LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
Praktikum ke - 1
“ Digenta Krim“
Selasa, 10 Maret 2015
DOSEN PEMBIMBING : DRA.GLORIA MURTINI T,
M.Si , Apt
DISUSUN OLEH :
Kelompok A3
-
Bayu Eriyanto ( P2.31.39.0.14.015 )
-
Citra Cyntia
Dewi ( P2.31.39.0.14.017 )
-
Dame Riama
Situmorang ( P2.31.39.0.14.019 )
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 2
JURUSAN FARMASI
JAKARTA PUSAT
TAHUN AJARAN 2014/2015
I.
TUJUAN
Mengetahui langkah-langkah
cara pembuatan sediaan krim yang baik dan tepat.
II.
LATAR BELAKANG
a.
Teori
Krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi, mengandung air tidak kurang dari
60% dan dimaksudkan untuk pemakain luar.
Keuntungan
sediaan krim :
· Mudah dicuci dan dihilangkan
dari pakaian
· Tidak lengket (emulsi m/a)
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk mendapat stabilitas krim :
§ Krim rusak jika terganggu
sistem campurannya terutama disebabkan karena fase secara berlebihan atau
pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsi tidak disatukan.
§ Dianjurkan peracikannya
secara aseptis.
§ Pengenceran krim hanya dapat
dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok dan harus dilakukan secara
aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus dilakukan 1 bulan setelah dingin.
§ Semua alat yang digunakan
harus bersih dan steril.
§ Jika krim diwadahkan dalam
tube aluminium tidak boleh digunakan zat pengawet golongan raksa organik karena
bereaksi dengan tube.
§ Pemilihan basis disesuaikan
dengan zat aktifnya.
§ Karena krim mengandung lemak perlu
ditambahkan antioksidan.
§ Pembuatan krim membutuhkan
pengawet karena mengandung air.
§ Tube yang mudah berkarat,
bagian dalamnya harus dilapisi dengan larutan dapar dalam pelarut yang mudah
menguap.
§ Pada etiket harus tertera
“Obat Luar”.
§ Wadah : tertutup rapat
sehingga mencegah penguapan dan kontaminasi isinya, tahan terhadap absorbsi,
dan difusi isinya.
b.
Prinsip
Krim
dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
1.
Krim tipe minyak dalam air (O/W)
Lebih sesuai untuk digunakan
pada daerah lipatan.
2.
Krim tipe air dalam minyak (W/O)
Efek lubrikasi lebih baik.
Untuk
membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan. Pemilihan
surfaktan didasarkan atas jenis dan sifat krim yang dikehendaki.
1.
Untuk tipe minyak
dalam air
Digunakan zat pengemulsi
trietanol aminil stearat, polisorbat.
2.
Untuk tipe air dalam minyak
Digunakan zat pengemulsi
lemak bulu domba, cetyl alkohol.
c.
Zat aktif
1.
Komposisi :
Tiap
gram krim mengandung :
Gentamicin
sulfate setara dengan Gentamicin ....................................
1 mg
Betamethasone
dipropionate setara dengan Betamethasone ......
0,5 mg
2.
Farmakologi
Cara
kerja obat
Digenta® krim merupakan
kombinasi dari Gentamicin sulfate dan Betamethasone dipropionate.
Gentamicin, suatu antibiotika
dengan spektrum luas, efektif untuk pengobatan topikal pada infeksi bakteri
primer dan sekunder yang disebabkan oleh organisme Gram-positif dan
Gram-negatif, terutama spesies Staphylococci.
Betamethasone dipropionate
adalah suatu kortikosteroid sintetik yang mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi,
antialergi, dan antipruritik.
3.
Dosis
Oleskan tipis-tipis, sehari
2-3 kali pada tempat yang gatal, lalu gosok secara merata.
III.
PREFORMULASI dan PERMASALAHAN
FARMASETIK
a.
