Selasa, 11 Juli 2017

LAPORAN EMULSI SHAMPO SULFUR



TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID “EMULSI”

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI
TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
“SHAMPO SULFUR”

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Teknologi Sediaan Semi Solid dan Liquid

Disusun oleh :
                                          Dayanara Meutia Maliki               P2.31.39.0.14.021
                                          Devi Herdinawati                          P2.31.39.0.14.023
                                          Dhea Salikha Khanum                   P2.31.39.0.14.025
                                          Kelas/kelompok                             1 A / A 4

Dosen Pengawas
Dra. Yetri Elisya, M.Farm, Apt.

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
2015
TEKNIK SEDIAAN SEMI SOLID
SHAMPO SULFUR
       I.            TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan sediaan farmasi dalam bentuk emulsi.
2.      Menentukan formula dan metode pembuatan serta evaluasi yang tepat dalam pembuatan Shampo Sulfur.

    II.            TEORI DASAR
Menurut farmakope III, Emulsa (Emulsi) adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman. 9)

Menurut Formularium nasional Edisi II, emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi. Fase cairan terdispersi disebut fase dalam, sedangkan fase cairan pembawanya disebut fase luar. (Formularium Nasional Edisi Kedua, Halaman. 314)

Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau.  Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut.

Kata shampo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.

Shampo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata.

Shampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua shampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga shampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air. Shampo kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan air.

Preparat shampo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut dan mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:
1.      Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
2.       Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari kulit kepala
3.      Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
4.      Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak dengan mata
5.      Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa
6.      Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala

 III.            PERMASALAHAN FARMASETIK
a.    Preformulasi Zat Aktif
1.     Sulfur Praecipitatum (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman. 591)
Pemerian        : Tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut
dalam karbondisulfida, sukar larut dalam minyak zaitun,
sangat sukar larut dalam etanol (95%).
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat             : Antiskabies.
Konsentrasi     : <5% Treated Stabies (Martindale edisi 28 hal.504).

b.    Permasalahan Farmasetik
·         Pada saat pengadukan menggunakan mixer telalu lama sehingga terbentuk busa yang sangat banyak yang lama kelamaan busa tersebut akan memadat.

c.      Penyelesaian Masalah
·         Jika menggunakan mixer jangan terlalu lama diaduk supaya sediaan yang dibuat tidak membentuk banyak busa.

d.     Preformulasi Zat Tambahan
1.      Natrii Lauryl Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi IV Halaman. 595)
                 Pemerian        : Hablur kecil, berwarna putih atau kuningmuda agak
                                         berbau khas.
                 Kelarutan                    : Mudah larut dalam air, membentuk opalesen.
                  Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.
      Khasiat                        : Surfaktan anionik, emulsifying agent, detergen
pada shampo
                                    Konsentrasi                 : Natrii Lauryl Sulfat (Handbook of Pharmaceutical
Exipients Halaman. 443)
Use
Concentration (%)
Anionic Emulsifier, Forms Self
Emulsifying Bases With Fatty Alcohols
0,5-2,5
Detergent in Medicated Shampos
~ 10
Skin Cleanser in Topical Applications
1
Solubilizer in Concentrations
Greater Than Critical Micelle Concentration
> 0,0025
Tablet Lubricant
1-2
Wetting Agent in Dentrifices
1-2

2.      Acidum Stearicum (Farmakope Indonesia Edisi III Halaman. 57)
Pemerian                    : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan                    : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian
etanol (95%),dalam 2 bagian kloroform dan
dalam 3 bagian eter.
Suhu Lebur      : Tidak kurang dari 54°.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat            : Zat Tambahan.
Konsentrasi     : 9,1% - 20%
3.      Natrium Hydroxydum (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman. 412)
Pemerian        : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering,
keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih,
mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera
menyerapkarbondioksida.
Kelarutan        : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol(95%).
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat            : Zat tambahan

4.      Methylis Parabenum/Nipagin M (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman.378)
Pemerian        : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
memiliki rasa,kemudian agak membakardiikuti rasa tebal
Kelarutan        : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dandalam 3
bagian aseton. Mudah larut dalam eterdan dalam alkali
hidroksida, jika didinginkanlarutan tetap jernih.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat            : Zat pengawet.
Konsentrasi     : Nipagin (Methylis Parabenum) (Handbook of
Pharmaceutical Exipients Halaman. 310)
Use
Concentration (%)
IM, IV, SC Injections
0.065-0.25
Opthalmic Preparations
0.015-0.05
Oral Solutions and Suspensions
0.015-0.2
Topical Preparations
0.02-0.3
Vaginal Preparations
0.1-0.15
5.      Aqua Destillata (Air Suling) (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman. 96)
Pemerian        : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.

