Senin, 10 Juli 2017

LAPORAN CREAM DERMAGEN

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID “KRIM”
LAPORAN PRAKTIKUM RESMI
TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
“KRIM DERMAGEN”



Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam menempuh mata kuliah Teknologi
 Sediaan Semi Solid dan Liquid

Disusun oleh:
Dayanara Meutia Maliki                        (P2.31.39.0.14.021)
Devi Herdinawati                        (P2.31.39.0.14.023)
Dhea Salikha Khanum                 (P2.31.39.0.13.025)
Kelas/kelompok: I A/A 4

DosenPengawas:
Dra. Yetri Elisya, M.Farm, Apt

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
2014


I.        Tujuan Percobaan
Menentukan formula dan metode pembuatan serta evaluasi yang tepat dalam pembuatan cream Dermagen dengan basis cleansing milk.

II.     Latar Belakang
a.        Teori
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar, (FI III hal 8).Ada 2 tipe krim, yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M).
Krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1 bulan.
Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan anion, kation, atau non anion. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba (adeps lanae), setaseum, setilalkohol, stearilalkohol, trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglikol, sabun.
Zat pengawet yang umum digunakan yaitu Metil Paraben 0,12% hingga 0,18% atau Propil Paraben 0,02% hingga 0,05%.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik atau tube dan ditempat sejuk dengan penandaan pada etiket harus juga tertera “Obat Luar”.

b.        Prinsip
Dalam pembuatan krim, prinsipnya adalah reaksi penyabunan antara zat yang bersifat basa dengan asam lemak bersuhu tinggi ini akan berjalan sempurna pada suhu sekitar 70°C, pencampuran harus dilakukan di mortir panas.
Cara menyiapkan mortir panas:
Siapkan mortir dan stamfer yang bersih, kemudian mortir diisi dengan air mendidih biarkan stamfernya terendam, diamkan hingga bagian luar mortir menjadi panas, kemudian airnya dibuang dan stamfernya dilap hingga kering dan siap digunakan untuk mencampur basis krim.


c.         Zat Aktif
Dermagen 5 gram (ISO volume 47 halaman 346)
Komposisi            : Gentamisin Sulfat 0,1 % ; Gentamisin sulfat forte 0,3 %
Indikasi                : Obat topikal untuk kulit (anti bakteri)
KI                         : Hipersensitivitas
Dosis                    : Oleskantipis sehari 3-4 kali pada bagian yang sakit
Kemasan              : Tube 5 gram

Preformulasi dan Permasalahan Farmasetik
a.      Preformulasi Zat Aktif
1)   Gentamycin Sulfat (FI IIIhal 266)
Gentamycin sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora Purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 μg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.
Ø Pemerian
Serbuk ; putih sampai kuning gading.
Ø Kelarutan
Mudah larut dalam air ; praktis tidak larut dalam etanol (95%)p, dalam kloroform P dan dalam eter P.Keasaman-kebebasan pH larutan 4% b/v 3,5 sampai 5,5. Kadar air tidak lebih dari 15,0% b/v.
Ø Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.
Ø Penandaan
Pada etiket harus tertera tanggal kadaluarsa.
Ø Khasiat
Antibiotikum.

b.      Preformulasi Basis
1)        Acidum Stearicum (FI III hal 56)
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat,  dan asam heksadekanoat,
Ø  Pemerian
Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.

