ALKALIMETRI
PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH)
Jenis
Sampel : Asam Cuka
PT.SIDOLA
Praktikan : "NAMA"
No.
Absen : 00
Semester : II
A.
TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Mengetahui Normalitas sesungguhnya dari
senyawa NaOH dengan baku primer Asam Oksalat (COOH)2
2.
Menetapkan kadar zat dalam sampel
larutan Asam Asetat atau Asam Cuka
Standarisasi dapat dilakukan dengan
titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan
mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar).
Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa
(reaksi penetralan). Pada saat terjadi perubahan warna-warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator
berubah warna pada saat titik ekuivalen.
Pada titrasi asam basa, dikenal
istilah titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik
pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui
titik ekuivalen digunakan digunakan indikator.
Saat perubahan warna terjadi, saat itu disebut titik akhir titrasi (Sukmariah,
1990).
Proses penentuan konsentrasi suatu
larutan dipastikan dengan tepat dikenal sebagai standarisasi.
Alkalimetri
merupakan cara penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan basa
melalui titrimetri. Metode alkalimetri merupakan reaksi penetralan asam dengan
basa. Titrasi asam-basa menetapkan beraneka ragam zat yang bersifat asam dengan
basa, baik organik maupun anorganik. Banyak contoh dalam analitiknya dapa
diubah secara kimia menjadi asam atau basa dan kemudian ditetapkan dengan
titrasi (Underwood, 2002).
Salah
satu metode titrasi adala alkalimetri, yaitu penetralan asam dengan basa. Kadar
suatu larutan basa dapat ditentukan dengan mengambil volume tertentu larutan
asam tersebut dan kemudian titrasi dengan larutan basa yang konsentrasinya
diketahui. Jadi titrasi adalah penetapan kadar suatu larutan dengan mengambil
volume tertentu dengan mengukur volume suatu pereaksi yang diketahui kadarnya
dengan tepat bereaksi dengan sejumlah tertentu larutan tersebut (Harjadi,
1993).
Alkalimetri
merupakan salah satu metode titrasi asam-basa yang sering digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu asam. Metode alkalimetri merupakan metode reaksi
penetralana asam dengan basa. Natrium hidroksida merupakan basa yang paling
lazim digunakan. Alkalimetri merupakan cara penetralan jumlah basa terlarut
atau konsentrasi larutan basa melalui cara titrimetri. Untuk penentuan titik
akhir titrasi alkalimetri adalah dengan terjadinya perubahan warna. Indikator
yang digunakan dalam metode alkalimetri adalah indikator PP (Phenophtalein).
Suatu
larutan bila ditambahkan asam akan turun pH-nya karena memperbesar konsentrasi
H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena meningkatkan
konsentrasi OH-. Seterusnya, suatu larutan asam atau basa bila ditambah air
akan mengubah pH, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil
C.
PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip
alkalimetri adalah prinsip titrasi asam basa yaitu terjadinya reaksi penetralan
antara asam dengan basa atau sebaliknya. Menghitung kadar asam dan bilangan
asam dari volume basa yang digunakan pada titrasi asam sampai terjadi perubahan
warna larutan( titik akhir titrasi). Dimana ion H dari asam akan bereaksi
dengan ion OH dari basa yang akan membentuk molekul air yang netral (PH=7).
Terjadi
reaksi penetralan antara zat pentiter(titran) dan zat yang dititrasi(titrat)
D.
ALAT DAN BAHAN
a)
Alat
yang digunakan
Nama Alat
|
Jumlah
|
Buret
makro 50ml
|
1
Buah
|
Labu
ukur 250ml
|
1
Buah
|
Labu
ukur 100ml
|
2
Buah
|
Erlenmeyer
|
6
Buah
|
Pipet
volume
|
1
Buah
|
Pipet
filler
|
1
Buah
|
Gelas
ukur
|
2
Buah
|
Beaker
glass
|
1
Buah
|
Pipet
tetes
|
1
Buah
|
Corong
|
1
Buah
|
b)
Bahan
yang digunakan
Nama Bahan
|
Jumlah
|
NaOH
0,1 N
|
250ml
|
Asam
oksalat 0,1 N BE: 1/2; BM:
126
|
100ml
|
Asam
asetat
|
100ml
|
Indicator
phenolphthalein (PP)
|
3
tetes
|
E.
PROSEDUR
1.
Buat
LBS 0,1N 250ml dari sediaan NaOH 2N
2.
Buat
LBP asam oksalat (COOH)2 2H2O 0,1N 100ml
3. Buat sampel asam
asetat (CH3COOH)
100ml
Cara
kerja pembuatan LBS NaOH; 0,1N 250ml
·
Tuangkan
12,5ml NaOH 2N kedalam gelas ukur
·
Kemudian
masukan larutan NaOH 0,1N kedalam labu ukur 250ml, tambahkan aqua dest sedikit
demi sedikit (sambil dikocok) ad batas tanda
·
Lalu
kocok ad homogeny
Perhitungan
LBS NaOH 0,1N 250ml dari sediaan 2N
M gek (COOH)2
= M gekNaOH
V1 x N1 = V2 x N2
250ml
x 0,1 N = V2 x 2 N
25ml = 2N x V2
V2 = 25 ml / 2N
V2 = 12,5 ml
Cara
kerja pembuatan LBP (COOH)2 2H2O; 0,1N; 100ml
·
Pipet
25ml larutan (COOH)2 2H2O (dari sediaan botol sesuai
etiket 25,3104 g/l)
·
Masukan
kedalam labu ukur 100ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi sedikit
(sambil dikocok) ad batas tanda
·
Lalu
kocok ad homogeny
Perhitungan
LBP (COOH)2 .2H2O 0,1N 100ml
N = g/l : ( BE x BM x V )
N = 25,3104 / ( 126 x 1/2 x 1 )
N = 25,3104 / 63
N = 0, 4017 N
V1 x N1 = V2 x N2
100ml x 0,1 N = V2 x 0,4017 N
10ml
= V2 x 0,4017 N
V2 = 10 ml / 0,4017 N
V2 = 25,8941 ml ~ 25,00 ml
Normalitas
(COOH)2 .2H2O
= 25ml / 100ml x 0,4017 N = 0,1004 N
PEMBAKUAN
1.
