I.
Tujuan
Percobaan
·
Mengetahui formulasi dan
prosedur pembuatan emulsi Minyak Ikan
·
Mampu membuat sediaan emulsi yang baik dan menentukan hasil evaluasi pada sediaan
emulsi
II.
Latar
Belakang
Ø
Teori
Menurut
Farmakope Indonesia III, emulsi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat air atau distabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok.
Menurut Farmakope Indonesia IV, emulsi adalah
sistem dua fase dimana salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain
dalam bentuk tetesan-tetesan kecil.
Menurut RPS 18 th, emulsi adalah
suatu sistem terdispersi yang terdiri dari paling sedikit 2 fase cairan yang
tidak saling bercampur.
Menurut Lachman, emulsi adalah suatu campuran
yang tidak stabil secara termodinamika yang terdiri dari 2 cairan yang tidak
saling bercampur.
Menurut Ansel, emulsi adalah suatu dispersi
dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak saling bercampur.
Menurut Encyclopedia, emulsi digambarkan sebagai
sistem heterogen, terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur. Satu
diantaranya didispersikan secara seragam sebagai tetesan kecil dalam cairan
lain.
Menurut
IMO, Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok.
Menurut Formularium Nasional, emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri
dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; yang satu terdispersi sangat halus
dan merata dalam fase cairan lainnya; umumnya dimantapkan dengan zat
pengemulsi.
Jadi, emulsi
adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang
terdiri dari paling sedikit dua fase cairan minyak dan air yang tidak
bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya secara seragam
dalam bentuk tetesan – tetesan kecil dengan ukuran diameter 0,1 – 100 nm yang
distabilkan dengan emulgator / surfaktan yang cocok (sesuai).
Tipe-tipe Emulsi
1.
M/A
(minyak/air)
Suatu emulsi dimana minyak terdispersi
sebagai tetesan-tetesan dalam fase air dan diistilahkan emulsi minyak dalam
air.
2.
A/M
(air/minyak)
Jika air adalah fase terdispersi dan minyak
adalah medium pendispersi, maka emulsi disebut emulsi air dalam minyak.
3.
Emulsi Ganda
Dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahanaktif. Dalam
tipe emulsi ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi A/M/A atau M/A/M
atau disebut “emulsi dalam emulsi”.
(RPS 18th : 298)
Komposisi
Sediaan Emulsi
Sediaan
emulsi secara umum terdiri dari bahan aktif dan juga tambahan
a.
Bahan aktif antara lain :
·
Paraffin cair
·
Oleum gec aselli
·
Curaubitae semin
b.
Bahan tambahan antara lain :
Emulgator menstabilkan dengan cara
menempati antara permukaan antara tetesan dan fase eksternal. Emulgator juga
mengurangi tegangan antar muka antara fase sehingga meningkatakan proses
emulsifikasi selama pencampuran.
·
Gom Arabikum
Menambahakan sekaligus
1 1/2 bagian kepada gom itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu
masa yang homogen.
·
Merah telur
Merah telur digerus dalam mortar
dengan 3ml air dan kemudian ditambahkan sedikit-sedikit minyaknya. Setelah
diencerkan disraing dengan air kasa.
·
Tragakan
Mula-mula tragakan digerus dengan air
yang 20 kali banyaknya, kepada mucilago ini ditambahkan bergantian sejumlah
kecil minyak dan air, sangatlah perlu menamabahkan minyak dalam jumlah lebih
kecil. 1 gram tragakan = 10 gram gom arab.
·
Carboxymethyloellulose (CMC)
Larutannya dibuat dengan jalan
menuangi zat dengan air didih dan membiarkannya beberapa lama.
c.
Pengawet antimikroba
/preserudife
Sediaan emulsi memerlukan bahan
antimikroba karena fase air memepermudah pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga
fungsi dari pengawet antimikroba yaitu dapat mengurangi kortaminasi
mikroorganisme.
·
Asam benzoate
·
Metil paraben
(nipagin)=0,015-0,2%
·
Prophylparaben
(nipasol)=0,01-0,02%
d.