Ø  Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian ethanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
Ø  Suhu Lebur
Tidak kurang dari 54°
Ø  Bilangan Iodium
Tidah lebih dari 4
Ø  Asam Mineral
Lebur 5 g kocok dengan air panas volume sama selama 2 menit, dinginkan, saring. Pada filtrat tambahkan 1 tetes Larutan jingga metil P; tidak terjadi warna merah.
Ø  Lemak Netral atau Paraffin
1 g dan 500 mg natrium karbonat anhidrat P tambahkan pada 30 ml air dalam sebuah labu, didihkan. Larutan panas hanya boleh beropalesensi lemah.
Ø  Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,1%; pengeringan dilakukan menggunakan 4 g
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Ø  Khasiat dan Penggunaan
Zat tambahan
2)        Triethanolamin (TEA) (FI III hal 612)
Triethanolamin adalah campuran dari trietanolamina, dietanolamina, dan monoetanolamina. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamin, N
Ø  Pemerian
Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik
Ø  Kelarutan
Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P.
Ø  Bobot Jenis
1,120 sampai 1,128
Ø  Indeks Bias
1,481 sampai 1,486
Ø  Kadar Air
Tidak lebih dari 0,5%; penetepan dilakukan dengan caratitrasi yang tertera pada penetapan kadar air; sebagai pelarut digunakan campuran 5,0 ml asam asetat glasial P dan 20 ml metanol P.
Ø  Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,05%
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Ø  Khasiat dan Penggunaan
Zat tambahan
3)        Adeps Lanae (FI III hal 61)
Adeps Lanae adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne (Fam Bovidae), mengandung air tidak lebih dari 0,25%.
Ø  Pemerian
Zat serupa lemak, liat, lekat ; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya ; bau lemah dan khas
Ø  Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol (95 %) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Ø  Bilangan Iodium
18 sampai 32 ; penetapan dilakukan menggunakan lebih kurang 1 g
Ø  Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,15 %
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk
Ø  Khasiat
Zat tambahan
4)        Paraffin Liquidum (FI III hal 474)
Paraffin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral ; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj.
Ø  Pemerian
Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi ; tidak berwarna, hampir tidak berbau ; hampir tidak mempunyai rasa.
Ø  Kekentalan
Pada suhu 37,8 °C tidak kurang dari 55Cp
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Ø  Khasiat
Laksativum
5)        Aqua Destillata/Air suling (FI III hal 96)
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum
Ø  Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Ø  Keasaman-Kebasaan
Pada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil P; tidak terjadi warna merah. Pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P; tidak terjadi warna biru.
Ø  Besi, Tembaga dan Timbal
Pada 100 ml tambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida P; cairan tetap jernih dan tidak berwarna
Ø  Kalsium
Pada 100 ml tambahkan 2 ml larutan amonium oksalat P; tidak terjadi kekeruhan.
Ø  Klorida
Pada 10 ml tambahkan 1 ml larutan perak nitrat P; biarkan selama 5 menit, cairan jernih tidak berwarna.
Ø  Nitrat
Tuangkan hati-hati 5 ml di atas 5 ml latutan difenilamina P; tidak terjadi warna biru pada bidang batas.
Ø  Sulfat
Pada 10 ml tambahkan 1 ml larutan barium klorida P; biarkan selama 5 menit; cairan jernih tidak berwarna.
Ø  Karbondioksida
Pada 25 ml tambahkan 25 ml larutan kalsium hidroksida P; biarkan selama 5 menit; larutan jernih.
Ø  Zat Teroksidasi
Didihkan 100 ml dengan 10 ml asam sulfat encer P; dan 0,5 ml kalium permanganoat 0,01 N, warna tidak hilang.
Ø  Sisa Penguapan
Tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan dilakukan di atas tangas air hingga kering.
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
6)        Methylis Parabenum/NipaginM (FI III hal 378)
Metil Paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% .


Ø  Pemerian
Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Ø  Kelarutan
Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Ø  Suhu Lebur
125° sampai 128°
Ø  Keasaman-kebasaan
Larutkan 200 mg dalam 250 ml air bebas karbondioksida P panas, dinginkan, netralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator larutan merah metil P; diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml.
Ø  Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,1%
Ø  Penetapan Kadar
Timbang saksama 100 mg, didihkan dengan 50 ml natrium hidroksida 1 N selama 30 menit, sambil mengganti kehilangan air karena penguapan
Ø  Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Ø  Khasiat dan Penggunaan
Zat tambahan; zat pengawet

c.       Permasalahan Farmasetik
Ø  Gentamisin sulfat tidak bisa diberikan tunggal secara langsung untuk memberikan efek terapinya yang aman.
Ø  Basis salep merupakan senyawa minyak yang mudah teroksidasi.


III.   Penyelesaian masalah
a.      Penyelesaian masalah
Ø Gentamisin sulfat dibuat dalam bentuk krim atau salep dengan penambahan basis dan zat tambahan pada gentamisin sulfat


1.      Basis Cream
·         Hasil leburan dari acidum stearic, adeps lanae, dan paraffin liquid harus segera diaduk di dalam mortir panas agar terbentuk basis yang baik dan tidak pecah
·         Pengadukan basis tidak boleh terlalu lama karena basis dapat menjadi mengembang. Hal itu dapat terjadi karena sifat basis sama seperti soda kue
·         Pemberian air panas sebaiknya seluruhnya langsung dimasukan dengan tujuan agar air panas dengan basis yang dilebur dapat menyatu dengan baik dan agar basis tidak terlalu encer.

IV.   Metoda
a.    Formula
Dermagen
Tiap gram mengandung
1.      Gentamisin sulfat 0,1 %
2.      Basis : Cleansing Cream(FMS hal 111)
R/       Acid Stearic                145
           TEA                            15
           Adeps Lanae               30
           Paraffin Liquid           250
           Aqua destillata            550
           Nipagin                       q.s
           M.f. cream
           S.U.E
b.   Perhitungan dan Penimbangan
a)         Untuk 10 kemasan                :
1)        Gentamisin sulfat           :
2)      Nipagin                          :
3)        Basis
Setiap 1 tube beratnya 5 gram, sehingga 10 tube beratnya 50 gram.

Berat tiap kandungan basis
·           Acid Stearic                   :
·           TEA                               :
·           Adeps Lanae                  :
·           Paraffin Liquid              :
·           Aqua Destillata              :

c.    Alat dan Bahan
a.         Mortir dan stamfer
b.         Cawan uap
c.         Waterbath
d.        Kompor
e.         Batang pengaduk
f.          Pipet
g.         Beaker glass
h.         Gelas ukur
i.           Pinset
j.           Tube
k.         Plastik
l.           Perkamen
m.       Timbangan
n.         Anak timbangan
o.         Sudip

d.   Prosedur Pembuatan
1.         Setarakan timbangan, siapkan alat dan bahan obat yang digunakan
2.         Timbang bahan obat
3.         Percobaan TEA (1 g = 40 tetes)
Sehingga: 40 tetes x 0,75 g = 30 tetes
4.         Cawan ditara , timbang paraffin liquid + asam stearic + adeps lanae. Lalu leburkan pada waterbath ad cair
5.         Panaskan mortir
6.         Setelah mortir panas, buang air panas lalu lap kering
7.         Masukkan TEA ke dalam mortir panas tersebut. Tambahkan nipagin + air panas nya +  hasil leburan gerus ad homogen
8.         Masukan gentamisin sulfat gerus ad terbentuk krim
9.         Setelah cream jadi, cream dibagi menjadi 10 bagian ( 1 bagian = 5 g )
10.     Masukkan 5 bagian cream ke dalam tube dengan dilapisi plastik karena kandungan yang terdapat di dalam cream dapat bereaksi dengan lapisan bagian dalam tube
11.     Masukkan sisa 5 bagian cream tersebut ke dalam pot plastik ( 1 bagian = 5 g ) untuk diuji

e.    Hasil Evaluasi
1.      UjiOrganoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Cairan
Putih
Paraffin

2.      UjiHomogenitas
UjiHomogenitas
Keterangan
Tidakadapartikel (homogen)

3.      Uji pH
pH = 7 (bersifat basa)

4.      Ujidengankertaslakmus

Ø    Bersifatbasa: Lakmusmerah→biru
5. Ujidengansuhu
Ø     Denganlemaripendingin : putih, bauparrafin
Ø     Dengansuhukamar : putih, bauparrafin


