Laporan Praktikum
Teknik Sediaan Semi Solid dan Liquid
Disusun
Oleh :
Ervina
Evi Susanti P2.31.39.0.14.033
Eva Safitri P2.31.39.0.14.035
Tingkat
: 1-A
Semester
: 2
Pengawas
: Purnama Fajri,S.FARM
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN
FARMASI
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang
maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha penyayang dan maha pengasih lagi
maha pemurah.Karena hanya dengan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini.
Dalam laporan ini kami akan membahas
mengenai “Cream MOFACORT ”. Laporan ini berisikan tentang cream MOFACORT
membahas tentang formulasi sampai pembuatan cream MOFACORT. Sebagai manusia
biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan
saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan laporan ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami
dalam proses penyelesaian penyusunan laporan ini yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya laporan ini, dengan tidak
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami berharap semoga laporan ini
dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi kita semua.
Jakarta , Maret 2015
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 3
I.TUJUAN
PERCOBAAN…………………………………………………………….. 4
II.
LATAR BELAKANG
- Teori dasar …………………………………………………………………… 4
- Bahan-bahan penyusun krim ………………………………………………… 5
-
III.
PREFORMULASI dan PERMASALAHAN
- Preformulasi Zat Aktif ………………………………………………………… 6
- Preformulasi zat aktif
………………………………………………………… 6
- Permasalahan farmasetik ………………………..…………………………….. 8
IV.
METODE
- Formula ………………………………………………………………………. 9
- Perhitungan …………………………………………………………………… 9
- Penimbangan ………………………………………………………………….. 9
- Alat & bahan ………………………………………………………………..... 9
- Prosedur pembuatan …………………………………………………………... 10
V.
PEMBAHASAN …………………………………………………………………… 10
VI.
KESIMPULAN ……………………………………………………………………. 11
VII.
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
12
VIII.
ETIKET & KEMASAN …………………………………………………………. 13
IX. BROSUR ………………………………………………………………………….. 14
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEMI
SOLID DAN LIQUID CREAM MOFACORT
Tanggal Praktikum : 24 Febuari 2015
I.
TUJUAN
Mempelajari cara
pembuatan dan mengevaluasi sediaan krim mofacort.
II.
LATAR
BELAKANG
A. Teori
Dasar
Menurut Farmakope Indonesia edisi
III,krim adalah
sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandungair tidak lebih dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Menurut Formularian Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa
emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi m/a
(krim berair) atau emulsi a/m (krim berminyak).
(The Pharmaceutical Codex 1994, hal 134)
Secara tradisional, istilah krim digunakan untuk sediaan setengah
padat yang mempunyai konsentrasi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air
dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air (m/a).
BAHAN-BAHAN PENYUSUN KRIM
Formula dasar krim, antara lain :
1. Fase minyak, yaitu bahan obat dalam
minyak, bersifat asam
Contoh
: asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.
2. Fase air, yaitu bahan obat yang
larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Natr,
Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH, gliserin, dll
Bahan – bahan penyusun krim, antara lain :
- Zat
berkhasiat
- Minyak
- Air
-
Pengemulsi
·
Bahan pengemulsi yang digunakan
dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan
dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak
bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat,
polisorbat, PEG.
Bahan – bahan tambahan
dalam sediaan krim, antara lain :
a) Zat pengawet à Untuk
meningkatkan stabilitas sediaan
Bahan pengawer sering digunakan umumnya metal
paraben 0,12 – 0,18 % propel paraben 0,02 – 0,05 %.
b) Pendapur à untuk mempertahankan PH sediaan
c) Pelembab
d) Antioksidan à untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi
oleh cahaya pada minyak tak jenuh.
B. Prinsip
Prinsip
pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari suatu
asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu
temperature 700-800C. (Dirjen POM,1995)
Krim
merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit
badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui
mulut,kerongkongan,dan ke arah lambung, contohnya : obat luka, obat tetes mata,
abat wasir, dan sebagainya.
III.
PERMASALAHAN
FARMASETIK
A. Preformulasi
zat aktif
-
Mometasone Furoate Anhydrous adalah
kortikosteroid yang digunakan secara topikal berdasarkan aktivitas
glukokortikoid-nya.
Farmakologi :
Mometasone Furoate adalah
kartikosteroid sintetik yang memiliki sifat-sifat antiinflamasi, antipruritik
dan vasokonstriktif.