  IV.            ALAT DAN BAHAN
1.) Alat
        Mortir dan stamper
        Timbangan
        Anak timbangan
        Perkamen
        Sudip
        pinset
        Beaker glass
        Gelas ukur
        Wadah

2.) Bahan
        Sulfur praecipitatum
        Natrii lauryl sulfat
        Acidum stearicum
        Natrium hydroxydum
        Nipagin
        Parfum (Oleum citri)
        Aqua destillata

     V.            FORMULA
R/  Sulfur praecipitatum                           2 %
      Na lauryl sulfat                                    25 %
      Asam stearat                                       7 %
      NaOH                                                  1 %
      Nipagin                                                0,3 %
      Parfum                                                qs
      Aqua dest ad                                       100 ml
     
  VI.            PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
1.      Perhitungan :
1 botol (100 ml)                      = 100 ml  x  5   = 500 ml
a)      Zat Aktif
·         Sulfur pp           = 2% x 500 ml  = 10 gram
b)      Bahan Tambahan
        Na lauryl sulfat             = 25% x 500 ml            = 125 gram
        Asam stearat                = 7% x 500 ml              = 35 gram
        NaOH                            = 1% x 500 ml              = 5 gram
        Nipagin                         = 0,3% x 500 ml           = 1,5 gram
        Aqua dest                      = ad 500 ml - (10 + 125 + 35 + 5 + 1,5)
= 500 - 176,5   = 323,5 ~  324 ml
        Oleum citri                    = ± 5 tetes

2.      Penimbangan :
a.      Sulfur praecipitatum                     10 gram
b.      Natrii lauryl sulfat                         125 gram
c.       Acidum stearicum                         35 gram
d.      Natrium hydroxydum                    5 gram
e.      Nipagin                                          1,5 gram
f.        Parfum (Oleum citri)                     ± 5 tetes
g.      Aqua destillata                              324 ml

VII.            PEMBUATAN
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Setarakan timbangan
3.      Timbang bahan obat
4.      Kalibrasi masing-masing botol 100 ml
5.      Masukan acidum stearicum tambahkan natrii lauryl sulfat kedalam beaker glass tambahkan sebagian aqua dest panaskan diatas waterbath ad lebur
6.      Masukan sulfur praecipitatum gerus ad halus tambahkan nipagin gerus ad homogen tambahkan hasil leburan gerus ad homogen (massa 1)
7.      Larutkan NaOH dengan sebagian aqua aduk ad larut tambahkan massa 1 gerus ad homogen tambahkan sisa aqua gerus ad homogeny
8.      Masukan parfum (oleum citri) ± 5 tetes kedalam massa aduk ad homogeny
9.      Masukan shampo sulfur kedalam masing-masing botol ad 100 ml

VIII.            EVALUASI
1.      Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, dan tekstur sediaan. Adapun hasil pengamatan organoleptis dari sediaan yang kami buat adalah sebagai berikut:
Bentuk             : semi solid
Warna             : kuning pucat
Bau                  : bau khas dari pewangi (bau ol.citri)

2.      Uji stabilitas fisik
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. (Dirjen POM,1995).
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan.
Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia.
Adapun hasil uji stabilitas fisik dalam berbagai suhu dari sediaan yang kami buat adalah sebagai berikut:
Suhu dingin (30c)       : stabil, warna kuning pucat, bau khas pewangi (oleum citri)
Suhu kamar                : stabil, warna kuning pucat, bau khas pewangi (oleum citri)
3.      Uji pH
Dengan menggunakan kertas lakmus atau pH indikator. masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam shampo sulfur (sekitar 1 menit). Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya. Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.
Adapun hasil uji pH dari sediaan yang kami buat adalah basa dengan pH 8 dengan menggunakan pH indikator.
Serta dengan menggunakan kertas lakmus, kertas lakmus tersebut berubah warna dari berwarna merah menjadi biru yang menandakan bahwa shampo sulfur tersebut bersifat basa.
                       

4.      Uji Perubahan Warna
Setelah sediaan emulsi diamati pada hari ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5 didapati hasil bahwa shampoo sulfur tersebut tidak mengalami perubahan warna sama sekali.