IV.   PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan krim dermagen dan evaluasinya.
            Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Gentamycin sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora Purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 μg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat..
Asam stearat / Acidum stearicum/ Asam oktadekanoat merupakan zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Kelarutan asam stearat mudah larut dalam benzene, carbon tetrachloride, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95%, hexane dan propilenglikol.Praktis tidak larut dalam air. Asam stearat merupakan bahan yang stabil terutama dengan penambahan antioksidan. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat kering dan sejuk. Digunakan sebagai emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and capsule lubricant (1-3%).
Trietanolamin (TEA) memilikisinonimDaltogen/ Tealan/ Trietilolamin, trihidroksitrietilamin / Tri(hidroksi)etilamin. Merupakan cairan kental, jernih, dengan bau ammonia, tidak berwarna hingga kuning pucat. Kelarutannya campur dengan air, metanol, etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen dan 63 bagian eter. pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N. Kegunaan dalam formulasi terutama digunakan sebagai pH adjusting agent. Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer. Digunakan pada konsentrasi 2-4%.
Adeps Lanae atau lemak bulu dombaadalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne (Fam Bovidae), mengandung air tidak lebih dari 0,25%.
Paraffin cair atau paraffin liquidum adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral ; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj.
Aquadestillata merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Dapat bercampur dengan pelarut polar. Memiliki kegunaan sebagai pelarut.
Nipagin berbentuk serbuk hablur,putih, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutannya larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dlam 3,5 bagian etanol ( 95%) p dan dalam 3 bagian aseton p : mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida : larut dalam 60 bagian gliserol  p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Dalam praktik, kami melakukan pembuatan sediaan krimdermagen berdasarkan formula yang telah kami buat sebelumnya. Untuk membuat formula tersebut langkah pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, alat yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan krim ini adalah beaker glass, batang pengaduk, spatula logam, mortir dan stamper, kaca arloji, cawan porselen, neraca analitik, alat evaluasi sediaan.
Sedangkan bahan yang dipergunakan adalah gentamisin sulfat, acidum stearicum, triethanolamin, adeps lanae, paraffin liquidum, aqua destillata, dan nipagin.
Setelah  alat dan bahan siap, langkah kedua adalah menimbang bahan sesuai dengan perhitungan yang ada, dimana gentamisin sulfat ditimbang sebanyak 50 mg,nipagin 75 mg. Semua bahan ini ditimbang untuk 10 pembuatan krimdermagen.Sehingga kami menimbang untuk basis krim menjadi: acid stearic 7,3 gram,TEA 0,75 gram, adeps lanae 1,51 gram, paraffin liquidum 12,59 gram, dan aquadestillata 27,7 ml.
Langkah ketiga, setelah penimbangan bahan adalah praktikan membuat basis krim terlebih dahulu, pembuatan basis dengan cara melebur dengan cawan porselen bahan –bahan yaitu paraffin liquidum, asam stearat, adeps lanae ad mencair dan homogen. Kemudian masukan ke dalam mortir panas gerus dengan air panas sampai terbentuk basis krim.
Kemudian langkah keempat adalah memulai pembuatan krim dermagen. Tambahkan basis krim ke dalam lumpang gerus sampai homogen kemudian tambahkan TEA + nipagin gerus ad terbentuk massa krim. Lalu tambahkan gentamisin sulfat gerus ad homogen. Tempatkan pada wadah (tube) yang sesuai menjadi 5 sediaan krim yang masing-masing sediaan mempunyai berat 5 g. Dimana sisa sediaan digunakan untuk proses evaluasi disimpan di wadah pot plastik.
Langkah kelima, adalah evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah evaluasi organoleptis, homogenitas, keasaman (PH)
Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara mengamati sediaan krim dilihat dari bentuk, warna, dan bau dari sediaan krim dermagen yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar  mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan standar krim yang ada, dalam arti sediaan krim tersebut stabil dan tidak menyimpang dari standar krim.
Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan krim yang baik harus homogen dan bebas dari pertikel- partikel  yang masih mengumpal. Cara kerja pada uji ini yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan krim di kaca objek dan amati adakah partikel yang masih menggumpal atau tidak tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan dikatakan homogen.
Evaluasi ketiga yaitu uji keasaman (PH) dengan menggunakan indikator PH dengan cara ambil sedikit sediaan krim lalu encerkan dengan aquadestillata, celupkan indikator PH dalam enceran krim tadi dan lihat perubahan warna pada indikator PH yg sudah dicelupkan dan bandingkan warna yg berubah dengan warna PH.
Evaluasikeempatyaituujidengankertaslakmusuntukmengetahuisifatkimiadarikrim dermagen.
Evaluasi kelima yaitu uji stabilitas dilakukan dengan cara mendiamkan krim selama 1 hari dalam suatu suhu yang berbeda yaitu:
Ø  Suhu dingin dilakukan menggunakan lemari pendingin
Ø  Suhu kamar
            Berdasarakan masing – masing uji diperoleh hasil sebagai berikut :
            Uji organoleptis sediaan krim dermagen yaitu bentuknya setengah padat, bau : paraffin, warna : putih.
            Uji homogenitas, hasil yang diperoleh adalah krim dermagen yang dibuat adalah homogen, tidak terdapat partikel yang menggumpal.
Uji keasaman (PH) menggunakan kertas untuk mengukur pH dengan memasukan kertas tersebut ke dalam sediaan krim. Hasil yang diperoleh ialah krim dermagen berpH 7 (basa).
Ujidengankertaslakmusmenghasilkanwarnabirupadalakmusmerah yang menandakanbahwakrim dermagenbersifatbasa.
Uji stabilitas dengan menempatkan sediaan krim dermagen dalam berbagai suhu selama 1 hari. Hasil yang diperoleh:
Ø  Suhu dingin                 :putih, bau paraffin
Ø  Suhu kamar                 :putih, bauparaffin