Pipet
25ml dari larutan (COOH)2 2H2O 0,1N
2.
Masukan
kedalam Erlenmeyer sebanyak 3
3.
Tambahkan
indicator PP 3 tetes
4.
Titrasi
dengan LBS NaOH yang sebenarnya ad warna merah muda
5.
Lakukan
titrasi 3
6.
Hitung
volume rata-rata
7.
Hitung
normalitas NaOH sebenarnya
No
|
Volume Titrat
(COOH)2 0,1N
|
Volume Titran NaOH
|
Volume
Akhir
|
Paraf
|
|
Awal
|
Akhir
|
||||
1
|
20,00ml
|
0,00ml
|
21,20 ml
|
21,20 ml
|
|
2
|
20,00ml
|
0,00ml
|
20,80 ml
|
20,80 ml
|
|
3
|
20,00ml
|
0,00ml
|
20,80 ml
|
20,80 ml
|
Rata-Rata = ( 20,80 + 20,80 ) / 2 = 20,80 ml
Reaksi
Pembakuan
H2C2O4
+ 2NaOH → Na2C2O4
+ 2 H2O
1
mol H2C2O4 ~ 2
mol NaOH
1
mol H2C2O4
~ 2 mol OH-
BE
H2C2O4 = ½
Normalitas NaOH
sebenarnya
M gek (COOH)2
= M gek NaOH
Titrat = Titran
V1 x N1 = V2 x N2
20ml x 0,1004 N = 20,80 ml x N2
2,008ml
= 20,80ml x N2
N2 = 2,008 ml / 20,80ml
N2 = 0,0965 N
Pembuatan
sampel larutan asam asetat
·
Pipet
5ml larutan CH3COOH ( dari sediaan kadar yang diperkirakan 25%)
·
Masukan
kedalam labu ukur 100ml, kemudian tambahkan aquadestilata sedikit demi sedikit
ad batas tanda
·
Lalu
dikocok ad homogeny
Penetapan kadar CH3COOH sediaan
25%
N = % x 10 / BE x BM
N = 25 x 10 / 1 x 60
N = 250 / 60
N = 4,1667 N
V1 x N1 = V2 x N2
100ml x 0,1 N = V2 x 0,4195 N
10ml = V2 x 0,4195 N
V2 = 10ml / 0,4195 N
V2 = 2,3999 ml ~ 5ml
PENETAPAN KADAR
1.
Pipet
5mldari larutan CH3COOH
2.
Masukan
kedalam Erlenmeyer sebanyak 3
3.
Tambahkan
indicator PP 3 tetes
4.
Titrasi
dengan LBS NaOH yang sebenarnya ad warna merah muda
5.
Lakukan
titrasi 3
No
|
Volume Titrat
CH3COOH
|
Volume Titran NaOH
|
Volume
Akhir
|
Paraf
|
|
Awal
|
Akhir
|
||||
1
|
20,00ml
|
0,00ml
|
1,90 ml
|
1,90 ml
|
|
2
|
20,00ml
|
0,00ml
|
1,90 ml
|
1,90 ml
|
|
3
|
20,00ml
|
0,00ml
|
1,90 ml
|
1,90 ml
|
Rata-Rata = ( 1,90 + 1,90 + 1,90 ) / 3 = 1,90 ml
Reaksi
Penetapan Kadar
NaOH
+ CH3COOH → CH3COONa + H2O
1
mol CH3COOH ~ 1 mol H+
BE
CH3COOH = 1 mol
Perhitungan
Kadar Sampel Larutan CH3COOH
M gek Titrat = M gek Titran
V x N = 1,90 ml x 0,0965 N = 0,18335 mol gek
M
gram = m gek x BE x BM
= 0,18335 mol gek
x 1 x 60
= 11,001 mg / 25 ml
= 0,0110 g / 25 ml
Dalam
100ml = 100ml / 20ml x 0,0110 g = 0,0550 g
Kadar
= massa / pipet sampel x 100%
= 0,0550 g / 5 ml x 100% = 1,1 %
F. PEMBAHASAN
Pada prinsipnya, standarisasi
Alkalimetri menggunakan reagen asam. Konsentrasi yang digunakan dan volume yang digunakan untuk standarisasi
yaitu dengan konsentrasi 0,1 dengan satuan normalitas dan volume 100ml.
Alkalimetri juga menggunakan buret sebagai media untuk
meneteskan asam yang akan menitrasi asam asetat atau asam
cuka. Pengambilan asam menggunakan pipet volume, sehingga perlu pengamatan yang teliti, karena merupakan
kuantitatif. Setelah mengambil asam asetat atau asam cuka dan diletakkan di erlenmeyer, juga harus ditetesi dengan
indikator PP 1%
atau sebanyak 3 tetes dengan pipet tetes.
Kesimpulan :
1)
Normalitas NaOH adalah 0,0965 N
2)
Presentase kadar larutan CH3COOH
adalah 1,1 % tidak sesuai dengan kadar yang tertera pada etiket yakni sebesar
25%
G.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta II