Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Semi
Solid dan Liquid
Handbody Olive Oil
I.
Tujuan
Percobaan
a.
Diharapkan Mahasiswa
dapat mengetahui cara penelusuran pustaka untuk mengumpulkan data zat
berkhasiat tertentu dan zat tambahan yang diperlukan sebagai data penunjang dan
penyusun formulasi sediaan.
b.
Mahasiswa mampu membuat
sediaan handbody dengan baik dan tepat serta dapat mengevaluasi hasil
praktikumnya.
II.
Latar
Belakang
a.
Teori
·
Pengertian Emulsi
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III hal 9 , Emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi IV hal 6, Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah
satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Menurut
Formularium Nasional hal 314 , Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri
dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; fase cairan yang satu terdispersi
sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat
pengemulsi.
·
Pengertian Lotion
Menurut
Anief 1984, lotion adalah suatu sediaan dengan medium air yang digunakan pada
kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang
tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana mediumnya berupa air.
biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaiknya diberi
alcohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan member efek penyejuknya.
Menurut
Wilkinson 1982, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi,
terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai
viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi.
Menurut
Lachman 1994, lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.
Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata
pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah
pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit.
b. Prinsip
Salbutamol
merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2 adrenergik
terutama pada otot bronkus. Golongan B2 agonis ini merangsang produksi AMP
siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah
pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya
relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja
lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil
maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit
jantung atau tekanan darah tinggi.
c. Zat Aktif
·
Penggunaan
Penggunaan
topical untuk melembutkan kulit.
·
Farmakologi
Minyak
zaitun dibuat dari buah zaitun yang sangat kaya akan minyak. Minyak ini
mengandung sejumlah difenol, seperti hidroksi tyrosol (HT) dan oleu ropein
(OE), dalam jumlah sampai 800 mg/liter. Antioksidansia kuat ini berperan bagi
stabilitas dan shelf-life panjang dari minyak zaitun, artinya tidak mudah
teroksidasi dan menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya bila disimpan
lama.
·
Dosis
Oleskan
secara merata pada kulit dengan teratur.
III.
Preformulasi
dan Permasalahan Farmasetik
a. Preformulasi zat aktif
·
Olive Oil (Martindal The Extra Pharmacopoeia 28 hal 697)
o Pemerian : Minyak berwarna kuning pucat atau kuning
kehijauan dengan sedikit bau khas dan rasa yang
khas.
kehijauan dengan sedikit bau khas dan rasa yang
khas.
o Kelarutan : Sukar larut dalam alcohol, larut dalam aseton,
karbon disulfide, kloroform dan eter.
karbon disulfide, kloroform dan eter.
o Khasiat : Emolien
o Konsentrasi : 5 %
b. Permasalahan Farmasetika
o Ketidaksabaran dalam menunggu
leburan benar-benar lebur dengan homogen.
o Ketidaksabaran dalam mengaduk hasil
leburan dengan TEA
c. Penyelesaian Masalah
o Dalam melebur cetil alcohol, cera
alba dan asam stearat itu harus sabar dan sambil diaduk-aduk agar homogeny dan
tidak terdapat gumpalan
o Dalam mengaduk hasil leburan dengan
TEA itu harus sabar dan sambil ditekan agar homogeny dan tidak terdapat
granul-granul sehingga sediaan terlihat bagus.
d. Preformulasi zat tambahan
·
Cetyl Alkohol (Handbook of Pharmaceutical
Excipients hal 63 dan Martindale The Extra Pharmacopoeia hal 1066)
o Pemerian : Serpihan putih, butiran, memiliki bau yang khas.
Rasanya hambar dan bernuansa lilin.
Rasanya hambar dan bernuansa lilin.
o Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam alcohol,
larut dalam kloroform dan eter.
o Khasiat & : Khasiat pada sediaan yaitu sebagai Stiffening
Konsentrasi agent , dengan konsentrasi 2-10%.
Konsentrasi agent , dengan konsentrasi 2-10%.
Khasiat
|
Konsentrasi
|
Stiffening
agent
|
2-10%
|
Emulsifier
|
2-5%
|
Emollient
|
2-5%
|
Water
absorbtion
|
5%
|
·
Nipagin (Handbook of Pharmaceutical
Excipients hal 310 dan FI III hal 378)
o Pemerian : putih, bubuk yang hampir tidak berbau
dengan
rasa sedikit terbakar
rasa sedikit terbakar
o Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20
bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter
P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter
P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
o Khasiat
& :Khasiat pada sediaan yaitu pengawet
untuk sediaan
Konsentrasi topical 0,02-0,3%.
Khasiat
|
Konsentrasi
|
Pengawet
untuk sediaan larutan oral
|
0,015%-0,2%
|
Pengawet
untuk sediaan injeksi
|
0,065-0,25%
|
Pengawet
untuk sediaan ophthalmic preparation
|
0,015-0,05%
|
Pengawet
untuk sediaan topical
|
0,02-0,3%
|
Pengawet
untuk sediaan vaginal
|
0,1-0,18%
|
·
Aqua Destillata (Handbook
of Pharmaceutical Excipients hal 336)
o Pemerian : Airnya jernih, tidak berwarna, cairan
yang tidak
berbau
berbau
o Khasiat : pelarut untuk bahan obat dan bahan
tambahan
o Konsentrasi : hingga 100%
·
Oleum Rosae (Martindale
The Extra Pharmacopoeia hal 682)
o Pemerian
: Minyak yang dihasilkan dari
destilasi bunga segar
(bunga mawar damask) dan spesies lainnya. Itu
adalah sediaan semi solid berwarna kuning pucat,
bau dengan karakteristik yag kuat dan sedikit rasa
manis.
(bunga mawar damask) dan spesies lainnya. Itu
adalah sediaan semi solid berwarna kuning pucat,
bau dengan karakteristik yag kuat dan sedikit rasa
manis.
o Kelarutan
: Larut dalam alcohol, 1 ml rose
oil dalam 50 ml
alcohol 90%.
alcohol 90%.
o Khasiat
: Corrigen odoris.
·
Gliserin (Handbook of
Pharmaceutical Excipients hal 283 dan FI III hal 271)
o Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
termasuk
cairan yang higroskopis.
cairan yang higroskopis.
o Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dan dengan
etanol
95%; praktis tidak larut dalam kloroform P ,
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
95%; praktis tidak larut dalam kloroform P ,
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
o Khasiat
& : Khasiat pada sediaan yaitu
sebagai humectan
Konsentrasi konsentrasi ≤ 30%
Konsentrasi konsentrasi ≤ 30%
Khasiat
|
Konsentrasi
|
Antimicrobial preservative
|
<20%
|
Emollient
|
≤30%
|
Gel vehicle, aqueous
|
5.0–15.0%
|
Gel vehicle, nonaqueous
|
50.0–80.0%
|
Humectant
|
≤30%
|
Ophthalmic formulations
|
0.5–3.0%
|
Patch additive
|
Variable
|
Plasticizer in tablet film
coating
|
Variable
|
Solvent for parenteral formulations
|
≤50%
|
Sweetening agent in
alcoholic elixirs
|
≤20%
|
·
Asam Stearat (Handbook of
Pharmaceutical Excipients hal 697 dan FI III hal 57)
o Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan
susunan
hablur ; putih atau kuning pucat ; mirip lemak lilin
hablur ; putih atau kuning pucat ; mirip lemak lilin
o Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; larut
dalam 20 bagian
etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter P
etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter P
o Khasiat
& : Konsentrasi dalam salep
ataupun cream yaitu 1-
Konsentrasi 20%
Konsentrasi 20%
Penggunaan
|
Konsentrasi
|
Salep dan cream
|
1-20%
|
Tablet Lubricant
|
1-3%
|
·
Triethanolamin (Handbook
of Pharmaceutical Excipients hal 754 dan FI III hal 612)
o Pemerian
: Cairan kental; tidak berwarna
hingga kuning pucat
; bau lemah mirip amoniak; higroskopis.
; bau lemah mirip amoniak; higroskopis.
o Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P;
larut dalam kloroform P
larut dalam kloroform P
o Khasiat
& : Khasiat pada sediaan yaitu
sebagai emulgator
Konsentrasi dengan konsentrasi 2-4%
Konsentrasi dengan konsentrasi 2-4%
·
Cera Alba ( Handbook of
Pharmaceutical Excipients hal 779 dan FI III hal 140)
o Pemerian
: zat padat, lapisan tipis bening,
putih kekuningan;
bau khas lemah
bau khas lemah
o Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; agak
sukar larut
dalam etanol (95%) P dingin ; larut dalam
kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak
lemak dan dalam minyak atsiri.
dalam etanol (95%) P dingin ; larut dalam
kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak
lemak dan dalam minyak atsiri.
o Khasiat
& : Khasiat pada sediaan
sebagai stiffening agent
Konsentrasi dengan konsentrasi 5-20%.
Konsentrasi dengan konsentrasi 5-20%.
IV.
Metoda
a. Formula
Handbody Olive Oil
Handbody Olive Oil
Tiap 100 ml
mengandung:
R/ Cetyl alcohol 4 g
Cera alba 10 g
Asam Stearat 2 g
TEA 1 g
Olive
Oil 5%
Gliserin
20 g
Nipagin
qs
Oleum
rosae qs
Aqua
destillata ad 100 ml
b. Perhitungan
dan Penimbangan
Handbody yang akan dibuat @100 ml x 6 botol = 600 ml
1. Cetyl alcohol =
4 g x 600/100 ml = 24 g
2. Cera alba =
10 g x 600/100 ml = 60 g
3. Asam stearat =
2 g x 600/100 ml = 12 g
4. TEA =1
g x 600/100 ml = 6 g
5. Olive oil =
5 g / 100 ml x 600 ml = 30 g
6. gliserin =
20 g x 600/100 ml = 120 g
7. Nipagin =
0,18 g/ 100 ml x 600 ml = 1,08 g
8. Oleum rosae =
12 tetes
4. Aqua dest. panas ad =
600 ml - 253,08 ml = 346,92 ml
Bahan
|
Penimbangan
|
Cetyl alcohol
|
24 gram
|
Cera alba
|
60 gram
|
Asam stearat
|
12 gram
|
TEA
|
6 gram
|
Olive oil
|
30 gram
|
Gliserin
|
120 gram
|
Nipagin
|
1,08 gram
|
Oleum rosae
|
12 tetes
|
Aqua dest. Panas
|
346,92 ml
|
c. Alat
dan Bahan
Alat:
·
Lumpang dan alu
·
Spatula
·
Pinset
·
Serbet
·
Botol handbody 100 ml
·
Sudip
·
Beaker glass
·
Perkamen
·
Timbangan
·
Anak timbangan
·
Batang pengaduk
·
Gelas ukur
Bahan:
·
Cetyl alcohol
·
Cera alba
·
Asam stearat
·
TEA
·
Olive oil
·
Gliserin
·
Nipagin
·
Oleum rosae
·
Aqua dest. panas
d. Prosedur
pembuatan
1. Siapkan dan bersihkan peralatan dan
bahan yang akan digunakan.
2. Setarakan timbangan
3. Kalibrasi botol
4. Timbang bahan-bahan yang diperlukan
5. Panaskan lumpang dan alu
6. Lebur cetil alcohol, cera alba dan
asam stearat dengan menggunakan beaker glass diatas cawan porselen ad homogeny
7. Buang air panas yang ada pada
lumpang lalu bersihkan lumpang
8. Ambil aqua dest panas dengan beaker
glass lalu larutkan nipagin kedalam aqua dest. Panas tersebut
9. Tuang hasil leburan lalu masukkan
TEA , aduk ad homogeny
10. Lalu masukkan olive oil aduk ad homogeny
11. Lalu masukkan gliserin aduk ad
homogeny
12. Lalu masukkan larutan nipagin aduk
ad homogeny
13. Lalu yang terakhir teteskan oleum
rosae.
14. Masukkan sediaan kedalam botol dan
sisanya untuk evaluasi
e. Evaluasi
1. Evaluasi
pH
Evaluasi pH menggunakan kertas pH indicator , dengan
perbandingan 60 g : 200 ml air yang digunakan untuk mengencerkan , kemudian
aduk hingga homogen dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang diukur denga
kertas pH indicator dengan mencelupkan ujung kertasnya. Lalu lihat perubahan
warnanya, sesuaikan dengan warna pada kemasan kertas pH indicator.
·
Emulsi telah jadi
masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 ml
·
Lakukan pengukuran ph
menggunakan ph meter dengan mencelupkannya kedalam emulsi.
Hasil
Pengamatan :
Hasil Evaluasi pH dari sediaan
handbody yang kelompok kami buat yaitu pH .
2. Evaluasi
organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan pengujian sediaan
dengan menggunakan pancaindra untuk mendeskripsikan bentuk atau konsistensi
(misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna ( misalnya kuning, coklat) dan
bau ( misalnya aromatic, tidak berbau). Pemberian dikatakan baik jika warna
handbody tidak berubah dan bau tidak hilang.
Hasil pengamatan :
Hasil Evaluasi organoleptis kelompok
kami yaitu :
· Bau : minyak mawar
· Warna
: putih susu
· Bentuk : semi solid
3. Evaluasi
Densitas ( bobot jenis )
·
Ditimbang piknometer
kosong ( Wpikno)
·
Piknometer kosong diisi
air suling hingga penuh, kemudian ditimbang
·
Dihitung selisih antara W
pikno + air dan W pikno didapat W air
·
Selanjutnya W air dibagi
oleh massa jenis air sehingga didapat volume air ( Vair)
·
emulsi dari masing-masing
formula dimasukan kedalam piknometer kosong, kemudian ditimbang ( W pikno +
emulsi)
·
Dihitung selisih antarsa
W pikno + emulsi W pikno didapat W emulsi
·
Selanjutnya W emulsi
dibagi oleh W air, sehingga diperoleh massa jenis emulsi.
·
Massa jenis emulsi
selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga diperoleh berat badan emulsi.
·
Prosedur diatas juga
dilakukan untuk masing-masing formula emulsi
Hasil pengamatan:
Hasil evaluasi densitas (bobot
jenis) kelompok kami yaitu :
·
Piknometer tanpa cairan
(kosong) : gram
·
Piknometer + air : gram
·
Piknometer + emulsi
(handbody olive oil) : gram
4. Evaluasi
Viskositas
Viskositas adalah gaya yan diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya
Mengukur viskositas emulsi menggunakan viscometer
Brookfield:
·
Masukan emulsi kedalam
beaker glass
·
Pasang alat Brookfield
dan masukan spindle dalam emulsi
·
Pilih pengatur kecepatan;
amati jarum penunjuk pada saat konstan
·
Catat angka yang ditunjuk
jarum; hitung viskositasnya
Cara
menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat viscometer antara lain :
a. Viscometer
kapiler
b. Viscometer
hoppler
c. Viscometer
cup dan plate
d. Viscometer
cone dan plate
Prosedur
:
·
Diisi tabung Ostwald
dengan sampel
·
Dengan bantuan tekanan
atau penghisapan alur mundur cairan dalam tabung kapiler hingga garis graduasi
teratas
·
Buka kedua tabung pengisi
dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir beban kedalam wadah melawan
tekanan atmosfir
·
Catat waktu dalam detik
yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga batas bawah dalam
tabung kapiler.(FI IV hal 1038)
Pada evaluasi ini ada 2 cairan yang digunakan, yaitu
aquades dan sirup salbutamol. Masing-masing cairan diuji tiga kali dan dicari
rata-ratanya.
Hasil pengamatan :
Hasil evaluasi viskositas kelompok
kami yaitu :
Sampel
|
percobaan 1
|
percobaan 2
|
percobaan 3
|
Rata-rata
|
Aquades
|
30,10 detik
|
30,15 detik
|
30,19 detik
|
30,14 detik
|
Sirup salbutamol
|
31,82 detik
|
32,37 detik
|
32,61 detik
|
32,26 detik
|
η 1 / η 2 = t 1. ρ 1/ t 2. ρ 2
η aqua / η sirup = t aqua. ρ aqua/ t
sirup. ρ sirup
0,89 /
ηsirup = 30,14 . 0,97218 / 32,26 .
0,99002
ηsirup = 28,42/ 29,30
ηsirup = 0,96 cp
5. Volume
Terpindahkan
·
Masukan emulsi yang telah
dibuat dalam botol 50 gram yang telah di tara
·
Tuang emulsi dari dalam
botol kedalam gelas ukur 100 ml
·
Amati volume terpindahkan
dari sediaan emulsi yang telah dibuat
6. Penentuan
Tipe Emulsi
7. Volume
Sedimentasi
Diamati perubahan volume yang terjadi
pada sediaan emulsi setelah hari ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5.
8. Ukuran
Partikel (mikroskop)
V.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat
sediaan sirup salbutamol, zat aktif dari sirup tersebut yaitu salbutamol
sulfat.
Sirop
adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Sirup salbutamol ini digunakan peroral pada penderita asma.
Kami membuat sediaan sirup ini berdasarkan
formula yang kami buat sendiri.
Sebelum kami membuat sediaan sirup ini,
kami harus acc jurnal sementara kepada pengawas kami, apabila jurnal kami telah
di acc maka barulah kami bisa mengerjakan sedian yang ingin kami buat.
Kami bertiga pun menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan. Setelah semua alat siap diatas meja. Kami pun menimbang
bahan-bahannya, yaitu salbutamol sulfat, dextrose, nipagin dan aqua dest. Kami
bertiga membagi tugas untuk menimbang bahan-bahan diatas tersebut.
Setelah semua bahan siap, pertama-tama
kami melarutkan dextrose didalam aqua dest, karena jumlah sediaan yang kami
ingin buat itu 600 ml maka kami menggunakan dua beaker glass, jadi kami membuat
sediaan itu kedalam dua tempat terpisah.