Kontra Indikasi : Hipersensitif
terhadap kortikosteroid,rosasea, TBC, dermatitis perioral, kondisi ulseratif,
infeksi jamur atau bakteri.
Efek
Samping : Rasa terbakar, kulit kasar, kering, iritasi, gatal, kemerahan,
mengelupas, folikulitis.
Perhatian
: Hindari kontak dengan mata. Jangan ditutup rapat dengan perban atau pembalut,
terutama pada anak, hamil, dan laktasi.
Dosis
: Gunakan tipis-tipis pada area kulit yang sakit 1 kali sehari.
B. Preformulasi
basis krim
-
Acidum stearicum ( FI ed.3 hal 57)
Asam stearat adalah
campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri
dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam
heksadekanoat, C16H32O2.
Pemerian : zat padat
keras mengikat menunjukan susunan hablur ; putih atau kuning pucat ; mirip
lemak lilin
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam air ; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian
kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Suhu lebur : tidak
kurang dari 54 ͦ
Sisa pemijaran : tidak
lebih dari 0,1% ; pengeringan dilakukan menggunakan 4 g
Penyimpanan dan
penggunaan : zat tambahan
-
Trietanolamin ( FI ed. 3 hal 612)
Trietanolamina adalah
campuran dari trietanolamina, dietanolamina dan monoetanolamina. Mengandung
tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4% dihitung terhadap zat
anhidrat sebagai trietanolamina, N (C2H4OH)3.
Pemerian : cairan
kental ; tidak berwarna hingga kuning pucat ; bau lemah mirip amoniak ;
higroskopik
Kelarutan : mudah larut
dalam air dan dalam etanol (95%) P ; larut dalam kloroform P
Bobot jenis : 1,120
sampai 1,128
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Khasiat dan penggunaan
: zat tambahan
-
Adeps lanae (FI ed. 3 hal 61)
Lemak bulu domba adalah
zat serupa lemak yang dimurnikan, yang diperoleh dari bulu domba ovis aries linne
(Fam Bovidae), mengandung air tidak lebih dari 0,25%
Pemerian : zat serupa
lemak, liat, lekat ; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya ; bau
lemah dan khas
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol (95%) P ; mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P
Susut pengeringan :
tidak lebih dari 0,5% ; pengeringan dilakukan pada suhu 105 ͦ selama 1 jam
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk
Khasiat dan penggunaan
: zat tambahan
-
Paraffin liquidum (FI ed. 3 hal 475)
Paraffin cair adalah
campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral ; sebagai zat pemantap
dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen dan tidak lebih dari 10
bpj
Pemerian : cairan
kental, transparan, tidak berfluoresensi ; tidak berwarna ;hampir tidak berbau
; hampir tidak mempunyai rasa
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ; larut dalam kloroform P dan
dalam eter P
Kekentalan : pada suhu
37,8 ͦ tidak kurang dari 55cP
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat dan penggunaan
: laksativum
-
Aqua Destilata (FI ed. 3 hal 96)
Aqua destilata adalah Air suling dibuat dengan
menyuling air yang dapat diminum.
Pemerian : cairan jernih ; tidakberwarna ; tidak
berbau ; tidak mempunyai rasa
Keasam-kebasaan pada 10ml tambahkan 2 tetes larutan
merah metil P ; tidak terjadi warna merah, pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan
biru bromtimol P; tidak terjadi warna biru.
Sisa penguapan : tidak lebih dari 0,001% b/v ;
penguapan dilakukan diatas tangas air hingga kering.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
-
Methylis Parabenum (FI ed. 3 hal 378)
Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
itdak lebih dari 101,0% C8H8O3.
Pemerian : serbuk hablur halus ; putih ; hamper
tidak berbau ; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20
bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian asseton
P ; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan : zat pengawet
C. Permasalahan
farmasetika
Krim sedikit mnggumpal dikarenakan
pada saat pembuatan mortir dan alu kurang panas. Agar krim tidak menggumpal
pada saat pembuatan, pastikan mortar dan alu sudah benar-benar panas.
IV.
