Sabtu, 17 November 2018

Cream Benoson N ( Laporan, Etiket, Kardus Brosur )



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
“BENOSON N KRIM”



Disusun oleh :
·        Ismy Tri Mulyawanti                        (P2.39.31.013.070)
·        Kunthi Sekaring Hapsari NP           (P2.39.31.013.071)
·        Kustina Lasmini                                 (P2.39.31.013.072)
Kelompok : B8

Dosen Pengawas :
Junaedi, S.Si, M.Far, Apt



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN AJARAN 2013/2014






Jurnal Praktikum Sediaan Semi Solid
dan Liquid
Disusun Oleh;
Ismy Tri Mulyawanti                    (P2.39.31.013.070)
Kunthi Sekaring Hapsari NP               (P2.39.31.013.071)
Kustina Lasmini                                  (P2.39.31.013.072)
Kelompok : B8
LOKAL 1 B

 




KELOMPOK B8
 

















KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek Teknologi Semi Solid dan Liquid ini tepat pada waktunya mengenai Benoson N krim.
Laporan ini berisi mengenai tentang teori tentang krim, preformulasi dan juga metoda pembuatan Benoson N krim. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa laporan praktek ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktek ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan laporan praktek ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.





Jakarta, 22 Maret 2014
                                
Penyusun 







DAFTAR ISI
                                                                                                           
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. iii. I.       TUJUAN .................................................................................................................. 1
II.      LATAR BELAKANG.......................................................................... 1
          a. Teori.............................................................................................. 1                                     b. Prinsip........................................................................................... 2
c.Zat Aktif ........................................................................................ 2
III.    PREFORMURLASI............................................................................. 3
          a. Preformulasi zat aktif...................................................................... 3
          b. Preformulasi zat tambahan............................................................... 4       
IV.    METODA........................................................................................... 6
          a. Formula......................................................................................... 6
          b. Penimbangan.................................................................................. 6
          c. Alat dan bahan................................................................................ 7
          d.Prosedur pembuatan......................................................................... 8
          e. Evaluasi......................................................................................... 8
V.      PEMBAHASAN................................................................................. 9
VI.     KESIMPULAN.................................................................................. 11
VII.   DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 12
VIII. LAMPIRAN........................................................................................ 13


DAFTAR LAMPIRAN
                                                                       
Lampiran 1.        Etiket................................................................................. 13
Lampiran 2.        Brosur................................................................................ 14
Lampiran 3.       Kerangka Dus..................................................................... 15




 



I. Tujuan percobaan
- Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan sediaan farmasi dalam bentuk krim.
- Menentukan formula dan metode pembuatan serta evaluasi yang tepat dalam pembuatan    salep dengan zat aktif betamethason valerat dan neomisin sulfat.
II. Latar belakang :
    a.  Teori singkat
         Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV). Sedangkan menurut FI III krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
        Penggolongan krim
         Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol erantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air atau lebih ditujukan untuk pemakaian kosmerik dan estetika.
Krim dibedakan menjadi dua tipe :
-          Krim tipe minyak dalam air (M/A) atau (O/W)
-          Krim tipe air dalam minyak (A/M)
Untuk pembuatan krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan. Pemilihan surfaktan didasarkan atas jenis dan sifat krim yang direkomendasikan.
-          Untuk krim tipe minyak dalam air (M/A) biasanya digunakan zat pengemulsi, seperti : Trietanolamini stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, poliglikol, sabun.
-          Untuk krim tipe air dalam minyak biasanya digunakan zat pengemulsi seperti : lemak bulu domba, cetyl alkohol, stearilalkohol, cetaceum dan emulgida.
Penyimpanan
Penyimpanan krim yaitu dalam wadah tertutup baik atau tube dan ditempat yang sejuk.









b. Prinsip
Dalam pembuatan krim, prinsipnya adalah reaksi penyabunan antara sediaan yang bersifat basa dengan asam lemak bersuhu tinggi, reaksi ini akan berjalan sempurna pada suhu sekitar 70oC. Pencampuran harus dilakukan di mortir panas.