Preformulasi zat aktif
1. Gentamicin
sulfate
Nama zat
aktif
|
Gentamicin
sulfate
|
|
Struktur
|
Sumber :
|
|
Pemerian
|
Serbuk, putih
sampai kekuning-kuningan.
|
Sumber : FI
IV
|
Kelarutan
|
Larut dalam
air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform, dalam eter, dan
dalam benzene.
|
Sumber : FI
IV
|
pH
|
Antara 3,5
dan 5,5
|
Sumber : FI
IV
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup rapat.
|
Sumber : FI
IV
|
Khasiat
|
Antibiotikum.
|
Sumber : FI
|
2.
Betamethasone dipropionate
Nama zat aktif
|
Betamethasone dipropionate
|
|
Struktur
|
Sumber :
|
|
Rumus molekul
|
C28H37FO7
|
Sumber : FI IV
|
Berat molekul
|
504,59
|
Sumber : FI IV
|
Pemerian
|
Serbuk, putih sampai putih krem, tidak berbau.
|
Sumber : FI IV
|
Kelarutan
|
Tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton dan
dalam kloroform, agak sukar larut dalam etanol.
|
Sumber : FI IV
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
Sumber : FI IV
|
Khasiat
|
Antiinflamasi
|
3. Adeps lanae
Nama zat aktif
|
Adeps lanae
|
|
Pemerian
|
Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau
khas.
|
Sumber : FI IV
|
Kelarutan
|
Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air ± 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter, dan
dalam kloroform.
|
Sumber : FI IV
|
Khasiat
|
Formulasi topical dan kosmetik, basis salep, serta
sebagai emulsifying agent.
|
|
Jarak lebur
|
Antara 38o dan 44o
|
Sumber : FI IV
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar
terkendali.
|
Sumber : FI IV
|
4.
Methyl paraben
Nama zat aktif
|
Methyl paraben
|
|
Struktur
|
Sumber :
|
|
Rumus molekul
|
C8H8O3
|
Sumber : FI III hlm 378
|
Berat molekul
|
152,15
|
Sumber : FI III hlm 378
|
Pemerian
|
Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai rasa sedikit terbakar.
|
Sumber : FI IV
|
Kelarutan
|
Sukar larut dalam air, dalam benzene, dan dalam
karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
|
Sumber : FI IV
|
Jarak lebur
|
Antara 125o sampai 128o
|
Sumber : FI IV
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Sumber : FI III hlm 378
|
Khasiat
|
Zat tambahan dan zat pengawet.
|
Sumber : FI III hlm 378
|
5. Acid stearic
Nama zat aktif
|
Acid stearic
|
|
Struktur
|
Sumber :
|
|
Rumus molekul
|
C18H36O2
|
Sumber : FI III hlm 57
|
Pemerian
|
Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
|
Sumber : FI III hlm 58
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%), dalam 2 bagian kloroform dan dalam 3 bagian eter.
|
Sumber : FI III hlm 58
|
Suhu lebur
|
Tidak kurang dari 54o
|
Sumber : FI III hlm 58
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
Sumber : FI III hlm 58
|
Khasiat
|
Bahan pembuatan lilin, sabun, kosmetika, plastic,
dan untuk melunakkan karet.
|
6.
Trietanolamin
Nama zat aktif
|
Trietanolamin
|
|
Struktur
|
Sumber : FI
|
|
Rumus molekul
|
N(C2H4OH)3
|
Sumber : FI III hlm 612
|
Pemerian
|
Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat,
bau lemah mirip amoniak, higroskopik.
|
Sumber : FI III hlm 613
|
Kelarutan
|
Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut
dalam kloroform.
|
Sumber : FI III hlm 613
|
Bobot jenis
|
1,120 sampai 1,128
|
Sumber : FI III hlm 613
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
|
Sumber : FI III hlm 613
|
Khasiat
|
Zat tambahan.
|
Sumber : FI III hlm 613
|
7.
