Senin, 10 Juli 2017

LAPORAN EMULSI PARAFFIN LIQ



I.    Tujuan Percobaan
A. Tujuan Umum:
1.   Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara penelusuran pustaka untuk mengumpulkan data zat berkhasiat tertentu dan zat tambahan yang diperlukan sebagai data penunjang dalam penyusunan formulasi sediaan.
2.   Mengetahui langkah-langkah pembuatan sediaan emulsi yang baik dan benar.
                        
B.  Tujuan khusus:
1.   Mahasiswa mampu membuat dan mengevaluasi bentuk sediaan emulsi yaitu Emulsi Paraffin Liquid.

II. Latar Belakang
A. Teori
1.    Pengertian
Menurut Ansel, emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
Menurut Famakope Indonesia edisi IV emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan bahwa emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok.


2.    Macam-macam emulsi
a.    Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak dapat tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-tetesan kecil lebih mudah dicerna.
b.   Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
c.    Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

3.      Tipe-tipe emulsi
a.    Tipe emulsi o/w atau m/a  : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air sebagai fase eksternal.
b.    Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai fase eksternal.

4.      Ketidakstabilan Emulsi
a.    Creaming
Terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu bagian mengandung fase dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
b.   Koalesensi dan cacking (breaking)
Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi karena :
·      Peristiwa kimia   : penambahan alcohol dan perubahan pH
·      Peristiwa fisika    : pemanasan, pendinginan dan penyaringan
·      Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur dan ragi
c.    Inversi fase
Peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau sebaliknya sifatnya irreversible.

5.      Komponen emulsi
a.    Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri atas :
·      Fase dispersi     : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lainnya.
·      Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar ( bahan pendukung ) emulsi tersebut.
·      Emulgator         : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Contoh: Gom Arab, Tragacanth, Agar-agar dan CMC-Na         
-   Emulgator alam     : kuning telur dan adeps lanae   
-   Emulgator mineral : veegum dan bentonit          
-   Emulgator buatan  : tween dan span
b.    Komponen tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Misalnya: pewarna, pengaroma, perasa dan pengawet

6.      Metode Pembuatan Emulsi
a.    Metode GOM kering 4:2:1
GOM dicampur minyak sampai homogen. Setelah homogen ditambahkan 2 bagian air, campur sampai homogen.
b.   Metode GOM basah
GOM dicampur dengan air sebagian. Ditambahkan minyak secara perlahan, sisa air ditambahkan lagi.
c.    Metode botol
GOM dimasukkan ke dalam botol + air, dikocok. Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan sambil terus dikocok.

7.      Stabilitas Emulsi
ü Jika didiamkan tidak membentuk agregat
ü Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi lagi
ü Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.

B.  Prinsip
Prinsip dari pembuatan emulsi adalah terdiri dari campuran zat yang tidak bisa bercampur secara invisible. Sehingga diperlukan suatu emulgator untuk menyatukan kedua cairan (minyak dan air) tersebut.

C. Zat Aktif
1)   Penggunaan: 
Melancarkan proses Buang Air Besar, membuat tinja menjadi lebih lembek.

2)   Farmakologi:
Emulsi paraffin liquid bekerja dengan cara merangsang peristaltik usus besar, menghambat reabsorbsi air dan melicinkan jalannya feses

3)   Dosis:
Dewasa : 1-2 sendok 15ml
Anak-anak : ½ Dosis Dewasa
Diminum sekali sehari pada malam hari



III.   Preformulasi
A.  Preformulasi Zat Aktif
1.    Paraffin liquidum
Nama Zat Aktif
Paraffin liquidum
Literatur
Sinonim
Paraffin cair
FI III hal. 652
 Berat Molekul

FI III hal. 56
Struktur

FI III hal. 56
Rumus Molekul

FI III hal. 56
Pemerian
Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak.
FI III hal. 652
Kelarutan
Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform, dalam minyak menguap, dalam hampir semua minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.
FI III hal. 652
Khasiat
emolient
Handbook excipient hal. 314
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan dengan cahaya berlebih.
FI III hal. 652
                   

2.    Gummi Arabicum
Nama Zat Aktif
Gummi Arabicum
Literatur
Sinonim
PGA
FI III hal. 423
 Berat Molekul

FI III hal.
Struktur


Rumus Molekul


Pemerian
Bubuk, tidak berbau
FI III hal. 423
Kelarutan
Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat lambat. Meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
FI III hal. 423
Khasiat
Agent pengemulsi (5 – 10 %)
Agent pengemulsi (5 – 10 %)
Tablet binder (1 – 5 %)
Handbook excipient hal. 1
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
FI III hal. 423