c. Zat Aktif
1. Betametason
·      Penggunaan : Terapi topikal pruritis eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan   dermatosis dan sebagai prosiasis.
·      Farmakologi : Betamethason dapat diabsorbsi oleh saluran cerna juga dapat pemberian secara lokal. Saat digunakan secara lokal khususnya pada penggunaan transdermal atau pada perusakan kulit sejumlah betamethason dapat diabsorbsi dan selanjutnya memberikan efek sistemik.
·      Dosis : Pada bentuk krim gunakan sekali atau 2x sehari. Pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu (anak dan dewasa).
2. Neomisin sulfat
·         Penggunaan : Neomisin dikenal sebagai suatu antibiotik yang aktif terhadap sejumlah besar bakteri yang umumnya menyertai radang kulit. Neomisin tidak digunakan secara parenteral karena toksisitasnya yang terkuat dari semua aminoglikosida, khususnya ketulian irreversible. Hanya digunakan peroral untuk sterilisasi usus pra-bedah. Penggunaan lain adalah pada hiperlipidemia untuk menurunkan lemal LDL.
·         Farmakologi: Neomisin sulfat memiliki efek mematikan bakteri gram negatif dan sering sebagai profilaksis infeksi yang disebabkan oleh abrasi superfisial, terluka atau luka bakar.   










III. Preformulasi
A. Preformulasi zat aktif
1. Betamethason Valerat
Definisi
Betamethason valerat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H37FO6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Struktur
Rumus molekul
C27H37FO6
Berat molekul
476,58
Pemerian
Serbuk, putih sampai praktis putih; tidak berbau
Titik lebur
Lebih kurang 190o disertai peruraian
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton dan dalam kloroform; larut dalam etanol; sukar larut dalam benzena dan dalam eter.
PH
-
Kegunaan
Adrenoglukokortikoidum
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat













2. Neomisin Sulfat
Definisi
Neomisin Sulfat adalah garam sulfat dari neomisin, zat antibakteri yang dihasilkan oleh pertumbuhan Streptomyces fradiae Waksman (Familia Streptomycetaceae), atau campuran dari dua atau lebih bentuk garam. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 600 µg neomisin per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Struktur
Rumus molekul
C23H48N6O17S
Berat molekul
712,72
Pemerian
Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan kering mirip es; tidak berbau atau praktis tidak berbau; higroskopik; larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan.
Titik lebur
-
Kelarutan
Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam eter.
PH
5,0 – 7,5
Kegunaan
Antibiotik
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya


B. Preformulasi Eksipien
1. Oleum Sesami
Minyak wijen adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamun indicum L. Pemerian cairan : kuning pucat; bau lemah; rasa tawar; tidak membeku pada suhu 0o. Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P. Jarak beku asam lemak: Titik beku campuran kering asam lemak antara 20o dan 25o.




2. Emulgide
Suatu zat padat yang konsistensinya seperti parafin padat. Emulgida adalah campuran dari digliserida-digliserida, asam lemak dan sabun. Emulgida hanya dapat dipakai konstituen salep, jika dalam salep itu ada minyak, campura ini menyerap air dalam jumlah yang besar dan emulgida terutama dipakai untuk pembuatan krim. Akan tetapi karena adanya sabun, maka emulgida bereaksi basa, jadi tak dapat dicampurkan dengan asam-asam (misalnya asam salisilat). Emulgida dan minyak dicairkan bersama-sama dan air yang ditambahkan setelah dihangatkan pada suhu 75o. Emulsi yang terbentuk ialah jenis M/A atau O/W.
3. Nipagin
Definisi
Metilparaben mengandung tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 100,5% C8H8O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Struktur
Rumus molekul
C8H8O3
Berat molekul
152,15
Pemerian
Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar
Titik lebur
Antara 125o dan 128o
Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter
PH