Paraffin liquidum
Nama zat aktif
|
Paraffin liquidum
|
|
Pemerian
|
Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.
|
Sumber : FI III hlm 474
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol (95%), larut dalam
kloroform, dan dalam eter.
|
Sumber : FI III hlm 474
|
Kekentalan
|
Pada suhu 37,8o tidak kurang dari 55 cP.
|
Sumber : FI III hlm 475
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
|
Sumber : FI III hlm 475
|
Khasiat
|
Laksativum.
|
Sumber : FI III hlm 475
|
IV.
METODA
a.
Formula
1. Formula
Digenta
Tiap gram
mengandung :
Gentamicin
sulfate setara dengan Gentamicin …………………….....
1 mg
Betamethasone
dipropionate setara dengan Betamethasone .....
0,5 mg
1 tube = 10
gram
2. Formula
Cleansing Milk (FMS:110)
R/ Acid
stearic 142
Trietanolamin 15
Adeps lanae 30
Paraffin liq 250
Aqua feruida 550
Perhitungan Digenta krim @ 10 tube
1. Digenta krim = 10 gram x 10 = 100 gram
Ø Gentamicin
sulfate = 1 mg x 100 = 100 mg
Ø Betamethasone
dipropionate = 0,5 mg x 100 = 50 mg
Ø Methyl
paraben = 0,15% x 100 = 150 mg
Ø Basis cream = 100 – ( 0,1 + 0,05 + 0,15 ) = 99,7
gr
a. Acid stearic = 142 x
99,7/990 = 14,2
b. Trietanolamin
= 15 x 99,7/990 = 1,5
-Aqua feruida
untuk TEA = 1,5 x 10 = 15 ml
c. Adeps lanae = 30 x 99,7/990 = 3
d. Paraffin liquidum
=250 x 99,7/990 = 25
e. Aqua feruida = 550 x 99,7/990 = 55 – 15 ml = 40 ml
⟶ Oleum rosae = 2/1000 x 55 = 0,11 x 53/1 tetes =
5,836 tetes
b.
Penimbangan
1. Gentamicin
sulfate = 100 mg
2. Betamethasone
dipropionate = 50 mg
3. Methyl
paraben = 150 mg
4. Acid stearic = 14,2
5. Trietanolamin
= 1,5
6. Adeps lanae = 3
7. Paraffin
liquidum = 25
8. Aqua feruida = 40 ml
9. Oleum rosae = 6 tetes
c.
Alat-alat yang digunakan
No
|
Nama Alat
|
Jumlah yang digunakan
|
1.
|
Perkamen
|
5
|
2.
|
Spatula
|
1
|
3.
|
Pinset
|
2
|
4.
|
Kaca
Arloji
|
4
|
5.
|
Pipet
|
1
|
6.
|
Gelas
Ukur
|
2
|
7.
|
Mortir
+ Alu
|
1
|
8.
|
Tube
|
5
|
9.
|
Beaker
Glass
|
1
|
10.
|
Cawan
|
2
|
d.
Prosedur pembuatan
1.
Disiapkan dan
bersihkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.
Ditimbang
bahan-bahan yang diperlukan.
3.
Panaskan morir dan stamfer.
4.
Lebur sampai cair acid stearic,
adeps lannae, parafin liq.
5.
TEA larutkan dalam air panas di
mortir panas, tambahkan hasil leburan. Tambahkan sisa air panas gerus sampai
terbentuk basis krim. Sisihkan.
6.
Gerus sampai halus gentamisin
sulfat, nipagin, dan bethametasone
dipropionate. Tambahkan basis krim gerus sampai homogen. Tambahkan oleum rosae gerus perlahan sampai homogen.
7.
Masa ditimbang 10 gram sampai 5x.
8.
Tiap-tiap bagian masukan dalam tube.
9.
Beri etiket dan kemas dalam dus.
e.
