asam. Pada saat pengujian suhu, gel cenderung stabil, karena tidak menunjukan perubahan pada suhu yang berbeda.





VIII.     KESIMPULAN
Sediaan gel mengandung jumlah air yang tinggi serta memberi rasa sejuk pada kulit. Penggunaan gel sangat luas selain untuk penghantaran obat juga digunakan untuk kosmetik. Tersedia banyak gelling agent yang dapat digunakan sebagai basis gel, masing – masing memiliki sifat fisika kimia tersendiri yang disesuaikan dengan bahan aktifnya agar sediaan yang dihasilkan efektif, stabil, dan akseptabel. Gel yang dibuat oleh kelompok kami tidak terlalu baik, karena tekstur gel yang tidak terlalu bening atau transparan. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan gel penambahan aqua destillata pada pembuatan sediaan harus ditambahkan sedikit demi sedikit dan terus di aduk. Jika gel sudah kental pemberian aqua destillata bisa dihentikan walaupun masih ada sisa aqua destillata. Karena kalau tetap ditambahkan kemungkinan sediaan gel yang dibuat dapat menjadi terlalu cair.







           





DAFTAR PUSTAKA
Aulton, M., E., 2nd edition, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Churcil Livingstone
Lieberman, H., A., Coben, L., J., Sediaan Semisolid, dalam Lachman, L., Lieberman, H., A.,
 Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri III, UI-Press
Premjeet, S., Ajay, B., Sunl, K., Bhawana, K., Sahli, K., Divashish, R., Sudeep, B., 2012, Additives n Topical Dosage Forms, International Journal of Pharmaceutical, Chemical, and Biological Sciences, 2(1), 78-96
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anonim, 1996, Farmakope Indonesia IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia






Link Download File dibawah ini



TAGS : #LAPORAN, #GEL, #PROPANOLOL, #PHARMACY, #TSSSL

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.