   IX.            PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan Shampo Sulfur dan evaluasinya.
Menurut farmakope III, Emulsa (Emulsi) adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia Edisi III, Halaman. 9)
Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau.  Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut.
Dalam praktik, kami melakukan pembuatan Shampo Sullfur berdasarkan formula buatan sendiri. Untuk membuat formula tersebut langkah pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, alat yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan shampo sulfur ini adalah mortir dan stamper, timbangan, anak timbangan, perkamen, sudip, pinset, beaker glass, gelas ukur, wadah (botol plastik) alat evaluasi sediaan.
Sedangkan bahan yang dipergunakan adalah sulfur praecipitatum, natrii lauryl sulfat, acidum stearicum, natrium hydroxydum, nipagin, parfum (Oleum citri), aqua destillata.
Setelah  alat dan bahan siap, langkah kedua adalah menimbang bahan sesuai dengan perhitungan yang ada, dimana sulfur praecipitatum 10 gram, natrii lauryl sulfat 125 gram, acidum stearicum 35 gram, natrium hydroxydum 5 gram, nipagin 1,5 gram, parfum (Oleum citri) ± 5 tetes, aqua destillata 324 ml. Semua bahan ini ditimbang untuk 5 pembuatan shampo sulfur.
Langkah ketiga, setelah penimbangan bahan adalah praktikan mengkalibrasi masing-masing wadah (botol plastik), kemudian masukan acidum stearicum tambahkan natrii lauryl sulfat kedalam beaker glass tambahkan sebagian aqua dest panaskan diatas waterbath ad lebur, lalu masukan sulfur praecipitatum gerus ad halus tambahkan nipagin gerus ad homogen tambahkan hasil leburan gerus ad homogen (massa 1), larutkan NaOH dengan sebagian aqua aduk ad larut tambahkan massa 1 gerus ad homogen tambahkan sisa aqua gerus ad homogeny, masukan parfum (oleum citri) ± 5 tetes kedalam massa aduk ad homogeny. Tempatkan pada wadah (botol plastik) menjadi 3 bagian, shampoo sulfur masing-masing sediaan mempunyai berat 100 ml. Dimana sisa sediaan digunakan untuk proses evaluasi disimpan di wadah botol yang lain.
Langkah keempat, adalah evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah evaluasi organoleptis, uji stabilitas fisik, uji keasaman (pH), uji perubahan warna.
Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara mengamati sediaan emulsi dilihat dari bentuk, warna, dan bau dari sediaan shampoo sulfur yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar  mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan standar emulsiyang ada, dalam arti sediaan emulsi tersebut stabil dan tidak menyimpang dari standar emulsi.
Evaluasi kedua yaitu uji stabilitas fisik dilakukan dengan cara mendiamkan emulsi selama beberapa hari dalam suatu suhu yang berbeda yaitu:
        Suhu dingin dilakukan menggunakan lemari pendingin
        Suhu kamar
Evaluasi ketiga yaitu uji keasaman (PH) dengan menggunakan indikator PH dengan cara  mencelupkan indikator PH dalam sediaan emulsi dan lihat perubahan warna pada indikator PH yang sudah dicelupkan dan bandingkan warna yang berubah dengan warna PH, serta uji dengan kertas lakmus.
Evaluasi keempat yaitu mengamati perubahan warna pada sediaan emulsi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan selama waktu tertentu.

Berdasarakan masing – masing uji diperoleh hasil sebagai berikut :
·         Uji organoleptis sediaan shampo sulfur yaitu bentuknya semi solid, bau :bau khas dari pewangi (bau ol.citri), warna : kuning pucat.
·         Uji stabilitas fisik dengan menempatkan sediaan shampo sulfur dalam berbagai suhu selama 1 hari. Hasil yang diperoleh:
Ø  Suhu dingin                 : stabil, kuning pucat, bau khas dari pewangi
  (oleum citri)
Ø  Suhu kamar                 : stabil, kuning pucat, bau khas dari pewangi
  (oleum citri)
·         Uji keasaman (pH) menggunakan kertas untuk mengukur pH dengan memasukan kertas tersebut ke dalam sediaan emulsi. Hasil yang diperoleh ialah shampo sulfur berpH  8 (basa), serta uji dengan kertas lakmus menghasilkan warna biru pada lakmus merah yang menandakan bahwa shampo sulfur bersifat basa.
·         Uji Perubahan Warna, setelah sediaan emulsi diamati pada hari ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5 didapati hasil bahwa shampoo sulfur tersebut tidak mengalami perubahan warna sama sekali.

Pada praktikum pembuatan sediaan shampo sulfur ini menggunakan zat aktif sulfur praecipitatum yang mana berkhasiat sebagai antiskabies. Bahan tambahan lainnya yang digunakan adalah nipagin yang mana berkhasiat sebagai pengawet (anonim, 1979). Penambahan nipagin yang dianjurkan adalah 0,1% - 0,18% (Moh. Anief, 1998. Hal 112)



        I.            KESIMPULAN DAN SARAN
1.                  Mahasiswa dapat membuat sediaan emulsi dengan menggunakan formulasi buatan sendiri
2.                  Shampo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata.
3.                 Shampo Sulfur yang dibuat bentuknya agak padat, warna sediaan kekuningan, serta berbau parfum (oleum citri)
4.                 Penyimpanan Shampo Sulfur dilakukan dalam wadah tertutup rapat atau wadah ditempat sejuk.

      II.            DAFTAR PUSTAKA
1.      Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2.      Farmakope Indonesia edisi keempat. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3.      Anief, Moh, 1995, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
4.      Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
5.      Handbook Of Pharmaceutical Excipients
6.      Formularium Nasional Edisi Kedua
 



Link Download File dibawah ini



TAGS : #LAPORAN, #EMULSI, #SHAMPO, #SULFUR, #PHARMACY, #TSSSL

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.