ILMU PERILAKU
Dosen:
Dra. Hj. Hendratni Sulistianti, Apt.
MM
KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN
Latar Belakang :
1. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan
Tuhan yang paling sempurna.
2. Hal ini berarti bahwa manusia
mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang lain.
3. Salah satu keistimewaan yang
menonjol adalah perilakunya.
4. Meskipun semua makhluk hidup
mempunyai perilaku. Namun perilaku manusia berbeda dengan perilaku makhluk
hidup yang lain.
Menurut
pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang
berbeda dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi.
Manusia
adalah subjek sekaligus objek, serta makhluk individual sekaligus social. Namun
manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerima keadaan dan tunduk pada suratan tangan atau
kodratnya, tetapi secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu.proses
perkembangan . Perilaku manusia :
1. Sebagian ditentukan oleh kehendaknya
sendiri dan Lingkungan.
2. Sebagian bergantung pada alam.
Definisi Perilaku :
Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :
a. Skinner (1938) :
Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :
a. Skinner (1938) :
Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa :
Perilaku = Merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus -
Organisme -Respons.
Skiner membedakannya menjadi dua respon yaitu :
1) Respondent Respons atau reflexsive:
1) Respondent Respons atau reflexsive:
yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)
tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan
respon-respon yang relatif tetap. Misalnya makanan yang lezat menimbulkan
keinginan untuk makan, cahaya terang menimbulkan mata tertutup, dsb. Respondent
Respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan
mengadakan pesta dsb.
2) Operant Respons atau instrumental respons,
yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus
atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut organisme reinforcing
stimulation atau reinforcer , karena memperkuat respon. Misalnya apabila
seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap
uraian tugasnya atau job deskripsi). Kemudian memperoleh penghargaan dari
atasannya (stimulus baru) maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi
dalam melaksanakan tugasnya.
b. Robert Kwik ( 1974 ):
menyatakan bahwa :
Perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap.
Sikap adalah hanya suatu
kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara
yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek
tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
c. Sunaryo ( 2004) :
Yang disebut perilaku manusia
adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh Pihak dari Luar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh Pihak dari Luar.
Perilaku
manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu ;
1.Kondisi lingkungan tempat terjadinya
perilaku tersebut,
2.Perilaku itu sendiri .
3.
Konsekuensi dari perilaku tersebut.
Berulang
atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan tiga komponen
tersebut.
Penjabarannya
dalam perilaku berkendaraan di jalan raya cukup sederhana :
Misalkan :
Seorang
pengendara berada di persimpangan jalan yang sepi (kondisi lingkungan) kemudian
ia memutuskan untuk melanggar lampu lalu lintas (perilaku).
Konsekuensi
dari perilaku ini adalah :
1. perjalanan yang lebih cepat.
2. Selain itu pengendara tersebut juga
tidak ditangkap petugas karena memang tidak
ada petugas di persimpangan jalan tersebut.
Perilaku
pelanggaran seperti ini akan cenderung diulangi karena mendapat penguatan
positif atau hadiah yaitu
1). Proses
perjalanan yang lebih cepat
2) tidak tertangkap oleh petugas.
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan
organ-organ tubuh.
Sebagai contoh :
1. Bahwa seorang bayi belum dapat duduk
atau berjalan apabila organ-organ tubuhnya belum cukup kuat menopang tubuh.
2. Perlu pematangan tulang belakang
terutama tulang leher, punggung, pinggang, serta tulang kaki.
3. Seorang bayi tidak akan dapat
berjalan terlebih dahulu sebelum tengkurap dan sebagainya.
Selain
itu, perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya
rangsangan (stimulus) :
1. Baik dari dalam dirinya (internal)
2. Ataupun dari luar dirinya
(eksternal).
Pada
hakikatnya perilaku individu mencakup :
1. Perilaku yang tampak / Terbuka (overt
behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat oleh orang lain.
2. Perilaku yang tidak tampak/Tertutup (inert behavior atau covert behavior).
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
3. Respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat oleh orang lain.
Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit
dan penyakit yang bersifat respon internal dan eksternal:
Respon
yang diberikan antara lain respon pasif berupa pengetahuan, persepsi, dan sikap
maupun respon aktif yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit.
Perilaku kesehatan adalah :
Tanggapan seseorang terhadap
rangsangan yang
berkaitan dengan :
1. Sakit dan Penyakit,
2. Sistem pelayanan kesehatan,
3. Makanan .
4. lingkungan.
Rangsangan
yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur tsb diatas
juga yaitu :
1.
Sakit dan Penyakit,
2.
Sistem pelayanan kesehatan,
3.
Makanan .
4.Lingkungan.
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1.
Perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha
untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan
sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan
pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan.
Perilaku kesehatan lingkungan adalah
apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya.
Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi
perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan
tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.
Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku
tersebut, yang terdiri dari :
1. Ranah Kognitif (kognitif domain).
2. Ranah Affektif (affectife domain).
3. Ranah psikomotor (psicomotor
domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan
untuk kepentingan pengukuran ,hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa
pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri,
misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.
2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya
keluarga, masyarakat, sarana.
3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar,
misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran.
Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall)
terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
dan ada kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa
sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu
objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu
objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan
(practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan :
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mancapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam,
hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip
Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1) Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
2) Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3) Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Asumsi Determinan Perilaku :
Spranger membagi kepribadian manusia
menjadi 6 macam nilai kebudayaan.
Kepribadian seseorang ditentukan
oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara
rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan seperti
1.
Keinginan.
2. Kehendak,.
3. Minat,
4.
Motivasi.
5.
Persepsi.
6.
sikap
Namun demikian realitasnya sulit
dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain
diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan
sebagainya.
Beberapa teori lain yang telah
dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1.
Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku
manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1) Faktor predisposisi (predisposing
factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling
factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforcing
factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.
Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
1) Niat seseorang untuk
bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior
itention).
2) Dukungan sosial dari
masyarakat sekitarnya (social support).
3) Adanya atau tidak adanya
informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of
information).
4) Otonomi pribadi orang yang
bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal
autonomy).
5) Situasi yang memungkinkan
untuk bertindak (action situation).
3.
Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
1) Pemikiran dan perasaan (thougts
and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan
dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
(1) Pengetahuan diperoleh dari
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
(2) Kepercayaan sering atau
diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan
berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
(3) Sikap menggambarkan suka atau
tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman
sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati
atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap
tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan
tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu
kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu
tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
2) Tokoh penting sebagai Panutan.
Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat
cenderung untuk dicontoh.
3) Sumber-sumber daya (resources),
mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
4) Perilaku normal, kebiasaan,
nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut
kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah,
baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia
Tata Cara Download
- Masuk pada postingan
- Lihat dibagian bawah tempat download yang di sediakan
- Makan akan masuk kedalam safelink-niszk
- tunggu sekitar 10 detik
- Maka akan langsung redirect ke link download tersebut.