3.    Sirup Simplex
Pembuatan
Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirop
FI III hal 567
Berat Molekul

FI IV hal 175
Struktur

FI IV hal 175
Rumus Molekul
-

Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna
FI III hal 567
Penetapan Kadar
Memenuhi syarat penetapan sakarosa yang tertera pada sirupi
FI III hal 567
Khasiat
Zat pemanis
FI III hal 567
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk
FI III hal 567


4.    Vanilinum
Nama Zat Aktif
Vanillinum
Literatur
Sinonim
Vanilin, vanila
FI III hal. 822
BeratMolekul


Struktur


Rumus Molekul


Pemerian
Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning; rasa dan bau khas, dipengaruhi cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
FI III hal. 822
Kelarutan
Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan dalam air panas.
FI III hal. 6822
Khasiat
Corigent saporis (2 – 3%)
Corigent odoris (2 -3 %)
Remingthons phermaceutical science hal. 1291
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
FI III hal. 822

5.    Aethanolum
Nama Zat Aktif
Aethanolum
Literatur
Sinonim
etanol
FI III hal. 63
BeratMolekul

FI III hal.
Struktur




FI III hal.
Rumus Molekul

FI III hal. 63
Pemerian
Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C. Mudah terbakar.
FI III hal. 63
Kelarutan
Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.
FI III hal. 63
Khasiat
Pengawet ( >10 %)
Deisnfektan bakteri (60 – 90 %)
Pelarut ekstraksi galenika ( >85 %)
Pelarut dalam sediaan liquid oral (variabel)
Solvent in film coating (variable)
Handbook excipient hal. 4
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, JAUHKAN DARI API
FI III hal. 130

6.         Aquadest
Nama Zat Aktif
Aqua Destillata
Literatur
Sinonim
Air Suling
FI III hal.96
Berat Molekul
18,02
FI III hal.96
Rumus Molekul
H2O
FI III hal.96
Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
FI III hal.96
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
FI III hal.96

B.  Permasalahan Farmasetik
Zat Aktif (paraffin liquid) merupakan minyak mineral dan akan dibuat sediaan cair, sediaan harus stabil maka perlu ditambahkan emulgator untuk menyatukan/menurunkan tegangan permukaan antara air dan minyak mineral yaitu Gummi Arabicum. Dan sediaan mudah terurai oleh karena itu perlu ditambahkan zat pengawet agar sediaan tetap stabil dan jauhkan dari cahaya.






IV.   Metode
A.    Formula

Emulsi Paraffin Liquid (fornas edisi II hal. 227)
Tiap 100 ml mengandung
R/ paraffin liquidum                    50 ml
Gum. Arab                              12,5
Sirup simplex                          10 ml
Vanilinum                               4 mg
Aethanolum 90%                    6 ml
Aquadest         ad                    100 ml


B.     Perhitungan
Untuk 4 botol @100 ml
1.      Paraffin liquid                   =  50 ml x 400/100 ml
= 200 ml
2.      PGA                                  = 12,5 g x 400/100 ml
= 50 g
3.      Sirup simplex                    = 10 ml x 400/100 ml
= 40 ml
4.      Vanilinum                         = 4 mg x 400/100 ml
= 16 mg : 67%
= 23,8 mg
5.      Aethanolum 90%              = 6 ml x 400/100 ml
= 24 ml
6.      Aquadest                           = 400 – (200 + 50 + 40 + 23,8 + 24)
= 62,2 ml ~ 62 ml


C.    Penimbangan
Paraffin liquid             =          200 ml
PGA                            =          50 gram
Sirup simplex              =          40 ml
Vanillin                       =          23,8 gram
Aethanol 90%             =          24 ml
Aquadest                     =          62 ml

D.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
No.
Alat
Jumlah
1
Mortir dan Stemper
1 pasang
2
Pinset
1 buah
3
Botol @100 ml
4 buah
4
Pipet tetes
3 buah
8
Sendok tanduk
1 buah
10
Gelas Ukur 100 ml
2 buah
11
Gelas Ukur 50 ml
2 buah
11
Timbangan
1 pasang
12
Anak timbangan
1 paket
13
Sudip
3 buah

Bahan yang digunakan:
No.
Bahan
Spesifikasi
Guna
Jumlah
1
Paraffin liquid
Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak.
Emolient
200 ml
2
PGA
Bubuk, tidak berbau
pengemulsi
50 g
3
Sirup simplex
Cairan jernih, tidak berwarna
Corigent saporis
40 ml
4
vanilinum
Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning; rasa dan bau khas, dipengaruhi cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Corigent odoris & saporis
23,8 g
5
Aethanolum 90%
Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C. Mudah terbakar.
 Pelaruut dalam sediaan liquid oral
24 ml
6
Aquadest
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Pelarut, zat pembawa
62 ml