Evaluasi:
1. Ujiorganoleptis
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
cairan
|
Bening
|
Oleum rosae
|
2. UjiHomogenitas
UjiHomogenitas
|
Keterangan
|
Tidak ada partikel (homogen)
|
3. Uji pH
pH = 7 (bersifat netral)
V. PEMBAHASAN
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
berupa emulsi mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Gentamycin sulfat adalah garam sulfat zat
antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora Purpurea. Potensi tiap mg
setara dengan tidak kurang dari 590 μg gentamisina, dihitung sebagai zat
anhidrat..
Asam stearat / Acidum stearicum/ Asam oktadekanoat merupakan zat padat
keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip
lemak lilin. Kelarutan asam stearat mudah larut dalam benzene, carbon
tetrachloride, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95%, hexane dan
propilenglikol.Praktis tidak larut dalam air. Asam stearat merupakan bahan yang
stabil terutama dengan penambahan antioksidan. Sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup baik ditempat kering dan sejuk. Digunakan
sebagai emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and capsule lubricant
(1-3%).
Glycerin merupakan cairan seperti
sirop, jernih tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,
higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20ᵒ. Larut dengan
air, dan dengan etanol 95%P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter
P dan dalam minyak lemak. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik.
Digunakan sebagai zat tambahan.
Trietanolamin
(TEA) memilikisinonimDaltogen/ Tealan/ Trietilolamin, trihidroksitrietilamin /
Tri(hidroksi)etilamin. Merupakan cairan kental, jernih, dengan bau ammonia,
tidak berwarna hingga kuning pucat. Kelarutannya campur dengan air, metanol,
etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen
dan 63 bagian eter pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N.
Kegunaan dalam formulasi terutama digunakan sebagai pH adjusting agent.
Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer.
Digunakan pada konsentrasi 2-4%.
Aquades merupakan cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau. Dapat bercampur dengan pelarut polar. Memiliki kegunaan
sebagai pelarut.
Nipagin berbentuk
serbuk hablur,putih, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa, kemudian
agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutannya larut dalam 500 bagian air, dlam
20 bagian air mendidih, dlam 3,5 bagian etanol ( 95%) p dan dalam 3 bagian aseton
p : mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida : larut dalam
60 bagian gliserol p panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Untuk membuat
formula tersebut langkah pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan
bahan, alat yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan krim ini adalah becker
glass, batang pengaduk, spatula logam, mortir dan stamper, kaca arloji, cawan
porselen, neraca analitik, alat evaluasi sediaan.
Sedangkan bahan yang dipergunakan adalah gentamisin
sulfat, betamethason dipropionate, acidum stearicum,
glycerin, natrium borat, triethanonlamin, aqua destilata, dan nipagin.
Setelah alat dan bahan siap, langkah kedua adalah
menimbang bahan sesuai dengan perhitungan yang ada, dimana gentamisin sulfat
ditimbang sebanyak 100 mg, betamethason dipropionate 50mg, nipagin
150 mg. Semua bahan ini ditimbang untuk 10 pembuatan krimdermagen.Sehingga kami menimbang untuk basis krim menjadi: asam stearat 14,09 g, Glycerin 9,92
g, Natrium borat 0,25 g, TEA 0,99 g, danAqua Dest 74,44
g.
Langkah ketiga, setelah
penimbangan bahan adalah praktikan membuat basis krim terlebih dahulu,
pembuatan basis dengan cara melebur dengan cawan porselen bahan –bahan seperti
asam stearat, glycerin, natrium
tetraborat, dan sebagian aquades
diatas water bath. Aduk sampai mencair dan homogen. Kemudian masukan ke dalam
mortir panas gerus dengan air panas sampai terbentuk basis krim.
Kemudian langkah keempat adalah memulai pembuatan krim digenta. Tambahkan basis krim ke dalam lumpang gerus sampai homogen kemudian
tambahkan nipagin yang sudah dilarutkan ke dalam lumpang gerus sampai homogen.