Setelah dextrose itu larut dalam aqua
dest. Barulah kami larutkan salbutamol sulfat kedalam larutan dextrose itu.
Aduk hingga homogeny dan tidak terdapat lagi partikel-partikel. Lalu tambahkan
nipagin dan tambahkan corigent coloris.
Pada proses pengadukan salbutamol sulfat
dalam larutan dextrose harus benar-benar diaduk hingga tidak terdapatnya lagi
partikel halus, sehingga tidak ada yang mengendap apabila sediaan telah
dimasukkan kedalam botol.
Setelah sediaan itu homogen, masukkanlah
kedalam botol @100ml ad 3 botol, sisa sirupnya masukkan ke botol lain untuk
evaluasi.
Evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu evaluasi pH , evaluasi organoleptis,
evaluasi kejernihan dan evaluasi intensitas warna.
Evaluasi yang pertama yaitu evaluasi pH ,
evaluasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pH dari sirup dan pH sirup
itu seharusnya sama dengan pH di usus karena sediaan akan diabsorbsi di usus.
Evaluasi yang kedua yaitu evaluasi
organoleptis, evaluasi ini dilakukan dengan mengamati sirup dari bentuknya,
warnanya dan baunya. Tujuan evaluasi ini yaitu untuk mengetahui apakah sediaan
yang dibuat sesuai standar atau tidak.
Evaluasi yang ketiga yaitu evaluasi
kejernihan, evaluasi ini dilakukan dengan mengamati apakah sediaan masih
terdapat partikel atau sudah jernih. Tujuannya yaitu untuk mengamati kejernihan
dari sediaan.
Evaluasi yang keempat yaitu evaluasi
intensitas warna, dilakukan dengan mengamati warna sirup yang terjadi selama
penyimpanan dan bandingkan dengan warna pada minggu 0. Evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui perubahan warna pada sediaan cair yang disimpan selama waktu
tertentu.
Evaluasi yang kelima yaitu densitas atau
berat jenis. Tujuannya untuk mengetahui berat jenis dari sampel.
Evaluasi yang keenam yaitu viskositas.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui viskositas atau kekentalan dari sampel .
Hasil evaluasi yang kami peroleh yaitu:
·
Evaluasi pH, hasil
evaluasi yang kami peroleh yaitu sediaan sirup ini mempunyai pH 8.
·
Evaluasi organoleptis, hasil
evaluasi yang kami peroleh yaitu sirup tidak berbau, bentuknya liquid dan
warnanya merah.
·
Evaluasi kejernihan,
hasil evaluasi yang kami peroleh yaitu kurang jernih dan masih terdapat
partikel yang mengendap pada bagian bawah wadah sirup.
·
Evaluasi intensitas
warna, hasil evaluasi yang kami peroleh yaitu tidak terjadi perubahan warna
dari hari pertama praktikum sampai h-1 sebelum praktikum lagi.
·
Evaluasi densitas, hasil
evaluasi yang kami peroleh yaitu berat jenis aquades 0,97218 gram / ml,
sedangkan berat jenis sirup yaitu 0,99002 gram / ml.
·
Evaluasi viskositas,
hasil evaluasi yang kami peroleh yaitu viskositas aqua 0,89 cp berdasarkan
handbook of pharmaceutical excipients dan viskositas sirup yaitu 0,96 cp.
VI.
Kesimpulan
1. Mahasiswa
dapat membuat sediaan sirup salbutamol dengan menggunakan formula buatan
sendiri
2. Sirup adalah larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
3. Sirup
salbutamol ini digunakan oral pada penderita asma.
4. Pada
pembuatan sirup ini harus sabar dalam melarutkan salbutamol dalam larutan
dextrosenya, tunggu hingga benar-benar larut barulah dimasukkan kedalam botol,
agar sirup yang didapat berwarna bening, tidak keruh dan tidak ada yang
mengendap.
VII.
Daftar Pustaka
·
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Anonim. 1978. Formularium Nasional . Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Boylan, James C. 2003. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Washington
·
Tjay, Tan Huan dan Drs.
Kirana Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting
edisi VI. Jakarta : PT. Gramedia
·
Reynolds, James E.F.
1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia
28. London : The Pharmaceutical Press
·
Sirait, Midian. 2014. ISO Volume 49. Jakarta : PT. ISFI
Penerbitan
·
Buku penuntun praktikum
teknologi seiaan semi solid dan liquid
Link Download File dibawah ini