            Pada praktikum pembuatan dan sediaan krim dermagen ini menggunakan zat aktif gentamisin sulfat yang mana berkhasiat sebagai antibiotik. Bahan tambahan lainnya yang digunakan adalah nipagin yang mana berkhasiat sebagai pengawet (anonim, 1979).Bila dalam resep krim diencerkan (dilarutkan) dalam air, dapat pula ditumbuhi jamur. Untuk mencegah krim tidak menjadi busuk ditambah nipagin sebagai pengawet (Moh. Anief, 1998). Maksud busuk disini adalah agar krim tidak cepat rusak dan krim  menjadi awet. Penambahan nipagin yang dianjurkan adalah 0,1% - 0,2% (Moh. Anief, 1998. Hal 112)
            Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan krim adalah :

1.   Kelarutan
            Perhatikan kelarutan dari zat aktif yang akan dipakai dalam pembuatan. Apakah mudah larut, atau sukar larut.
2.   Kestabilan
            Perhatikan zat aktif yang digunakan apakah stabil dan dapat digunakan dalam pembuatan sediaan. Zat aktif yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan adalah zat tersebut tidak mengalami perubahan fisika ataupun kimia bila dilarutkan dalam pelarut. Karena dalam hal pembuatan sediaan setengah padat (krim) ada pelarut-pelarut tertentu yang digunakan.

  V.   KESIMPULAN
1.    Mahasiswa dapat membuat sediaan krim dengan menggunakan formula  buatan sendiri.
2.    Krim adalah sediaan bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
3.    Krimdermagen yang dibuat bentuknya setengah padat, bau paraffin, warna sediaan putih, krim tersebut homogen, tipe krim tersebut adalah minyak dalam air (o/w).
4.    Dalampembentukan krim,pemanasanbahan, danpenggerusanpada lumpangseringmenjadimasalahdalampembentukankrimdermagen ini, sehinggaharusdilakukandengantelitidanhati-hati.
5.    Dalam pembuatan krimdermagen harus memperhatikan kestabilan dan kelarutan zat aktif.
6.    Penyimpanankrimdermagen dilakukandalamwadahtertutupbaikatau tube ditempatsejuk. Penandaanpadaetiketharusjugatertera “obatluar”.

VI.   DAFTAR PUSTAKA
1.    Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
2.    Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.  Jakarta: UI press
3.    IkatanSardjanaFarmasi Indonesia.1968. CetakanketigaFormulariumMedicamentorumSelectum. JawaTimur
4.    IkatanSardjanaFarmasi Indonesia. 2012. InformasiSpesialiteObat Indonesia volume 47. Jakarta
5.    Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press

6.    Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta: Departemen Kesehatan



Link Download File dibawah ini



TAGS : #LAPORAN, #CREAM, #DERMAGEN, #PHARMACY, #,SEMI, #SOLID, #TSSSL

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.