E.     Prosedur Pembuatan
1.      Siapkan alat dan bahan yang di perlukan.
2.      Tuangkan sedikit / setengah bagian liquid paraffin + PGA sekaligus, aduk ad. Tercampur rata.
3.      Tambahkan sisa paraffin, diaduk.
4.      Tambahkan vanilin + sirup simplex, aduk ad homogen
5.      Tambahkan aethanol sedikit – sedikit sambil diaduk hingga emulsi terlihat lebih encer.
6.      Masukkan 300 ml kedalam 3 botol berbeda untuk dikemas.
7.      Masukkan sisa emulsi kedalam botol untuk dievaluasi.
8.      Lakukkan evaluasi

F.   Evaluasi
No
Evaluasi dan Prosedur Evaluasi
1.
Pengamatan organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, dan konsistensi. Adapun hasil pengamatan organoleptis dari sediaan yang kami buat adalah sebagai berikut:
Bentuk                     : Liquid
Warna                       : putih susu
Bau                          : Berbau khas
Konsistensi              :
2.
PH
       Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal.  Indikator universal yang kami gunakan adalah Indikator Kertas (Indikator Stick) , Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna.
       Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia. Adapun hasil uji pH dari sediaan yang kami buat adalah pH 5 (asam)

3
Bobot Jenis
Berat Jenis
bobot jenis dinyatakan dalam satuan g (gram). Alat yang digunakan adalah timbangan berat jenis. Sample dimasukan kedalam piknometer, kemudian ditimbang.
Berat jenis = Masa/Volume
 =m/v
Bj. Kosong     : 20,209
Bj. aquadest    : 45,0776
Bj. Sample      : 45,7073
Perhitungan Berat Jenis
1.   Bj. Aquadest    :  = 0,994 gram/ml
2.   Bj. Sample        :  = 1,019 gram/ml


V.      Pembahasan
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok. Alasan sediaan emulsi dibuat karena adanya 2 fase air dan minyak yang tidak dapat bercampur oleh karena itu perlu ditambahakan Emulgator. Pada sediaan yang kami buat yaitu Emulsi Paraffin Liquidum ditambahkan emulgator yaitu Gummi Arabicum/PGA.
Emulsi Paraffin Liquidum merupakan Emulsi tipe air dalam minyak (w/o). sediaan tersebut mengandung minyak  yang bermanfaat  bagi kesehatan karena mengandung omega 3 asam lemak esensial. Khasiatnya untuk melancarkan buang air besar membuat tinja menjadi lunak.
Proses Pembuatannya pertama, masukkan setengah paraffin liquidum ditambah PGA sekaligus aduk ad homogen, kedua tambahkan sisa paraffin sedikit-sedikit ad homogen, ketiga tuangkan vanilinum 23,8 g + sirup simplex 40 ml diaduk lagi ad homogen dan terakhir tambahkan aethanol diaduk ad emulsi kelihatan lebih encer.







VI.   Kesimpulan
Formula yang kami gunakan untuk membuat Emulsi Paraffin Liquidum 100ml adalah sebagai berikut:
No.
Bahan
Jumlah
(untuk 400ml)
1
Paraffin Liquidum
200 ml
2
Gum. Arab
50 g
3
Sirup Simplex
40 ml
4
Vanilinum
23,8 g
5
Aethanolum 90%
24 ml
6
Aquadest
62 ml

Selain itu, kesimpulan dari evaluasi yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
No.
Pengamatan
Hasil
1
Pengamatan organoleptis
Bentuk          : Liquid
Warna           : putih susu
Bau               : berbau khas
Konsistensi   :
2
Uji stabilitas fisik
Suhu sejuk    : stabil
Suhu kamar  : stabil
Suhu panas   : stabil
3
PH
pH 5 (asam)



VII.     Daftar Pustaka
a.    Ditjen POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 56
b.    Ditjen POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 636
c.    Ditjen POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 633
d.    Ditjen POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 130
e.    Ditjen POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 362
f.     Elyvireli.blogspot.com
g.    Ditjen POM Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia halaman 109
h.    Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
i.      Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press
j.      Ansel, Haward C. 1989. Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV. Jakarta: UI Press
k.    Sartono. 1996. Obat-obat Bebas Dan Bebas Terbatas. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama





Link Download File dibawah ini



TAGS : #LAPORAN, #EMULSI, #PARAFFIN, #LIQ, #PHARMACY, #TSSSL

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.