Antioksidan
Diperlikan untuk mencegah terjadinya
kekeringan dari fase minyak ataupun oksidasi zat berkhasiat
·
Asam askorbat
·
Asam sitrat
·
Askorbil
·
Sulfit
e. Pembau (corigen adoris)
Zat pembau ditambahkan agar menutupi bau
dari zat aktifnya yang mungkin menyengat
·
Oleum citri
·
Oleum ricini
·
Oleum cinamommi
·
Vanillium
·
Camphora
f.
Pewarna (corigen colori)
Zat pewarna ditambahkan agar menutupi penampilan
yang tidak menarik dan meningkatkan
·
Eritrosin
·
Tartrozin
·
Roosberry red
g.
Perasa (corigen saporis)
Zat perasa ditambahkan agar menutupi
rasa dari minyak, sehingga dapat menarik bagi anak-anak.
·
Gliserin : >20%
·
Sukrosa : 67%
Kestabilan
Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal
seperti dibawah ini :
1.
Creaming yaitu terpisahnya
emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih
banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila dikocok
perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2.
Koalesen dan cracking
(breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan
butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa
diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena:
·
Peristiwa kimia, seperti
penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO / CaCL2
·
Peristiwa fisika, seperti
pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
3.
Inversi yaitu peristiwa
berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya dan
sifatnya irreversible.
Syarat-syarat Emulsi
Sediaan
emulsi dapat terbentuk jika :
·
Terdapat 2 zat yang tidak
saling melarutkan
·
Terjadi proses pengadukan
(agitosi)
·
Terdapat emulgator
Sediaan
emulsi yang baik adalah sediaan emulsi yang stabil, dikatakan stabil apabila
sediaan emulsi tersebut dapat mempertahankan distribusi yang teratur dari fase
terdispersi dalam jangka waktu yang lama.
(R. Voight hal 434)
Metode
Pembuatan Emulsi
a.
Metode Gom Basah
Metode
ini cocok untuk emulsi yang dibuat dengan mucilago atau gom yang tidak larut
sebagai emulgator. Metode ini penting digunakan meski lebih lembab dan tidak
sebaik metode kontinental. Penting juga digunakan jika emulgator yang tersedia
hanya dalam bentuk air atau harus dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan.
Caranya :
Gom
dibuat dengan jumlah kecil lalu sejumlah kecil minyak di tambahkan dengan
pengadukan teratur. Setelah emulsi sangat visko, ditambahkan lagi dengan
pengadukan teratur sampai semua minyak tercampur. Setelah semua minyak
ditambahkan, campuran dicukupkan volumenya dengan air.
b.
Metode Gom Kering
Metode
ini cocok untuk emulsi yang dibuat dari emulgator gom kering.
Caranya :
Gom
kering (dengan jumlah setara dari 1 – 4 dari jumlah minyak), dideskripsikan
sekaligus dengan pengadukan teratur sampai semua minyak tercampur dengan volume
air ½ X jumlah minyak. Ditambahkan sekaligus dengan pengadukan teratur.
Perbandingan 4 bagian dari minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator. Kemudian
pengadukan dilanjutkan dengan kecepatan tinggi menggunakan gerakan spiral
sampai terbentuk emulsi utama yang kembali, suara khas akan terdengan saat
emulsi utama yang stabil telah jadi.
c.
Metode Botol
Metode
ini digunakan khusus untuk emulsi yang mengandung minyak menguap dan minyak
encer lainnya untuk mencegah zat tersebut terpercik.
Caranya :
Minyak
dimasukkan dulu dalam botol besar lalu segera ditambahkan gom kering dan
dikocok dengan cepat. Penting untuk menambahkan air dengan segera setelah gom
terdispersi. Emulsi utama akan dibentuk melalui pengocokan.
d.
Metode Beker
Metode
ini digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua jenis emulgator (ada
yang larut air dan ada yang larut minyak.
Caranya :
Masing-masing
emulgator dimasukkan dalam beker terpisah diatas water batch dan dipanaskan sampai
suhunya 70o C. setelah itu kedua emulgator mencapai suhu yang sama maka
fase internal dimasukkan dalam fase eksternal dengan pengadukan dan terus
diaduk sampai minyaknya hampir dingin, kalau tidak, maka lapisan minyak akan
naik kepermukaan campuran dan memadat membentuk cake, maka sedapat mungkin
terdispersi secara seragam sampai sediaan jadi.
