Senin, 10 Juli 2017

LAPORAN CREAM CINOLON-N

Bab I

1.     Tujuan
Mahasiswa mampu untuk mengerti, memahami, dapat membuat dan dapat mengevaluasi hasil sediaan krim dari suatu bahan

2.     Latar Belakang
A.    Teori Singkat
Farmakope Indonesia edisi III : krim adalah sedian setengah padat, berupa emulsi
Mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar

Farmakope Indonesia edisi IV : krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung  satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai

            Krim sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
·         Tipe minyak dalam air (M/A)
·         Tipe air dalam minyak (A/M)

Stabilitas Krim
Krim rusak, jika terganggu system campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain

Zat Pengemulgid
Pemakaian zat pengemulgid harus sesuai dengan pemakaian dan kegunaan si krim tersebut. Biasanya yang digunakan untuk pengemulgid  ialah :
·         Lemak bulu domba
·         Setaseum
·         Setilalkohol
·         Stearilalkohol
·         Trietanolaminil steareat
·         Dan golongan polisorbat , sorbitol, polietilenglikol, sabun

B.     Prinsip Pembuatan Krim
Bagian lemak dilebur diatas penangas air, kemudian ditambahkan bagian airnya dengan zat pengemulsi, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim.

C.     Zat Aktif
Penggunaan :Efektif untuk pengobatan luar pada infeksi kulit dan mukosa yang menimbulkan inflamasi.

Farmakologi :Fluocinolon aseronida efektif terutama karena daya antiinflamasi terutama karena daya antiinflamaasi, antipruritus dan vasokontriksinya.
Neomycini sulfat sebagai antibiotika bersprektum luas, umum digunakan untuk pemakaian luar pada berbagai macam infeksi kulit Umunya digunakan untuk pemakaian luar pada berbagai infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif.

Dosis :Dioleskan sedikit krim pada kulit yang terinfeksi 2-4 kali sehari atau menurut petunjuk dokter. Bila diperlukan cara pembalutan tertutup oleskan hati-hati sedikit krim pada bagian kulit yang terinfeksi sampai membentuk lapisan tipis, tutup dengan plastik yang sesuai. Jika dibutuhkan kelembaban tambahan, sebelum plastik, tutup bagian kulit yang terinfeksi dengan kain kasa bersih atau perban yang lembab.

3.     Preformulasi dan Permasalahan Farmasetik
A.    Zat Aktif
·        Neomisin Sulfat
Pemerian : Serbuk; putih atau putih kekuningan; hampir tidak berbau; higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam 3 bagian air, dalam 1 bagian air larut perlahan -  lahan; sangat sukar sukar larut dalam etanol 95% dan tidak larut dalam chloroform P, eter P dan dalam aseton P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya dan pada suhu tidak lebih dari 30˚
·         Fluocinolon aseronida
Pemerian  : Serbuk hablur, putih atau praktis  putih; tidak berbau; stabil. Meleleh pada suhu 270˚ dengan perubahan komposisi
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam methanol; sukar larut dalam eter dan dalam chloroform P
Penyimpanan : Dalam penyimpanan dalam wadah tertutup baik

B.     Zat Tambahan
·         Acidum Stearicum
Pemerian  : Zat padat keras mengkilat menunjukan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Kegunaan            : Zat tambahan
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
·         Adeps Lanae
Pemerian  : Zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dank has
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%). Mudah larut dalam chloroform P dan dalam eter P
Kegunaan            : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk
·         Aqua Destillata
Pemerian  : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Kegunaan            : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
·         Parraffinum Liquidum
Pemerian  : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%). Mudah larut dalam chloroform P dan dalam eter P
Kegunaan            : Laksativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya
·         Triaethanolaminum
Pemerian  : Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etano (95%). Mudah larut dalam chloroform P
Kegunaan            : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya
·         Methylis Parabenum / Nipalgin
Pemerian  : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa; agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol(95%) dan dalam 3 bagian aseton P
Kegunaan            : Zat tambahan; zat pengawet
Penyimpangan : Dalam wadah tertutup rapat