FORMULA
R/ Mometasone furoate 0,1% Cleansing cream (FMS
hal.111)
Basis Cleansing cream ad 50 gram
R/ Acid stearic 145
TEA 15
Adeps lanae 30
Paraffin liquidum 250
Aqua destilata 550
Nipagin q.s
Perhitungan :
1 tube 5 gram = 5 gram
x 10 = 50 gram
-
Mometason furoate = 0,1 /100 x 50 = 0,05
gram = 50 mg
Basis cleansing cream :
50 – (0,05 + 0,075 ) = 49,875
-
Acidum
stearicum = 145 x 49,875 = 7,304 ~ 7,305
990
-
TEA
= 15 x
49,875 = 0,755 x 36 = 27,18 tetes ~ 27 tetes
990
-
Adeps
lanae = 30 x
49,875 = 1,511 ~ 1,510
990
-
Paraffin
liquidum = 250 x 49,875 = 12,954 ~
12,955
990
-
Aqua
destilata = 550 x
49,875 = 27,7
990
-
Nipagin
= 0,15 X 50 = 0,075gram
= 75 mg
100
Penimbangan :
1. Mometason
furoat 50mg
2. Acidum
stearicum 7,305g
3. Trietanolamin 27tetes
4. Adeps
lanae 1,510g
5. Paraffin
liquidum 12,955g
6. Aqua
destilata 27,7ml
7. Metil
paraben 75mg
Alat dan bahan :
1. Lumpang
& alu 11.
Batang pengaduk
2. Cawan
porselen 15.Tube
5 gram
3. Gelas
ukur 16.Tissue
dan serbet
4. Beaker
glass 17.
Zat aktif mometasone furoate
5. Pipet
tetes 18.
Basis cleansing cream
6. Sudip
7. Timbangan
& anak timbangan
8. Kertas
perkamen
9. Pinset
10. Waterbath
Pembuatan
:
1.
Siapkan alat dan bahan, timbang bahan
obat, alasi mortir dengan serbet
2.
Timbang semua bahan obat yang diperlukan
3.
Mometason furoat gerus ad halus,
sisihkan (m1)
4.
Acidum stearicum, adeps lanae, paraffin
liquidum dilebur diatas waterbath ad lebur
5.
Panaskan mortir, TEA tambahkan aqua panas
untuk tea ( 0,75x20 = 15ml) tambahkan hasil leburan gerus ad basis cream
tambahkan sisa aqua panas gerus ad homogen tambahkan (m1) dan metil paraben
gerus ad homogen
6.
Masukan kedalam wadah dan beri etiket
V.
PEMBAHASAN
Krim Mofacort
mengandung Mometasone Furoate sebesar 0,1%. Basis yang digunakan adalah basis
cleansing cream. Yang terdiri dari acidum stearicum, trietanolamina, adeps
lanae, paraffin liquidum dan aqua destilata. Dalam pembuatannya, aicdum
stearicum, adeps lanae dan paraffin liquidum dilebur ditas waterbath ad
lebur.Seteah itu diaduk dalam lumping panas lalu ditambahkan TEA dan aqua
destilata panas sampai basis menjdi kental.
Evaluasi yang digunakan
adalah uji homogenitas, uji PH, organoleptika, dan uji suhu.
Uji homogenitas adalah
uji yang jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yag cocok
harus menimblkan susunan yang homogeny.
Uji PH adalah uji yag
dilakukan dengan cara melarutkan sedikit cream lalu kerts uji PH direndam
sedikit dalam larutan krim.
Organoleptika adalah pengujian
pada suhu kamar (25°c),
dalam suhu dingin didalam freezer dan pada suhu panas (hingga suhu 37°c)
VI.
KESIMPULAN
Dalam
membuat sediaan krim bahan basis cream harus ditimbang dengan baik dan benar
harus sesuai dengan resep atau formula standar yang terdapat di buku resmi.
Karena jika kekurangan atau kelebihan dalam mengambil sediaan obat, krim
menjadi tidak stabil dan hasilnya pun kurang memuaskan.Dan dalam membuat
sediaan krim mortir harus benar-benar dalam keadaan panas dan aqua destilata
yang digunakan juga merupakan aqua panas supaya hasil krim tidak pecah atau
hasilnya tidak meggumpal.Harus ditingkatkan kekuatan dan kecepatan pada saat
pengadukan dalam mortar panas.
DAFTAR
PUSTAKA
Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 49
Farmakope Indonesia edisi III
Farmakope Indonesia edisi IV
Formularium Nasional
The
Pharmaceutical Codex 1994
Google :
Link Download File dibawah ini