Minggu, 18 September 2016

LAPORAN IODOMETRI

IODOMETRI
PENETAPAN KADAR LARUTAN NaClO DALAM BAYCLIN

Jenis Sampel  : “Bayclin”
Praktikan       : "NAMA"
No. Absen      : 00
Semester         : II

A.    TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengetahui Normalitas sesungguhnya dari senyawa Na2S2O3 0,1N dengan baku primer KIO3
2.      Menetapkan kadar zat dalam larutan NaClO

B.     TEORI DASAR
Titrasi iodometri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun
dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin yaitu zat-zat dengan potensial reduksi yang jauh lebih rendah adalah tiosulfat, arsenik (III), antimon (III), sulfida, sulfit, timah (II) dan ferosianida, zat-zat ini bereaksi lengkap dan cepat dengan iod bahkan dalam larutan asam. Dengan zat pereduksi yang agak lemah, misal arsen trivalen atau stibium trivalen, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau sangat sedikit asam, pada kondisi ini potensial reduksi dari zat pereduksi adalah minimum atau daya mereduksinya adalah maksimum (Grachies, 2012).
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu pada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung kadang-kadang dinamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Vogel, 1994).

C.    PRINSIP PERCOBAAN
Iodometri merupakan metode yang pada penentuan atau penetapan kadar berdasarkan pada jumlah Na. Thiosulfat yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion thiosulfat





D.    ALAT DAN BAHAN
a)      Alat yang digunakan
Nama Alat
Jumlah
Buret makro 50ml
1 Buah
Labu ukur 250ml
1 Buah
Labu ukur 100ml
2 Buah
Erlenmeyer
6 Buah
Pipet volume
1 Buah
Pipet filler
1 Buah
Gelas ukur
2 Buah
Beaker glass
1 Buah
Pipet tetes
1 Buah
corong
1 Buah

b)      Bahan yang digunakan
Nama Bahan
Jumlah
Na2S2O3 0,1 N
250ml
KIO3 0,1 N
100ml
NaClO 0,1N
100ml
Indicator amylum kanji
3     tetes

E.     PROSEDUR
1.      Buat LBS Na2S2O3.7H2O  0,1 N 250 ml dari sediaan Na2S2O3.7H2O  0,5 N
2.      Buat LBP KIO3 0,1 N 100 ml
3.      Buat sampel larutan NaCIO ~ 0,1 N 100 ml

Cara kerja pembuatan LBS Na2S2O3.7H2O  0,1 N 250 ml
·         Tuang 50ml Na2S2O3 0,1N kedalam gelas ukur
·         Kemudian masukan larutan Na2S2O3 0,1N kedalam labu ukur 250ml, tamnahkan aquadest sedikit demi sedikit (sambil dikocok) ad batas tanda
·         Lalu kocok ad homogeny

Perhitungan Na2S2O3.7H2O  0,1 N dari sediaan Na2S2O3.7H2O  0,5 N
M gek Iodium = M gek Na. Thiosulfat
V1 x N1 = V2 x N2
250ml x 0,1 N = V2 x 0,5 N
25ml = 0,5 N x V2
V2 = 25ml/0,5 N
V2 = 50ml

Cara Kerja Pembuatan LBP KIO3 0,1 N 100 ml
1.      Pipet 25 ml larutan KIO3 (dari sediaan botol sesuai etiket 14,2810 g/l)
2.      Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aqua dest ad batas tanda
3.      Larutan di kocok ad homogen

Perhitungan pembakuan KIO3 0,1 100ml
N = g/l : ( BE x BM x V )
N = 14,1381 / 1/6 x 214 x 1
N = 0,3963 N
V1x N1 = V2 x N2
100ml x  0,1 N = V2 x 0,3963 N
10ml = 0,3963 N x V2
V2 = 10ml / 0,3963 N
V2 = 25,23 ml ~ 25 ml
Normalitas Sebenarnya
N = 25ml/100ml x 0,3963 N = 0,0990 N
Pembakuan
·         Pipet 25,00 ml dari larutan KIO3 0,1 N
·         Masukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 3x
·         Tambahkan 3 ml KI 50% dan 5 ml asam sulfat 2 N
·         Tutup dengan plastik pada leher Erlenmeyer
·         Titrasi dengan LBS Na.thiosulfat yang sebenarnya ad warna kuning
·         Tambahkan 2 ml indikator kanji (timbul warna biru)
·         Lanjutkan titrasi Na.thiosulfat dengan TAT warna biru hilang
·         Lakukan titrasi 3x
No
Volume Titrat

Volume Titran
Volume
Akhir
Paraf
Awal
Akhir
1
25,00ml
0,00ml
26,00 ml
26,00 ml

2
25,00ml
0,00ml
25,80 ml
25,80 ml
3
25,00ml
0,00ml
25,70 ml
25,70 ml
Rata-Rata = ( 26,00 + 25,80 + 25,70 ) / 3 = 25,83 ml
Reaksi Pembakuan
KIO3 + 3H2SO4 + 5KI      3K2SO4 + 3H2O + 3I2
I2 + 2Na2S2O3            2NaI + Na2S4O6
KIO3 + 3H2SO4 + 5KI   + 6Na2S2O3          3K2SO4 + 3H2O + 6NaI + 3Na2S4O6
1 mol KIO3   ~   3 mol I2
1 mol KIO3   ~   6  mol I-
BE KIO3    =     1/6  mol

