Sabtu, 03 September 2016

PERILAKU KESEHATAN


PERILAKU KESEHATAN
Oleh
Surahman, S.Pd., M.Kes

Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun oleh orang yang melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi dua yaitu perilaku baik dan perilaku buruk. Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk dapat dinilai dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, berupa norma agama, hukum, kesopanan, kesusilaan dan norma-norma lainnya. Dalam kesehatan perilaku sangat mempengaruhi kesehatan. Salah satu contoh pesan yang sedang marak  disampaikan oleh promotor kesehatan adalah mencuci tangan sebelum makan. Kita semua tahu mencuci tangan adalah hal yang sederhana tetapi berdampak sangat besar terhadap kondisi kesehatan individu dan masyarakat. Pertanyaannya apakah kegiatan sederhana itu mau dan mampu dilakukan oleh individu dan masyarakat. Kegiatan belajar 1 ini mengajak anda untuk memahami perilaku manusia yang terkait dengan kesehatan

A.    Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan dan lingkungannya. Perilaku kesehatan (health behavior) mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut :
1.      Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya, termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha pencegahannya.
2.      Perilaku terhadap pelayanan kesehatan (health service behavior), yaitu perilaku terhadap fasilitas pelayanan kesehatan tradisional maupun modern, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan penggunaan fasilitas pelayanan, petugas dan obat.
3.      Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu perilaku seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, sikap dan praktik terhadap makanan, unsur-unsur gizi yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan, dan sebagainya.
4.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior), yaitu perilaku seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan terkait air bersih, pembuangan air limbah, rumah sehat, pembersihan sarang nyamuk (vector), dan sebagainya.

Domain perilaku kesehatan menurut Bloom mencakup perilaku kognitif (pengetahuan), afektif (emosi ) dan psikomotor (gerakan, tindakan). Domain perilaku kesehatan menurut Ki Hajar Dewantara mencakup cipta (peri akal), rasa (peri rasa), dan karsa (peri tindak). Domain perilaku kesehatan menurut ahli-ahli lain mencakup:
1.      Pengetahuan (knowledge), yaitu hasil ”tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan (rasa, lihat, dengar, raba, bau) terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
a.       Faktor-faktor yang melatar belakangi/ mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
·         Umur
Peningkatan umur menambah kedewasaan seseorang dan terkait dengan pengalaman hidupnya. Semakin banyak pengalaman hidup akan semakin tinggi pengetahuannya.
·         Pendidikan
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi hidupnya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga meningkatkan kualitas hidupnya. Umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin tinggi pengetahuannya.
·         Pekerjaan
Pekerjaan anggota keluarga merupakan satu sumber penghasilan bagi keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual keluarga. Orang yang bekerja di luar rumah akan banyak melihat dan berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga pengetahuannya semakin bertambah.
·         Sumber informasi
Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi dalam bentuk media masa cetak dan media elektronik berupa koran, leaflet, buku, poster, televisi, radio. Orang yang sering terpapar informasi pengetahuannya semakin bertambah.

b.      Domain pengetahuan (cognitif) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
·         Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang pernah diterimanya. Oleh sebab itu mengetahui merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
·         Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan mampu menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.


·         Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
·         Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
·         Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari beberapa formulasi yang ada.
·         Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner dengan jawaban benar atau salah, atau jawaban pilihan ganda.

2.      Sikap (attitude), yaitu reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Ahli lain menyatakan kesiapan/kesediaan seseorang untuk bertindak (covert behavior).
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (covert behavior). Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan.
a)      Komponen Sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokokyang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
1.      kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2.      kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3.      kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen tersebut.
b)      Sikap mempunyai 4 tingkatan, yakni :
1.      Menerima (Receiving)
Menerima diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatiannya terhadap ceramah tentang gizi .
2.      Merespons (Responding)
Memberikan jawaban diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.


3.      Menghargai (Valuing)
Menghargai diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain suatu masalah. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya), untuk pergi menimbang anak balitanya ke Posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4.      Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk menanggung segala resiko terhadap sesuatu yang telah dipilihnya. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana respons seseorang terhadap suatu objek. Pilihan jawaban sikap adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, atau sangat memuaskan, memuaskan, kurang memuaskan, tidak memuaskan.

3.      Tindakan atau praktik (practice). Suatu pengetahuan atau sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pemungkin dan faktor pendukung.

B.            Praktik atau Tindakan (Practice)
Tindakan merupakan bentuk aktif perilaku (overt behavior) yang dinilai berdasarkan observasi baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya dari rekam medik).
1.      Tindakan mempunyai 4 tingkatan, yakni:
a.       Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama, misalnya seorang ibu dapat membuat makanan yang bergizi bagi anak balitanya.
b.      Respon Terpimpin (Guided Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua, misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci, memotong, memasak, menutup panci dan sebagainya.
c.       Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan, misalnya seorang ibu yang sudah biasa mengimunisasikan bayi pada umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
d.      Adaptasi (Adoption)
Adaptasi adalah praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
Perilaku (tindakan) seseorang dapat dipengaruhi oleh :
a.       Predisposing factors mencakup pengetahuan, sikap, dan nilai seseorang
b.      Enabling factors yang mencakup ketersediaan dan keterjangkuan sarana dan sumber daya
c.       Reinforcing factors yang mencakup sikap dan tindakan petugas kesehatan dan aturan lingkungan sosialnya.



