Rabu, 21 September 2016

LAPORAN CREAM CINOLON-N

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
CREAM CINOLON-N

  I.            Tujuan Percobaan
               Mahasiswa mampu membuat dan mengevaluasi bentuk sediaan krim sebagai obat dengan formula zat aktif.

II.             Latar Belakang
A.      Teori
               Krim (menurut Farmakope Indonesia Edisi IV) adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
               Krim (menurut Farmakope Indonesia Edisi III) adalah sediaan setengah padat, berisi emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Krim dibedakan menjadi 2 tipe:
1.     Tipe emulsi minyak dalam air (M/A) yang lebih sesuai untuk          digunakan pada daerah lipatan.
2.     Tipe emulsi air dalam minyak (A/M) dengan efek lubrikasi lebih    baik.
               Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki, untuk tipe (A/M) digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolesterol dan cera, sedangkan untuk tipe (M/A) digunakan untuk sabun monovalen seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan amonium stearat. Selain itu, dapat juga digunakan tween, natrium lauril sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMS dan emulgid. Selain itu untuk mencegah terjadinya oksidasi dapat ditambahkan antioksidan dan zat pengawet seperti nipagin dan nipasol dengan konsentrasi tertentu.
               Stabilitas krim akan terganggu atau rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak dicampurkan satu sama lain.
               Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengecerannya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu satu bulan. Sebagai pengawet pada ktrim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12%- 0,185% atau proopil paraben (nipasol) dengan kadar 0,025% - 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube di tempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera ‘obat luar’.
               Pembuatan krim adalah dengan melebur bagian berlemak di atas penangas air, kemudian ditambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan sama-sama panas, diaduk sampai terjadi suatu campuran yang terbentuk krim.
               Tube yang mudah berkarat bagian dalamnya harus terlebih dahulu dilapisi dengan larutan damar dalam pelarut yang mudah menguap.

B.     Prinsip
               Prinsip dalam pembuatan krim adalah reaksi penyabunan antara zat yang bersifat basa dengan asam lemak bersuhu tinggi. Reaksi ini akan berjalan sempurna pada suhu sekitar 70° C. Untuk mendapatkan suhu pencampuran sekitar 70° C, pencampuran harus dilakukan di mortir panas.

C.      Zat aktif
Penggunaan : menyembuhkan dermatosis yang terinfeksi untuk inflamasi dan pruritus pada dermatosis yang responsif oleh kortikosteroid.
Farmakologi : Cinolon-N adalah kombinasi dari Flusinolon Asetonid, suatu glukortikoidsintetik dengan Neomisin Sulfat suatu antibiotika yang bekerja secara lokal.
·  Fluosinolon Asetonid efektif terutama karena daya antiinflamasi, anti-pruritus dan vasakonstriksinya.
·       Neomisin Sulfat sebagai antibiotika berspektrum luas umum digunakan untuk pemakaian luar pada berbagai macam infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif.
Cinolon-N efektif untuk pemakaian luar pada infeksi kulit dan mukosa yang menimbulkan infeksi.
Dosis : oleskan sedikit krim pada kulit yang terinfeksi 2-4 kali sehari, atau menurut petunjuk dokter. Bila diperlukan pembalutan tertutup, oleskan hati-hati sedikit krim pada bagian kulit yang terinfeksi sampai membentuk lapisan tipis, tutup dengan plastik yang sesuai. Jika dibutuhkan kelembaban tambahkan, sebelum plastik tutup dengan kulit yang terinfeksi dengan kain basa bersih / verban yang lembap.

III.               Preformulasi dan Permasalahan Farmasetik
A.      Preformulasi zat aktif
1.        Fluocinoloni Acetonidum
Nama zat aktif
Fluocinoloni Acetonidum

Pemerian
Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak berbau; stabil. Meleleh pada suhu 270° dengan perubahan komposisi
Sumber : FI IV hal. 384
Kelarutan
Tidak larut dalam air; larut dalam metanol; sukar larut dalam eter dan dalam kloroform
Sumber : FI IV hal. 384
Suhu lebur
-

Baku pembanding
Fluisinolon asetonida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105°
Sumber : FI IV hal. 384
Khasiat dan penggunaan
Antiinflamasi


