BAB
IX
PERAN
OBAT TRADISIONAL
A. Pengertian
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan
atau perawatan dengan cara, obat, dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
dalam masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan,bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara
tradisional. Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang berasal dari
tumbuhtumbuhan dan hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran
yang secara tradisional dapat dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit
atau untuk memelihara kesehatan. Bentuknya dapat berupa cairan, rajangan,
bubuk, tablet, kapsul, parem dan sebagainya.
B. Tujuan Pengobatan
Tradisional
1.. Tujuan Umum
Meningkatnya
pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara tersendiri atau terpadu pada
pelayanan kesehatan peripurna, dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pengobatan tradisional adalah
merupakan salah satu lternatif yang lebih disenangi masyarakat. Oleh karenanya
kalangan kesehatan berupaya mengenal dan jika dapat mengikut sertakan
pengobatan tradisional tersebut.
2. Tujuan Khusus
a.
Meningkatnya mutu pelayanan
pengobatan tradisional, sehingga masyarakat terhindar dari dampak iasl karena
pengobatan tradisional.
b.
Meningkatnya kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan upaya pengobatan
tradisional.
c.
Terbinanya berbagai tenaga
pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan.
d.
Terintegrasinya upaya
pengobatan tradisional dalam program pelayanan kesehatan paripurna, mulai dari
tingkat rumah tangga, puskesmas sampai pada tingkat rujukannya.
C. Peran Pengobatan
Tradisional
Pengobatan secara tradisional di Indonesai
telah berkembang selama berabad-abad
sehingga merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Melihat kenyataan disekitar kita oleh adanya tenaga
dokter sebagai pelaksana pengobatan
dan pengobatan dari barat atau pengobatan tradisional pasti mendapat termpat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya dan
pada bangsa jawa pada
khususnya.Tenaga pelayanan pengobatan tradisional tersebut mempunyai pasien dan langganan masing-masing. Ada
masyarakat pendukung tersendiri, ada juga kaidah patokan serta syarat-syarat tersendiri, juga ada kaidah patokan
serta syarat-syarat tersendiri yang
mereka patuhi bersama. Mereka puas ( ada juga yang tidak puas ) dengan adanya hubungan timbal balik
pelayanan kesehatan tradisional pendukungnya.
Hal ini merupakan unsur budaya dan unsur-unsur kemanusiaan yang juga terdapat pada bangsa-bangsa di dunia betapapun
modernnya.
Sebagian besar obat tradisional berasal dari
bahan-bahan nabati dan hanya sebahagian
kecil saja yang berasal dari bahan-bahan dasar hewan atau mineral. Bahan-bahan nabati yang digunakan itu
dapat berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
ataupun eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhanadalah isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya,
demikian pula zat-zat nabati lainnya yang
dipisahkan dari tumbuhannya. Jelaslah
disini bahwa tumbuhan obat merupakan sumber bahan yang sangat penting artinya bagi pembuatan obat
tradisional di Dunia. Tumbuhan obat lebih
mudah di jumpai dan di dapatkan oleh yang memerlukan disekitar tempat tinggalnya. Perlu dikahui bahwa
sekurang-kurangnya di Indonesia dijumpai 940 jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Pengolahan obat tradisional yang
bervariasi, mulai yang masih dilakukan dengan
cara sederhana sampai dengan penggunaan teknologi maju. Dalam cara sederhana
bahan yang berasal dari tumbuhan segar di celah-celah, direbus denganair dalam
kuali sampai menghasilkan cairan hasil rebusan tersebut disamping dimanfaatkan sebagai obat dalam (
minim ), digunakan untuk kompres atau lainnya. Teknologi maju digunakan pengusaha
obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang meningkat. Produksi memakai perajang simplisia, mesin penggiling simplisia, mesin pil,
mesin tablet, mesin pengisi kapsul, mesin
pengisi kantung serbuk dan lat ekstraksi. Bahkan ada pengusaha pengahasil
produk-produk cairan obat dalam yang
telah menggunakan proses ultra hight treatment (UHT ) untuk mrngusahakan agar
produk yang disilkan memiliki sterilisitas
perdagangan yang diperlukan.
D. Standarisasi Pengobatan
Tradisional
Untuk dapat dimanfaatkannya pengobatan
tradisional dalam pelayanan kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Salah
satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang sangat penting adalah upaya
standarisasi. Diharapkan, dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu pengobatan
tradisional akan dapat ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya berbagai
efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat
fihindari.
Pengertian standarisasi adalah keadaan ideal
atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna, yang dipakai sebagai batas
penerimaan minimal ( Clinical Practice Guideline, 1990 ). Standart menunjukkan
pada tingkat ideal tercapai tersebut tidaklah disusun terlalu kaku, tetapi
masih dala batas-batas yang dibenarkan disebut dengan nama toleransi.
Syarat
suatu standar yang baik dipandang cukup penting adalah :
1 .Bersifat jelas
Artinya
dapat diukur dengan baik, termasuk ukuran terhadap penyimpangan penyimpangan yang
mungkin terjadi.
2. Masuk akal
Suatu
standart yang tidak masuk akal, bukan saja akan sulit dimanfaatkan tetapi juga
akan menimbulkan frustasi para .
3. Mudah dimengerti
Suatu
standart yang tidak mudah dimengerti juga akan menyulitkan tenaga pelaksana
sehingga sulit terpenuhi.
4. Dapat dipercaya
Tidak
ada gunanya menentukan standart yang sulit karena tidak akan mampu tercapai.
Karena itu sering disebutkan, dalam menentukan standart, salah satu syarat yang
harus dipenuhi ialah harus sesuai dengan kondisi organisasi yang dimiliki.