Kelebihan
Sediaan Emulsi
·
Banyak bahan obat yang
mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak
pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
·
Beberapa obat menjadi lebih
mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk
emulsi.
·
Emulsi memiliki derajat
elegansi tertentu dan mudah discuci bila diinginkan.
·
Formulator dapat mengontrol
penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun
emulsi dermal.
·
Emulsi telah digunakan untuk
pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam
bentuk emulsi.
·
Aksi emulsi dapat diperpanjang
dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan
lain.
·
Emulsi juga memiliki keuntungan
biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak dan
pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaian ke dalam tubuh
manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu pengencer
yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan dari segi ekonomis
selama kemanjuran dan penampilan tidak dirusak.
(Lachman hal 507)
Kekurangan
Sediaan Emulsi
Emulsi kadang-kadang
sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya
tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus
memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah
yang berhubungan.
(Lachman hal 1031)
2. Evaluasi
Sediaan
a.
Organoleptis
Evaluasi
organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur
sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (dengan kriteria
tertentu) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (macam dan item),
menghitung prosentase masing-masing kriteria yang di peroleh, pengambilan
keputusan dengan analisa statistik.
b.
Homogenitas
Homogenitas
sediaan sirup ditunjukkan dengan tercampurnya bahan-bahan yang digunakan.
Dalam formula sirup, baik bahan aktif maupun bahan
tambahan secara merata. Cara pengujian homogenitas yaitu dengan meletakkan sirup
pada objek glass kemudian meratakannya untuk melihat adanya partikel-partikel
kecil yang tidak terdispersi sempurna.
c.
Evaluasi pH
Larutan
sirup yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20. Melakukan
pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam larutan sirup.
d.
Volume Terpindahkan
·
Botol 100 mL yang sebelumnya
telah dikalibrasi
·
Sediaan sirup yang telah jadi
kemudian dimasukan ke dalam botol 100 ml sampai batas kalibrasi
·
Tuang kembali sirup dalam gelas
ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan
kalibrasi
e.
Viskositas Cairan
·
Viskometer dibersikan dan
dikeringkan
·
Cairan yang akan ditentukan
kekentalanya di masukan melalui pipa a sampai ruang r penuh terisi
·
Cairan dihisap melalui pipa b
sampai naik melewati garis m
·
Cairan dibiarkan turun sampai
garis n
·
Catat waktu yang dibutukan
cairan untuk mengalir dari garis m ke n
·
Lakukan 3 kali pengulangan data
f.
Bobot Jenis
·
Menggunakan piknometer yang
kering dan bersih.
·
Menimbang piknometer kosong di
timbangan analitik.
·
Aquadest dimasukkan kedalam
pikometer dan ditimbang.
·
Zat cair (sirup) dimasukkan ke
dalam piknometer.
·
Kelebihan zat uji ditimbang dan
dibuang.
·
Bobot piknometer kosong
dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi
Ø
Zat Aktif
a.
Penggunaan
Produk
ini mengandung Oleum Lecoris Aselli sebagai zat aktif yang mengandung EPA dan
DHA serta vitamin A dan D yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan.
b.
Farmakologi
Sediaan
yang dibuat memiliki efek menambah nafsu makan. DHA sangat berperan dalam
mempertajam penglihatan kita serta meningkatkan kecerdasan otak. (Nurfri
Afriansyah, peneliti dari bagian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, IPB,
Bogor)
c.
Dosis
Dewasa : Sehari 3 kali
1 sendok makan
Anak 6-12 tahun : Sehari 2 kali 1 sendok makan
Anak 1-6 tahun : Sehari 1 kali 1 sendok makan
Anak 6 bulan-1
tahun : Sehari 1 kali 1/2 sendok makan
III.
Preformulasi
dan Permasalahan Farmasetika
1.
Preformulasi Zat Aktif
a.
Zat aktif
-
Oleum Lecoris (FI III hal 457)
Pemerian : Cairan; kuning pucat; bau khas, agak manis, tidak tengik; rasa
khas
Kelarutan :
Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform
P, dalam eter P dan dalam eter minyaktanah P
Bil.
Asam : Tidak lebih dari 1,2
Penyimpanan :
Wadah yang tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Sumber vitamin A dan D
b.
Zat tambahan
-
Glycerolum ( FI III hal 1271 dan Handbook of Pharmaceutical Excipients
page )
Sinonim : Gliserol,
gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih.
Tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopis. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur
tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapau kurang dari 200
Kelarutan : Dapat
dicampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak
pH : Larutan
10% b/v bereaksi netral
Penyimpanan :
Disimpan dalam tempat tertutup baik
Konsentrasi : Antimicrobial preservative < 20%
Emolient ≤
30%
Gel vehicle aquos 5-15%
Gel vehicle nonaquos 50-80%
Humectan ≤
30%
Ophthalmic formula 0,5-3%
Solvent for parental form ≤ 50%
Sweetening agent in alcohol elixir ≤ 20%
Kegunaan : Zat tambahan, emulgator
-
Aqua Destillata ( FI III hal
96)
Sinonim
: Air
Rumus molekul: H2O
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
terasa.
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk fisik. Dalam wadah yang sesuai. Terhindar dari kontaminasi partikel pada
saat penggunaan.
OTT : Dalam formula, air dapat bereaksi dengan bahan
eksipient lainnya yang mudah terhidrolisis.
Penyimpanan :
Disimpan dalam tempat tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
-
Oleum Cinnamomi ( FI III hal
454)
Sinonim
: Minyak kayu manis
Pemerian : Cairan suling segar berwarna
kuning; baud an rasa khas. Jika disimpan dapat menjadi coklat kemerahan
Kelarutan : Dalam etanol larutkan 1 ml dalam
8 ml etanol (70%) P; opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi
larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ke dalam
campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N dan 50 ml air
Penyimpanan :
Disimpan dalam tempat tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
Kegunaan : Zat tambahan, corrigen odoris
Dosis : 0,3 – 1,2 gr (Cinnamon)
0,05 – 0,2 ml (Oil)
-
Pulvis Gummi Arabic ( FI III
hal 454 dan Handbook of Pharmaceutical Excipients page 1)
Sinonim
: PGA, Gumm Acacia
Pemerian : Hampir tidak berbau; rasa tawar
seperti lendir
Kelarutan : Mudah larut dalam air,
menghasilka larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis dan tidak larut
dalam etanol 90% P
Makroskopik : Butir, bentuk bulat, atau bulat telur,
penampang 0,5 cm sampai 6 cm atau berupapecahay bersegi-segi. Warna putih
sampai putih kekuningan. Tembus cahaya; buram karena banyak retakan kecil; amat
rapuh, permukaan pecahan menyerupai kaca, dan kadang-kadang berwarna seperti
pelangi
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan, emulsifying agent
Konsentrasi : Emulsifying agent 5-10%
Pastilie base 10-30%
Suspending agent 5-10%
Tablet binder 1-5%
2.
Permasalahan Farmasetika
-
Dibutuhkan penstabil emulsi
agar bentuk sediaan emulsi baik/bagus
-
Sediaan yang dibuat berbau amis
yang berasal dali lavertraan
-
Pembuatan emulsi minyak ikan
bisa saja gagal
3. Penyelesaian Masalah
-
Digunakan PGA sebagai emulsifying agent
-
Ditambahkan oleum cinnamomi untuk
meminimalisir bau dari sediaan emulsi minyak ikan
-
Diperlukan ketelitian dan kesabaran
pada saat PGA dan Air dicampur dan ditambahkan dengan gliserin ad corpus emulsi
IV.
Metoda
1.
Formula
2.
Perhitungan dan Penimbangan
a.
Perhitungan
v
Untuk 1 botol @100 ml
1)
Zat aktif :
Oleum lecoris aselli = 100 x = 46,51
gr
2)
Zat tambahan:
Glyserolum = 10 x = 4,65 gr
PGA = 30 x = 13,95 gr
Oleum cinnamomi = gtt VI x = 2,79 = 3 tetes
Aqua dest ad 100 ml –
(46,50 + 4,65 + 14 + 3) = 31,85 ml =
32 ml
v
Untuk 5 botol
1)
Zat aktif:
Oleum lecoris aselli = 200
mg x x 5 =
232,56 gr = 233 gr
2)
Zat tambahan:
Glycerolum =
10 x x 5 = 23,25 gr = 23 gr
PGA =
30 x x 5 = 69,76 gr = 70 gr
Oleum cinnamomi = gttVI x
x 5 =
13,95 = 14 tetes
Aquadest ad 500 ml – (233 + 23 + 70 + 14) = 160 ml
Oleum menthae =
qs
b.
Penimbangan
No.
|
Nama
|
Khasiat
|
Jumlah
|
1.
|
Oleum lecoris aselli
|
Sumber vitamin A & D
|
233 gr
|
2.
|
Glycerolum
|
Emulgator
|
23 gr
|
3.
|
PGA
|
Emulsifying agent
|
70 gr
|
4.
|
Oleum cinnamomi
|
Corrigen odoris
|
14 tetes
|
5.
|
Aqua dest
|
Pelarut
|
160 ml
|
3.
Alat dan Bahan
a.
Alat
-
Mortir dan stamper
-
Cawan uap
-
Spatel logam
-
Gelas ukur
-
Waterbath
-
Batang pengaduk kaca
-
Wadah 20 g
-
Pipet tetes
-
Perkamen
-
Anak timbangan
-
Alat evaluasi sediaan
-
Tabung Erlenmeyer
-
Botol 100 ml
b.
Bahan
No.
|
Nama
bahan
|
1.
|
Oleum
Lecoris Aselii
|
2.
|
Gycerolum
|
3.
|
PGA
|
4.
|
Oleum
Cinnamomi
|
5.
|
Aqua
dest
|
4.
Prosedur Pembuatan
1.
Menyiapkan alat dan bahan,
menyetarakan timbangan
2.
Melakukan kalibrasi pada ke-3
botol dengan ukuran 100 ml
3.
Membersihkan lumping sebelum
digunakan agar hasil emulsi baik/bagus
4.
Memasukkan oleum lecoris ke
dalam lumping + PGA aduk ditengah sampai warna putih diinti
5.
Menambahkan air sekaligus
6.
Memasukkan glyserolum + oleum
cinnamomi aduk ad homogeny
7.
Memasukkan ke dalam botol
masing-masing ad 100 ml
Penyerahan:
ü Wadah = Botol 100 ml
ü Etiket = Etiket
untuk emulsi
ü Label = Kocok
dahulu
ü Signa = Emulsi
Minyak Ikan
5.
Evaluasi
a.
Organoleptis
1.
Bau : Bau kayumanis dan sedikit amis
2.
Warna :
Larutan kental putih susu
3.
Rasa : Sedikit manis dan amis
b.
Evaluasi PH
·
Pada hari ke-1, pH masing-masing
pada ke-3 emulsi adalah 5
c.
Homogenitas
Sediaan emulsi yang kami buat tidak
terdapat bagian yang menggumpal (homogeny)
d.
Resistensi Panas (Menurut FI
IV)
·
Suhu kamar (15o- 30o) :
Setelah dilakukan percobaan
selama 1 jam dengan suhu kamar, emulsi
stabil. Tidak mengalami perubahan warna ataupun bau.
·
Suhu dingin (tidak lebih dari 8o) :
Setelah dilakukan percobaan
selama 1 jam dengan suhu dingin dengan
memasukkan ke dalam lemari pendingin, emulsi stabil. Tidak mengalami perubahan
warna ataupun bau.
·
Suhu hangat (30o –
40o) :
Setelah dilakukan percobaan
selama 1 jam dengan suhu hangat dengan
meletakkan dibawah sinar matahari, emulsi stabil. Tidak mengalami perubahan
warna ataupun bau.
e.
Uji Sedimentasi
·
Selama 15 menit (26 mei 2015
pukul 14.12 - 14.27) :
Dilakukan terhadap emulsi sebanyak
100 ml. Hasilnya tidak terdapat endapan
·
Selama 30 menit (26 mei 2015
pukul 14.12 - 14.32) :
Dilakukan terhadap emulsi sebanyak
100 ml. Hasilnya tidak terdapat endapan
sebanyak
·
Selama 7 hari (26 mei 2015
pukul 14.12 – 2 juni 2015 pukul 14.12):
Dilakukan terhadap emulsi sebanyak
100 ml. Hasilnya terdapat endapan sebanyak 2cc
f.
Viskositas
Bahan
|
Waktu
|
|||
Percobaan 1
|
Percobaan 2
|
Percobaan 3
|
Rata-rata
|
|
Air
|
30.10
|
30.15
|
30.19
|
30.14
|
Emulsi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rumus Viskositas:
η1= t1 ρ1
η2 = t2 ρ2
Diketahui :
η Air : 0,89 cp (Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 6th edition)
Ø Viskositas Emulsi
Tidak dilakukan uji
viskositas karena emulsi bersifat kental sehingga susah untuk diamati
g.