2.        Neomycini Sulfat
Nama zat aktif
Neomycini Sulfat

Pemerian
Sebuk; putih atau putih kekuningan; hampir tidak berbau; higroskopik
Sumber : FI III hal 429
Kelarutan
Mudah larut dalam 3 bagian air, dalam 1 bagian air larut perlahan-lahan; sangat sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam aseton P
Sumber : FI III hal 429
Suhu lebur
-

Sisa pemijaran
-

Khasiat dan penggunaan
Antibiotikum
Sumber : FI III hal 429
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih dari 30°
Sumber : FI III hal 429

3.         Acidum Stearicum
Nama zat aktif
Acidum Stearic

Pemerian
Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin
Sumber : FI III hal 57
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Sumber : FI III hal 57
Suhu lebur
Tidak kurang dari 54%
Sumber : FI III hal 57
Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,1%; pengeringan dilakukan menggunakan 4 g
Sumber : FI III hal 57
Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan
Sumber : FI III hal 57
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 57




4.         Triethanolaminum
Nama zat aktif
Triethanolaminum

Pemerian
Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopis
Sumber : FI III hal 612
Kelarutan
Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P
Sumber : FI III hal 612
Suhu lebur


Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,05%
Sumber : FI III hal 612
Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan
Sumber : FI III hal 612
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Sumber : FI III hal 612

5.      Glyserin
Nama zat aktif
Glyserin

Pemerian
Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; tidak manis; hanya boleh berbau khas lemak (tajam atau tidak enak), higroskopis, netral terhadap lakmus
Sumber : FI III hal
Kelarutan
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap
Sumber : FI III hal
Suhu lebur
-

Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,15%
Sumber : FI III hal
Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan
Sumber : FI III hal
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup.
Sumber : FI III hal

6.        Natrium biborat atau natrium tetraborat
Nama zat aktif
Natrium biborat atau natrium tetraborat

Pemerian
Hablur transparan , tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di udara kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna putih.
Sumber : FI III hal
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Sumber : FI III hal
Suhu lebur
-

Sisa pemijaran
-

Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan
Sumber : FI III hal
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.
Sumber : FI III hal

7.        Aqua Destillata
Nama zat aktif
Aqua Destillata

Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Sumber : FI III hal 96
Khasiat dan penggunaan
Pelarut

Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 96

8.        Methylis Parabenum
Nama zat aktif
Methylis Parabenum

Pemerian
Sebuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Sumber : FI III hal 378
Kelarutan
Larutan dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Sumber : FI III hal 378
Suhu lebur
125˚C sampai dengan 128˚C
Sumber : FI III hal 378
Sisa pemijaran
-

Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan dan pengawet
Sumber : FI III hal 378
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Sumber : FI III hal 378

B.     Permasalahan farmasetik
·           Neomisin sulfat sebagai antibiotika berspektrum luas dan mudah bereaksi dengan logam sehingga krim yang mengandung zat ini harus dilapisi dengan plastik ketika dimasukkan ke dalam tube.
·           Basis krim harus disesuaikan dengan wadah tube.
·           Selama pemakaian jangka panjang dari Fluosinolon topikal dapat mengakibatkan penekanan potensi adrenal, sebagai akibatnya akan terjadi penghambatan pada pertumbuhan.
·         Kestabilan krim akan terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi.

IV.              Metode
A. Formula
Cinolon-N (ISO Vol 47 hal 362)
R/      Fluosinolon asetonid ........ 0,25 mg
          Neomisin Sulfat ............... 5   mg

Vanishing Cream (FMS hal 110)
R/      Acid stearic                 142
          Glyserin                       100
          Natrium Biborat          30
          TEA                            250
          Aqua dest.                   750
          Nipagin                       qs
          Mf cream
          S.U.E

B. Perhitungan dan Penimbangan
ü  Perhitungan
·         Cinolon N                   = 10 gram x 10 tube = 100 gram
-Fluosinolon asetonid  = 0,25 mg x 1tube(10g) = 2,5 mg x10 tube = 25 mg
- Neomisin sulfat          = 5 mg x 1tube(10g) = 50 mg x10 tube = 500 mg
- Nipagin                      =  x 100 gram = 0,15 gram
*pengenceran fluosinolon asetonid
 - fluosinolon = 50 mg
 - timbang basis cream untuk pengenceran ad 1000 mg
 - sehingga basis cream untuk pengenceran = 1000 mg – 500 mg= 500 mg           
   hasil pengenceran =  x 1000 mg = 500 mg
*sisa pengenceran 1000 mg – 500 mg = 500 mg (pot plastik)