C.     Permasalahan Farmasetik
·         Mudah terbentuk jamur di dalam krim
·         Memerlukan suhu yang tinggi untuk melakukan peleburah zat basis
D.    Penyelesaian Masalah
·         Sediaan krim ditambahkan Triaethanolaminum sebagai pengemulsi
·         Diberikan nipaggin agar mengurangi atau mencegah pencemaran bakteri di krim tersebut
·         Pemanasan lumpang dan peleburan zat basis di water bath untuk membantu pembentukan sediaan krim










BAB II

1.      METODE
A.    Formula
R/ Krim Cinolon         10g
Komposisi                   : Tiap 1g mengandung:
Fluocinolon Acetonide 0,025%
Neomycin Sulfate 0,5%
            Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat/ dalam tubenya serta terlindung dari
                                                Cahaya.
            Dosis                           : Oleskan 2 – 4 kali sehari
            Ketersediaan basis krim:
            CLEANSING MILK                         FMS Hal. 111
R/ Adeps lanae            30
Acid. Stearic   145
    Paraffin liq.             250
    TEA                                    15
    Nipagin                   qs
    Aq. Dest                  550
B.     Perhitungan dan Penimbangan
·         PERHITUNGAN:
1tube               = 10g x 10tube =100g
Fluocinolon Acetonid : 0,025% x 10g= 25mg
Neomycin Sulfat         : 0,5%     x 10g= 500mg
Nipagin                       : 0,15%   x 100g= 150mg

Pengenceran Fluocinolon Acetonide:
Fluocinolon Acetonide           50mg   à  25/ 50mg x ad 1000mg = 500mg(HP)
Basis krim                   ad        1000mg  à

Basis krim à 100g – (0,5 + 0,5 + 0,15) = 98,85g atau 100g. 100g + 10%= 110%

Adeps lanae                30                                            =   3, 30
Acid. Stearic               145                              110g= 16 , 10
Paraffin liq.                 250                  X             = 27 , 80
TEA                            15                                990g=1 , 67
Aq. Dest                      550                                          = 61 , 10








·         PENIMBANGAN:
NO
NAMA ZAT
JUMLAH
KHASIAT
1
Fluocinolon Acetonid
50mg
(u/ pengenceran)
Peradangan ruam merah
2
Neomycin Sulfat
500mg
Peradangan
3
Nipagin
150mg
Pengawet
4
Adeps lanae
3 , 30
Zat tambahan
5
Acid. Stearic
16 , 10
Zat tambahan
6
Paraffin liq.
27 , 80
Laksativ
7
TEA
1 , 67
Zat tambahan