Bobot Jenis (Densitas)
-
Air
Bobot Pikno Kosong (W1) :
10 g
Bobot Pikno + Air (W2) : 26,4600 g
Bobot Pikno + Sample-Air (W3) :
26,4600 g
Bobot Air :
16,4600 g
Kerapatan Air
(ρ)
:
W3-W1 = 26,4600 – 10,0000 = 16,4600= 1 g/mol
W2-W1 26,4600 – 10,0000 16,4600
W3-W1 = 26,4600 – 10,0000 = 16,4600= 1 g/mol
W2-W1 26,4600 – 10,0000 16,4600
-
Sample (Emulsi Minyak Ikan)
Bobot Pikno
Kosong (W1) : 10
g
Bobot Pikno +
Air (W2) :
26,4600 g
Bobot Pikno + Emulsi
(W3) : 26,6238 g
Bobot Emulsi : 16,6238 g
Kerapatan Emulsi
(ρ) :
W3-W1 = 26,6238 – 10,0000 = 16,6238 =
1,00 g/mol
W2-W1 26,4600 – 10,0000 16,4600
W2-W1 26,4600 – 10,0000 16,4600
V.
Pembahasan
Oleum lecoris
aselli atau biasa disebut minyak ikan mengandung Omega-3 dan DHA yang
dibutuhkan pada masa pertumbuhan. Sediaan yang dibuat memiliki efek menambah
nafsu makan. Nurfri Afriansyah, peneliti
dari bagian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, IPB, Bogor mengatakan,
pada omega-3 terdapat 2 unsur asam lemak esensial
rantai panjang: EPA (Eico Pentanoic Acid)/asam lemak Omega-3 rantai panjang C
20 dan DHA (Doxoca Hexanoic Acid)/asam lemak omega rantai panjang C 22. Asam
lemak dari Omega-3 ini disebut juga asam linoleat.
DHA sangat
berperan dalam meningkatkan ketajaman retina mata kita, sekaligus meningkatkan
kecerdasan otak. Ketajaman mata menangkap suatu objek dan meneruskannya jadi
respon di otak, dipengaruhi oleh unsur DHA. Itulah mengapa, dikatakan DHA
berperan terhadap kecerdasan. Sedangkan unsur EPA berperan terhadap kesehatan
jantung dan pembuluh darah.
Dalam minyak
ikan juga ada vitamin, karena minyak ikan diambil dari hati ikan. Hati adalah
salah satu sumber vitamin A, D, dan juga kalsium maka dikatakan minyak ikan
baik juga untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
VI.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1.
Emulsum (emulsi) adalah suatu
dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair
yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak saling bercampur. (Ansel)
2.
Perhitungan pada formula sangat
menentukan formulasi akhir sediaan. Dalam pembuatan emulsi perlu diperhatikan kualitas
bahan dan cara pengadukannya.
3.
Sediaan emulsi mengandung Omega-3, EPA dan DHA sangat berperan
dalam mempertajam penglihatan kita serta meningkatkan kecerdasan otak.
4.
Volume emulsi selama 3 hari percobaan tidak mengalami pengurangan.
VII.
Daftar
Pustaka
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta: DepkesRI
Anonim.1978.Formularium Nasional. Jakarta: Depkes RI
Ansel.
1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Jakarta: UI Press
Anief,
Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan
Praktek.Yogyakarta : Universitas GajahMada
Lachman
L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga.
Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994
Anonim,
1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Rowe, Raymond C.2006.Handbook of Pharmaceutical Excipients.
6th editions.London : Pharmaceutical Press
Voigt, R.1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh
Soendani N. S. Yogyakarta:
UGM Press
http://marettawulannnnnnn.blogspot.com/2013/01/emulsi.html
diakses pada 7 mei 2015 pukul 13.12
http://medicafarma.blogspot.com/2008/10/emulsif.html
diakses pada 7 mei 2015 pukul 13.20
http://riafinit.blogspot.com/2014/02/teori-emulsi.html
diakses pada 7 mei 2015 pukul 13.25
Link Download File dibawah ini