·         Basis Krim = penambahan 25 gram karena terdapat pengenceran
      Berat basis seluruhnya = 100 gram + 25 gram = 125 gram

·         Basis   = 10gram x 10 tube = 100 gram – (0,5+0,5+0,15) + 3 = 99,75 gram
Acid stearic              = 142              = 17,67 gram
- Glyserin                     = 100  x              = 12,44 gram
- Natrium biborat        = 2,5   x             = 0,31  gram
- TEA                         = 10   x               =1,24 gram
- Aqua dest                  = 750 x               = 93,33 gram

ü  Penimbangan
1. Fluosinolon Asetonid  = 50 mg
2. Neomisin sulfat            = 500 mg
3. Nipagin                        = 0,15 gram
4.Acid stearic                   = 17,67 gram
5. Glyserin                       = 12,44 gram
6. Natrium biborat            = 0,31 gram
7. TEA                             = 1,24 gram
8. Aqua dest                     = 93,33 gram

C. Alat dan Bahan
ü  Alat :                                                           Bahan :
     1. Mortir dan stemper                                 - Fluosinolon asetonid
     2. Pinset                                                      - Neomisin sulfat
     3. Pot plastik                                               - Nipagin
     4. Pipet                                                        - Acid stearic
    5. Sudip                                                   - TEA
    6. Tube                                                    - Adeps lanae
    7. Spatel                                                              - Paraf. Liq
    8. Penangas uap                                      - Aqua dest
    9. Cawan uap
   10. Gelas ukur
    11. Timbangan
    12. Serbet
    13. Beaker gelas

D. Pembuatan
ü  Prosedur Pembuatan
1.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.      Siapkan air panas
3.      Panaskan mortir dan stemper
4.      Leburkan asam stearat + Glyserin di cawan uap dengan menggunakan waterbath
5.      Kalibrasi aqua dest panas di dalam beaker gelas. Sebelumnya gunakan di gelas ukur untuk mengukur air
6.      Larutkan natrium biborat dengan aqua dest. Panas, kocok hingga larut
7.      Masukkan Natrium biborat + TEA + Nipagin ke dalam mortir panas + ¼ Aqua dest. Lalu, tuang bahan yang ada di dalam cawan
8.      Gerus ad homogen dan cepat. Tuangkan sedikit demi sedikit Aqua dest yang tersisa
9.  Buat pengenceran Fluosinolon Asetonid,  timbang basis cream 950 gram tambahkan fluosinolon aduk ad homogen
10.  Gerus Neomisin sulfat ad halus + basis sedikit demi sedikit ad homogen
11.   Tambahkan hasil pengenceran, gerus ad homogen
12.  Masukan dalam wadah

E. Evaluasi
No
Evaluasi dan Prosedur Evaluasi
1.
Pengamatan organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, dan konsistensi.
2.
Uji Aseptibilitas sediaan evaluasi
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang dikasih suatu quisioner dibuat suatu kriteria, kemudian dioleskan, kelembutan sensasi yang ditimbulkan, kemudian pencucian. Kemudian dari data tersebut dibuat scoring masing-masing kriteria. Misalnya, untuk kelembutan agak lembut, lembut dan sangat lembut. Untuk uji pencucian, mudah dicuci atau sukar dicuci.
3.
Uji Stabilitas Fisik
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995).
Pengujian dilakukan dalam suhu kamar, suhu dingin, dan suhu panas.
4.
Ph
Dengan menggunakan indikator universal kita dapat mengukur pH suatu krim.