C.     Alat dan bahan
ALAT:
-          Mortir dan Stamper           : 2
-          Pinset                                : 3
-          Sudip                                 : 2
-          Perkamen                          : 10
-          Tube + tutup                     : 5
-          Cawan                               : 2
-          WB                                    : 1
-          Gelas beaker                      : 2
-          Pipet                                  : 2
-          Bekas suntikkan                : 1
BAHAN:
Fluocinolon Acetonid
Neomycin Sulfat
Nipagin
Acid. Stearic
TEA
Adeps lanae
Paraf. Liq
Aq. Dest
D.    Prosedur Pembuatan:
1.      Siapkan alat dan bahan, setarakan timbangan, setarakan cawan dan panaskan mortir, buat pengenceran fluociolon
2.      Masukkan Adeps, paraffin dan acid. Stearic ke dalam cawan, taruh di atas WB ad lebur
3.      Masukkan fluocinolon, neomycin dan nipagin kedalam mortar gerus ad halus dan homogeny
4.      Masukkan TEA dan air panas ke dam mortar yang sudah dipanaskan
5.      Masukkan nipagin dan hasil pengenceran fluocinolon  ke dalam mortar yang sudah dipanaskan tadi + hasil leburan gerus ad basis cream
6.      Masukkan sisa air panas, sisihkan
7.      Masukkan dalam wadah, beri etiket
E.     Evaluasi:
a.       Organoleptis:
1.      Bau                      : khas pada umumnya krim
2.      Warna                  : putih pada umumya krim
3.      Tekstur sediaan  : lembut dikulit
b.      Evaluasi Ph:
c.       Uji Aseptabilitas sediaan: Pengolesan pada kulit:
d.      Resisten Panas:
1)      Suhu kamar: konsistensi, warna dan bentuknya sama seperti pada selesai dibuat
2)      Suhu dingin: konsistensi, warnaa dan bentuknya sama seperti pada hasil di suhu kamar
3)      Suhu panas: konsistensinya menjadi lebih lembek, tetapi warna dan baunya masih sama seperti hasil di suhu kamar dan suhu dingin
2.      Pembahasan
Cinolon N memiliki efek Dermatitis yang berkhasiat untuk mengobati ruam merah, gelembung – gelembung kecil yang sedang terkena infeksi. Pada umumnya Cinolon N dibuat dalam bentuk sediaan krim dengan penambahan zat tambahan yang nantinya akan dijadikan sebagai basis krim.
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60% yang ditujukan untuk pemakaian topical.Umumnya krim ini diberikan secara topical sehingga haruslah nyaman untuk dioleskan pada kulit dan tidak menurunkan efek terapi zat aktifnya sendiri.Dalam pembuatannya zat aktif dapat larut dalam air sehingga bisa diencerkan dengan aq. Dest ataupun pelarut cocok lainnya.
Karena krim merupakan tipe sediaan minyak dalam air maupun air dalam minyak dimana tipe tersebut kurang stabil maka perlu diberi penambahan pengemulsi agar krimnya menjadi lebih stabil saat dibuat.Penggunaan pengawet juga dibutuhkan agar krim dpat bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Pembuatan krim ini dimulai dengan menimbang semua bahan obat yang dibutuhkan, menyetarakan timbanggannya dan juga memanaskan mortar serta stamper dan buat pengenceran fluocinolon asetonid. Lakukan peleburan adeps, asam stearic dan paraffin di atas WB ad lebur, masukkan TEA dan air panas dalam mortar yang sudah dipanaskan dan juga masukkan hasil leburan gerus ad basis cream. Tambahkan nipagin dan neomycin kedalam mortar yang tadi sudah berisi basis krim.Masukkan hasil pengenceran fluocinolon yang tadi sudah dibuat.Masukkan kedlam wadahnya yaitu tube dengan menggunakan alat bekas suntikan.
Setelah krim selesai dibuat, lakukan pengevaluasian berupa pengujian oragnoleptis meliputi bau, warna dan konsistensinya.Kemudian lakukan pengujian pHnya dan stabilitas terhadap suhu serta aseptabilitasnya dalam penggunaan langsung pada kulit.
Krim cinolon ini sudah diuji, dalam keadaan suhu kamar konsistensi warna dan baunya masih sama seperti hasil waktu pertama kali dibuat. Dalam suhu dingin, hasilnya juga sama seperti hasil pada suhu kamar. Dalam suhu panas, konsistensinya menjadi agak lembek tetapi warna dan baunya sama seperti dengan hasil pada suhu dingin dan suhu kamar.



BAB III

1.     Saran
Usulan formula untuk membuat krim cinolon N ini agar memenuhi syarat:

NO
NAMA ZAT
JUMLAH
1
Fluocinolon asetonid
50mg
(u/ pengenceran)
2
Neomycin Sulfat
500mg
3
Nipagin
150mg
4
Adeps Lanae
3 , 30
5
TEA
16 , 10
6
Paraffin liq.
27 , 80
7
Aq. dest
1 , 67













2.     Kesimpulan
·         Mahasiswa dapat membuat krim Cinolon N dengan menggunakan formula buatan sendiri
·         Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
·         Karena krim dapat terkena jamur atau bakteri, sehingga di sediaan krim ini diberikan pengawet yang berguna menghambat pertumbuhan mikroorganisme
·         Dalam membuat sediaan krim Cinolon ini haru memperhatikan kestabilan dan kelarutan zat aktif keduanya (Fluosinolon Asetonid dan Neomisin Sulfat)



Daftar Pustaka
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Pres
Anonim.1979. Farmakope Indonesia edisi III.Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Anonim.1995. Farmakope Indonesia edisi IV.Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 1978. Formalarium Nasional edisi II. Jakarta





Link Download File dibawah ini



TAGS : #LAPORAN, #CREAM, #CINOLON-N, #PHARMACY, #SEMI, #SOLID

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.