Tempatkan pada wadah (tube) yang sesuai menjadi 5 sediaan krim yang
masing-masing sediaan mempunyai berat 10 g. Dimana sisa sediaan digunakan untuk
proses evaluasi.
Langkah kelima, adalah evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan yang dilakukan
adalah evaluasi organoleptis, homogenitas, keasaman (PH)
Evaluasi pertama adalah
uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara mengamati sediaan krim
dilihat dari bentuk, warna, dan bau dari sediaan krim dermagen yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan
standar krim yang ada, dalam arti sediaan krim tersebut stabil dan tidak
menyimpang dari standar krim.
Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan
agar mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan krim
yang baik harus homogen dan bebas dari pertikel- partikel yang masih mengumpal. Cara kerja pada uji ini
yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan krim di kaca objek dan amati adakah
partikel yang masih menggumpal atau tidak tercampur sempurna. Jika tidak
berarti larutan dikatakan homogen.
Evaluasi ketiga yaitu uji stabilitas dengan dilakukan dengan cara
mendiamkan krim selama 3 hari dalam suatu suhu yang berbeda yaitu:
·
Suhu dingin dilakukan menggunakan
lemari pendingin
·
Suhu kamar
·
Suhu panas berlebih dilakukan
menggunakan oven
Berdasarakan
masing – masing uji diperoleh hasil sebagai berikut :
Uji organoleptis sediaan
krim digenta yaitu bentuknya setengah
padat, bau : oleum rosae. warna : putih.
Uji homogenitas, hasil
yang diperoleh adalah krim digenta yang dibuat adalah homogen, tidak terdapat partikel yang menggumpal.
Uji stabilitas dengan menempatkan sediaan krim digenta dalam berbagai suhu
selama tiga hari. Hasil yang diperoleh:
Ø Suhu dingin :putih, bau oleum rosae
Ø Suhu kamar : putih, bau oleum rosae
Ø Suhu panas
berlebih : putih, bau oleum rosae
Uji keempat dengan kertas
pH indicator universal menghasilkan pH 7 yang menandakan bahwa krim digenta
bersifat netral.
Pada praktikum pembuatan sediaan krim digenta ini menggunakan zat
aktif gentamisin
sulfat yang mana berkhasiat sebagai antibiotik. Bahan tambahan
lainya yang digunakan adalah nipagin yang mana berkhasiat sebagai pengawet.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan
krim adalah :
1. Kelarutan
Perhatikan kelarutan dari zat aktif
yang akan dipakai dalam pembuatan. Apakah mudah larut, atau sukar larut.
2. Kestabilan
Perhatikan zat aktif yang
digunakan apakah stabil dan dapat digunakan dalam pembuatan sediaan. Zat aktif
yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan adalah zat tersebut tidak mengalami
perubahan fisika ataupun kimia bila dilarutkan dalam pelarut. Karena dalam hal
pembuatan sediaan setengah padat (krim) ada pelarut-pelarut tertentu yang
digunakan.
VI. KESIMPULAN
Krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi, mengandung air tidak kurang dari
60% dan dimaksudkan untuk pemakain luar. Digenta® krim merupakan
kombinasi dari Gentamicin sulfate dan Betamethasone dipropionate. Gentamicin,
suatu antibiotika dengan spektrum luas, efektif untuk pengobatan topikal pada
infeksi bakteri primer dan sekunder yang disebabkan oleh organisme Gram-positif
dan Gram-negatif, terutama spesies Staphylococci. Betamethasone dipropionate adalah suatu kortikosteroid
sintetik yang mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi, antialergi, dan
antipruritik.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope
Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1995
2.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1995
3. Department of
Pharmaceutical sciences. The Extra Pharmacopoeia Martindale 28
edition. London : The Pharmaceutical Press, 1982
4. Lachman, Leon, dkk. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri edisi ketiga . Jakarta : UI Press.
Link Download File dibawah ini