V.         Pembahasan
                  Cinolon-N menyembuhkan dermatosis yang terinfeksi untuk inflamasi dan pruritus pada dermatosis yang responsif oleh kortikosteroid. Kortikosteriod secara topikal dapat mengganggu pertahanan kulit alami terhadap infeksi sehingga dikombinasikan dengan obat antibiotika.
                  Pada praktikum teknologi sediaan semi solid dan liquid ini krim Cinolon-N. Cinolon-N adalah kombinasi dari Fluosinolon Asetonid, suatu glukortikoidsintetik dengan Neomisin Sulfat suatu antibiotika yang bekerja secara lokal. Dalam pembuatan krim ini menggunakan basis vanishing cream.
                 Fluocinolone acetonidum berbentuk anhidrat atau mengandung 2 molekul air; mengandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari  102%.
                 Neomisin Sulfas atau dikenal dengan Neomisin Sulfat adalah campuran garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan biakan pilihan Streptomyces fradiae mengandung Neomisina sulfat tidak kurang dari jumlah yang setara dengan 60% Neomisina, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Penyusun basis vanishing cream, yaitu:
1.      Acidum Stearicum/ As. Stearat
Campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadehanoat dan asam heksadekanoat.

2.      Glyserin
Gliserin mengandung tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C2H8O3.

3.      Natrium Biborat atau natrium tetraborat
Natrium tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7, yang setara tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0% Na2B4O7.10H2O.


4.      TEA/ Triethanolaminum
Campuran dari triethanolamina, dietanolamina dan monoetanolamina. Mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai triethanolamina.

5.      Aqua Dest
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
                      Selain dari basis krim, dipakai pula bahan tambahan lain yaitu pengawet untuk mencegah agar tidak terjadi ketengikan. Dalam pembuatan krim Cinolon-N ini  digunakan Methylis parabenum/ Nipagin. Metilparaben mengandung tidak kurang dari 99,05% dan tidak lebih dari 101% C8H8O3.
                      Proses pembuatan krim dimulai dengan penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan. Kemudian dilakukan pelelehan komponen bahan yang akan digunakan untuk membuat basis krim., yaitu asam stearat, adeps lanae, dan paraffin liq. Untuk meleburkan basis krim dilakukan di dalam cawan, kemudian diletakkan di atas waterbath sampai meleleh. Pembuatan krim dilakukan di dalam mortir,yaitu dengan mencampurkan TEA, Nipagin, dan sedikit aqua dest. Kemudian dilanjutkan dengan memasukkan zat aktif, lalu terakhir memasukkan basis ke dalam mortir tersebut, diaduk sampai homogen.
                      Setelah itu dilakukan evaluasi dari sediaan, yaitu evaluasi pH, suhu, dan organoleptis. Dalam pengujian pH digunakan pH indikator universal, hasilnya menunjukkan bahwa nilai pH dari krim sebesar 7. Dalam pengujian suhu, dibedakan menjadi tiga yaitu suhu panas, suhu dingin, dan suhu kamar. Dalam pengujian organoleptis, tidak terjadi perubahan warna ataupun bau.

6.      Nipagin / Methylis Parabenum
Metal parabenum mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3.
VI.              Kesimpulan
Formula yang kami gunakan untuk membuat Cinolon-N Cream 10 gram adalah sebagai berikut:
No.
Bahan
Jumlah
(untuk 1 tube)
Jumlah
(untuk 10 tube)
1.
Fluosinolon Asetonid
5 mg
50 mg
2.
Neomisin sulfat
50 mg
500 mg
3.
Nipagin
0,15 gram
0,1 gram
4.
Acid stearic
1,49 gram
14,9 gram
5.
TEA
0,15 gram
1,5 gram
6.
Adeps lanae
4,63 gram
46,3 gram
7.
Paraf liquid
2,57 gram
25,7 gram
8.
Aqua dest
5,66 gram
56,6 gram

Selain itu, kesimpulan dari evaluasi yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
No.
Pengamatan
Hasil
1
Pengamatan organoleptis
Bentuk          : semi solid
Warna           : putih
Bau               : tidak berbau
Konsistensi   : halus dan homogen
2
Uji stabilitas fisik
Suhu kamar (25OC) : krim tidak mengalami perubahan warna dan wujud.
Suhu dingin (0OC): krim tidak mengalami perubahan warna namun mengalami perubahan wujud menjadi beku.
Suhu panas (75OC)  : krim tidak mengalami  perubahan warna namun mengalami perubahan wujud yaitu mencair.
3
PH
Netral (pH 7)

-          Hasil Pengujian pH








VII.            Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Formularium Medicamtorium Selectum.1971
ISO Vol 49

















VIII.            Kemasan, Etiket dan Brosur
 A. Dus














B. Etiket
















C. Brosur


Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.