5. Absah
Artinya
ada hubungan yang kuat dan dapat didemintrasikan antara standart dengan sesuatu
( misalnya mutu pelayanan ) yang diwakilinya.
6. Meyakinkan
Artinya
mewakili persyaratan yang ditetapkan. Apabila terlalu rendah akan menyebabkan
persyaratan menjadi tidak berarti.
7. Mantap, Spesifik dan Eksplisit
Artinya
tidak terpengaruh oleh perubahan oleh waktu, bersifat khas. Dari ukuran tentang
standart dan pengobatan tradisional sebagaimana dikemukakan diatas, mudah
dipahami bahwa upaya standarisasi pengobatan tradisional di Indonesia, tidaklah
semudah yang diperkirakan. Sebagai akibat ditemukannya konsep pengobatan
tradisional yang sangat supranatural yang satu sama lain tampak sangat berbeda,
menyebabkan dtandarisasi akan sulit dilakukan. Untuk ini menyadari bahwa
menerapkan pendekatan kesembuhan penyakit masih sulit dilakukan, maka untuk
sementara cukup diterapkan pendekatan tidak sampai menimbulkan efek samping,
komplikasi atau kematian.
E. KONSEP PENGOBATAN TRADISIONAL
Memahami tentang konsep yang dimiliki oleh pengobatan tradisional
dalam praktek pengobatan tradisional amatlah diperlukan dengan diketahuinya
konsep tersebut diharapkan dapat diikuti jalanpikiran serta iasl dilakukannya
suatu tindakan yang dilakukan oleh pengobatan tradisional ketika mengahadapi
penderita yang iasl meminta pertolongan. Konsep yang dimaksud disini tentu
meliputi konsep yang ada hubungannya dengan kesehatan, yang dicoba sederhana
setidaktidaknya meliputi konsep kehidupan, kematian, penyebab penyakit serta kepercayaan
tjatuh sakit.
1.
Peranan Obat Tradisional Dalam
Pelayanan Kesehatan
Pada
tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga memegang
peranan utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman
obat merupakan unsur memperoleh hidup sehat. Ditingkat masyarakat peranan
pengobatan tradisional termasuk peracik obat tradisional / jamu mempunyai peranan
yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajad
kesehatan masyarakat yang oprtimal.
2.
Peminatan Pengobatan
Tradisional
Peminatan
pengobatan tradisional sendiri sangat dipengaruhi oleh :
a. Faktor Sosial
Alasan
masyarakat memilih pengobatan tradisional adalah selama mengalami pengobatan
tradisional keluarganya dapat menjenguk dan menunggui setiap saat. Hal tersebut
sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk iasl yang selalu ingin berinteraksi
langsung dengan keluarganya atau kerabatnya dalam keadaan sakit. Selama perawatan
yang dialaminya meraka dapat berkomunikasi dengan akrab dengan keluarganya.
Namun
ada juga informasi yang mengemukakan bahwa mereka berpendapat lebih senang
dirawat atau diobati di rumah sakit daripada dirawat atau diobati di tempat-tempat
pengobatan tradisional. Mereka dibawa kepengobatan tradisional bukan atas
kemauan mereka sendiri tetapi atas desakan biaya pengobatan. Biasanya mereka
belum pernah ke rumah sakit sehingga tidak ias dibandingkan pengobatan
tradisional dengan pengobatan di rumah sakit. Disini Nampak adanya iasl pasrah
akibat dari keterbatasan pengalaman-pengalaman dalam interaksi iasl.
b. Faktor Ekonomi
Mereka menyatakan biayanya lebih murah daripada rumah sakit, menurut
mereka cara pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien tidak tertarik
uang muka. Selain itu bagi yang tidak mampu mambayar sekaligus dapat dicicil
setelah mereka pulang. Jika ditinjau dari klasifikasi pasien yang iasl ketempat
pengobatan tradisional ini sebagian besar pekerjaannya adalah buruh kasar,
sopir, tukang, sehingga wajar ekonomi menentukan
dalam memilih tempat pengobatan.
c. Faktor Budaya
Salah
satu alasan mengapa para penderita memilih tempat pengobatan tradisional karena
pengobatan di tempat ini memiliki seorang ahli yang mempunyai kekuatan
supranatural yang mampu mempercepat kesembuhan penyakit. Disamping itu hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh foster dan Anderson bahwa iasl medis
adalah bagian integral dari kebudayaan.
alasan
lain yang menyebabkan pengobatan tradisional ini masih diminati masyarakat
adalah kategori penyembuhan yaitu siapa yang berhak atau yang tepat dalam
menyembuhkan, misalnya untuk penyakit C hanya D yang berhak, penyakit A hanya B
yang tepat menyembuhkan. Dalam persepsi masyarakat juga menganggap penyakit
yang tidak parah tidak perlu dibawa ke rumah sakit, karena penyakit yang
diderita dianggap tidak mengancam jiwanya, tidak menggangua nafsu makan serta
masih mampu melakukan kegiatan seharihari walaupun agak tergaggu. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Spreadly,
bahwa kebudayaan sebagai pengetahuan, nilainilai yang digunakn untuk menginterpretasikan
pengalaman serta membangkitkan perilaku..
a.
Faktor Sosial
Kenyamanan
yang diperoleh pada saata pengobatan karena tidak menggunakan
peralatan-peralatan yang ias menakutkan mereka, terutama patah tulang tidak
perlu diamputasi atau digips.
b.
Faktor Kemudahan
Pasien
dapat segera ditangani tanpa harus menunggu hasil rontgen dan hasil laboratorium
lainnya.
Tata Cara Download
- Masuk pada postingan
- Lihat dibagian bawah tempat download yang di sediakan
- Makan akan masuk kedalam safelink-niszk
- tunggu sekitar 10 detik
- Maka akan langsung redirect ke link download tersebut.