Perhitungan Normalitas sebenarnya dari larutan NaOH 0,1 N
M gek Na2S2O3 = M gek I2
Titrat  = Titran
V1x N1 = V2 x N2
25ml x 0,0990 N = 25,83 ml x N2
2,475ml  = 25,83 ml x N2
N2 = 2,475 ml / 25,83 ml
N2 = 0,0985 N

Pembuatan sampel larutan Bayclin
·         Pipet 10ml larutan NaClO (dari sediaan kadar yang diperkirakan  5,25 %)
·         Masukan kedalam labu ukur 100ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi sedikit (sambil dikocok) ad batas tanda
·         Lalu kocok ad homogeny

Perhitungan sampel NaClO
N = % x 10 / BE x BM x V                                    
N = 15 x 10 / 1/2 x 74,5 x 1
N = 1,4093 N
V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,1 N = V2 x 1,4093
V2 = 7,09 ml ~ 10,00 ml






PENETAPAN KADAR

1.      Pipet 25ml dari larutan NaClO
2.      +kan 3ml lar.KI dan asam sulfat 5ml
3.      Titrasi dengan LBS ad warna kuning muda
4.     Tambahkan 1-2ml larutan kanji
5.      Titrasi dengan LBS ad warna biru hilang
6.      Lakukan titrasi 3
7.      Hitung kadar sampel tersebut

No
Volume Titrat

Volume Titran
Volume
Akhir
Paraf
Awal
Akhir
1
25,00ml
0,00ml
39,50 ml
39,50 ml

2
25,00ml
0,00ml
39.20 ml
39.20 ml
3
25,00ml
0,00ml
38,80 ml
38,80 ml
Rata-Rata = ( 39,50 + 39,20 + 38,80 ) / 3 = 39,16

Reaksi Penetapan Kadar
NaCIO + 2KI + H2SO4           NaCI + K2SO4 + I2+ H2O
I2 + 2Na2S2O3            2NaI + Na2S4O6
NaCIO + 2KI + H2SO4 + 2Na2S2O3        2NaI + NaCI + K2SO4 + H2O + Na2S4O6
1 mol NaCIO    ~   1 mol I2
1 mol NaCIO    ~   2 mol I-
BE NaCIO   =    1/2 mol

Perhitungan Kadar Sampel Larutan NaCIO
M gek titrat = M gek titran
V x N = 39,16 ml x 0,0958 N = 3,751528 mol gek
M gram = m gek x BE x BM
  = 3,751528 x 1/2 x 74,5  = 139,74 mg / 25 ml
  = 0,13974 mg / 25ml
Dalam 100ml = 100ml/25ml x 0,13974 g = 0,55896 g
Kadar = massa / pipet sampel x 100%
           =  0,55896 g / 10 ml x 100% = 5,58 %



F.        Pembahasan
Praktikum dimulai dengan mempersiapkan keamanan seperti memakai jas lab, sarung tangan, dan masker serta menyiapkan alat dan bahan. Pada praktikum iodometri ini, sampel yang akan ditentukan kadarnya adalah NaCIO. Pada saat itu sampel NaCIO sudah berbentuk cairan yang dihitung terlebih dahulu untuk menentukan pipet yang akan digunakan dan normalitas yang ada pada sampel tsb. Hasil perhitungannya 5 ml dan sampel dipipet dengan pipet 5 ml lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml yang sudah berisi aqua dest sebelumnya. Lalu setelah sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml ditambahkan aqua dest sampai tanda batas pada labu ukur. Setelah itu Na2S2O3 dimasukkan ke dalam buret melalui corong, hal ini bertujuan agar penumpahan larutan baku dapat diminimalisir dan jumlah titran yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi.
Pertama-tama melakukan pembakuan. Larutan KIO3 yang dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet volume 25 ml. Untuk mengamati titik ekivalen menggunakan asam sulfat 2N dan KI 50% 3 ml kemudian leher erlenmeyer ditutup dengan plastik, dititrasi dengan na.tiosulfat hingga warna kuning. Erlenmeyer diutup dengan plastuk karena iodium mudah menguap, sehingga perlu ditutup. Kemudian tambahkan Indikator kanji, akan timbul warna biru , dititrasi kembali hingga warna biru hilang pada saat telah terjadinya titik ekivalen. Pada saat melakukan titrasi KIO3 dengan Na2S2O3 dilakukan selama 3 kali, hal ini dilakukan agar kita dapat nilai rata-rata yang lebih tepat dan akurat.
Setelah selesai melakukan pembakuan, dilanjutkan dengan mentitrasi sampel yaitu NaCIO dengan Na2S2O3, sama halnya dengan pembakuan, mula-mula Na2S2O3 dimasukkan ke dalam buret menggunakan corong. Kemudian masukkan larutan NaCIO ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet volume 25 ml, untuk mengamati titik ekivalen dipakai asam sulfat 2N dan KI 50% 3 ml kemudian leher erlenmeyer ditutup dengan plastik, dititrasi dengan na.thisulfat hingga warna kuning. Tambahkan Indikator kanji, akan timbul warna biru , dititrasi kembali hingga warna biru hilang pada saat telah terjadinya titik ekivalen





Kesimpulan :
1)      Normalitas Na.Thiosulfat adalah 0,0958 N
2)      Kadar larutan NaClO yang didapat 5,8%
G.    DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II































Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.