Bagan 1. faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

C.    Perubahan perilaku
            Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku tanpa dasar pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
a.                   Awareness (kesadaran) seseorang terhadap adanya stimulus (objek) tertentu.
b.                  Interest (merasa tertarik), yaitu munculnya sikap subjek terhadap objek tertentu.
c.                   Evaluation (menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d.                  Trial, dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e.                   Adoption, dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan dan sikapnya terhadap stimulus.
Mekanisme tingkah laku tiruan;
a.      Tingkah laku sama (same behavior).
Contoh : dua orang yang berbelanja di toko yang sama dan dengan barang yang sama.
b.      Tingkah laku tergantung (macthed dependent behavior).
Contoh : kakak-beradik yang menunggu ibunya pulang dari pasar. Biasanya ibu mereka membawa coklat (ganjaran). Adiknya yang semula hanya meniru tingkah laku kakaknya, di lain waktu meski kakaknya tak ada, ia akan lari menjemput ibunya yang baru pulang dari pasar.
c.       Tingkah laku salinan (copying behavior)
Perbedaannya dengan tingkah laku bergantung adalah si peniru hanya bertingkah laku terhadap isyarat yang diberikan oleh orang lain. Sedangkan pada tingkah laku salinan, si peniru memperhatikan juga tingkah laku model di masa lalu dan masa yang akan datang. Tingkah laku model dalam kurun waktu relatif panjang ini akan dijadikan patokan si peniru untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri, sehingga lebih mendekati tingkah laku model.

D.    Perilaku Hidup Bersih Sehat
Salah satu program Kementerian Kesehatan yang terkait dengan perilaku adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)  Motonya adalah "Health is not everything, but without health everything is nothing", yang artinya kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang harus dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. PHBS harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, maupun di pelayanan kesehatan. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat dan berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

PHBS mempunyai lima tatanan yaitu:
1.      Tatanan rumah tangga
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga adalah:
a.       Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
b.      Memberi ASI esklusif. ASI ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan ASI ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi, namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persennya terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
c.       Menimbang balita setiap bulan. Jika keluarga memiliki anak balita wajib membawanya ke posyandu untuk dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita. Dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan anak balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d.      Menggunakan air bersih. Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang digunakan berasa, berwarna atau berbau sebaiknya air diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
e.       Mencuci tangan dengan air dan sabun. Membiasakan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan dapat mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f.        Menggunakan jamban sehat. Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schistosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.
g.      Memberantas jentik di rumah seminggu sekali. Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
h.      Makan buah dan sayur setiap hari. Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
i.        Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
j.        Tidak merokok didalam rumah. Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang-orang di sekelilingnya. 

2.      Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah adalah:
a.       Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan sabun.
b.      Menjaga konsumsi jajanan di warung /kantin sekolah. Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak mengetahui apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c.       Membuang sampah pada tempatnya. Sampah dapat menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara. Sampah menjadi media perkembanganbiakan kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.
d.      Olah raga yang teratur dan terukur. Manfaat olah raga yang teratur antara lain agar berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e.       Pemberantasan jentik nyamuk. Rantai siklus hidup nyamuk perlu diputuskan sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah, khususnya jentik nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar, sehingga perlu dilakukan kegiatan 3 M yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali, menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f.        Tidak merokok. Banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok adalah nikotin, tar dan CO.
g.      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi yang optimal.
h.      Menggunakan jamban. Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau, serta tidak mencemari sumber air di lingkungan sekitarnya, dan mencegah datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, dan kecacingan.

3.      Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja adalah :
a.       Tidak merokok.
b.      Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c.       Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik.
d.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil.
e.       Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f.        Menggunakan air bersih.
g.      Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h.      Membuang sampah pada tempatnya.
i.        Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

4.      Tatanan tempat-tempat umum
      Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan, olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya. PHBS di tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang sehat.
a.       PHBS di pasar, yaitu menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, tidak merokok, tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.
b.      PHBS di tempat ibadah, yaitu menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, tidak merokok, tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.
c.       PHBS di rumah makan, yaitu menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, tidak merokok, menutup makanan, tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.
d.      PHBS di angkutan umum (bus, angkutan umum, kereta api, pesawat, kapal laut, dan lain-lain), yaitu menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, tidak merokok, dan tidak meludah sembarangan

5.      Tatanan fasilitas pelayanan kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu :
a.       Menggunakan air bersih.
b.      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
c.       Membuang sampah pada tempatnya.
d.      Tidak merokok.
e.       Tidak meludah sembarangan.
f.        Memberantas jentik nyamuk.

                   Manfaat PHBS
a.       Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.



b.      Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.
c.       Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.

Rangkuman sasaran PHBS dapat digambarkan sebagai berikut:
SASARAN
PRIMER
SEKUNDER
TERSIER
Rumah Tangga
Individu
·KK
·Ortu/
 Mertua
·Kader
KK
Ketua RT
Ketua RW
Kades
Sekolah
Siswa
 Guru
·BK
·Karyawan
·Osis
Kepala
Sekolah
Pemilik
Tempat Kerja
Karyawan
 Manager
 Serikat buruh
 Organisasi Profesi
Direktur
Pemilik
Tempat-tempat Umum
Pengunjung
Masyarakat Umum
 Pegawai
·Karyawan
·Manager
Direksi
Pemilik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
· Pasien
· Pengantar
· Keluarga Pasien
 Petugas Kes
·Kader Kes
Pimp. Institusi Kesehatan


Gambar 2. Sasaran PHBS Menurut Tatanan

=== RANGKUMAN ===
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan minum dan lingkungannya. Domain perilaku kesehatan menurut Bloom mencakup perilaku kognitif (pengetahuan), afektif (emosi) dan psikomotor (gerakan, tindakan). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang adalah predisposing factors mencakup pengetahuan, sikap, dan nilai; enabling factors yang mencakup ketersediaan dan keterjangkuan sarana dan sumber daya; dan reinforcing factors yang mencakup sikap petugas kesehatan dan dukungan lingkungan sosialnya. Salah satu program kementerian Kesehatan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat dan berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja, mencakup PHBS di rumah tangga/keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.