Kegunaan
Bahan pengawet
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik












IV. Metoda
A. Formula
R/ Benoson N cream 15 g
              Mf. Cream
                SUE
 
 


Basis krim : cream cum emulgide terdapat di Van Duin hal 128


R/ Emulgide                        15%
     Oleum Sesami              15%
     Air                                     70%

 
 





·         Teori pendukung : ISO vol 47 hal 361 dan DOI hal 845
·         Komposisi : Betametason valerat 0,1%, Neomisin Sulfat 0,5%
·         Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube dan terlindung dari cahaya.
·         Dosis : oleskan 2-3 kali sehari.
·         Catatan : Penambahan Nipagin (Metilparaben) 0,15%.


B. Perhitungan dan Penimbangan
Jumlah salep yang akan dibuat : 5 tube x 15 gram = 75 gram.
Dengan mempertimbangkan untuk evaluasi maka dibuat sediaan 150 gram salep.
1. Betamethason valerat 0,1%
Untuk 1 tube : 0,1% x 15 gram = 0,015 gram
Untuk 10 tube : 0,015 gram x 10 = 0,15 gram

2. Neomisin Sulfat 0,5%
Untuk 1 tube : 0,5% x 15 gram = 0,075 gram
Untuk 10 tube : 0,075 gram x 10 = 0,75 gram









3. Basis krim
Untuk 1 tube : 15 gram – (0,015 gram + 0,075 gram) = 14,91 gram
Untuk 10 tube : 14,91 gram x 10 = 149,1 gram
·         Emulgide                          15% x 149,1 gram = 22,365 gram
·         Oleum sesami                 15% x 149,1 gram = 22,365 gram
·         Air                                       70% x 149,1 gram = 104,37 gram
(1 gram air = 20 tetes à dalam FI III)
Tetesan: 0,37 gram x 20 tetes = 7,4 tetes ~ 7 tetes

4. Nipagin 0,15%
Untuk 1 tube : 0,15% x 15 gram = 0,0225 gram
Untuk 10 tube : 0,0225 gram x 10 = 0,225 gram

Penimbangan
NO
Nama Bahan
Jumlah
1
Betamethason valerat
150 mg
2
Neomisin sulfat
750 mg
3
Emulgide
22,365 gram
4
Oleum sesami
22,365 gram
5
Air
104 ml + 7 tetes
6
Nipagin
225 mg

C. Alat dan Bahan
1. Alat


·         Mortir dan alu
·         Kertas perkamen
·         Gelas ukur
·         Beaker glass
·         Cawan uap
·         Pipet
·         Neraca timbangan
·         Serbet
·         Sudip
·         Tube 15 gram
·         Pinset





2. Bahan


·         Betamethason valerat
·         Neomisin sulfat
·         Emulgide
·         Oleum sesami
·         Air panas
·         Nipagin




D. Prosedur pembuatan
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang semua bahan, khusus untuk Oleum sesami ditimbang di cawan penguap
3.       Tambahkan Emulgide ke cawan penguap Oleum sesami, lebur ad cair
4.       Panaskan lumpang
5.       Masukkan Nipagin ke lumpang panas, tambahkan sebagian air panas, gerus
6.       Masukkan hasil leburan ke lumpang panas, tambahkan sisa air panas, gerus ad massa cream, keluarkan.
7.       Masukkan Betamethason valerat dan Neomisin sulfat ke lumpang, gerus
8.       Masukkan massa cream ke lumpang, gerus ad homogen
9.       Kemas ke dalam 5 tube masing-masing 5 gram
10.   Beri etiket

E. Evaluasi
NO
Evaluasi dan Prosedur Evaluasi
1.
Organoleptis
Meliputi pengamatan warna, bau dan tekstur untuk melihat terjadinya perubahan fasa.
2.
Evaluasi pH
Menganalisi pH sediaan bersifat asam atau basa menggunakan kertas lakmus.
3.
Resistensi panas
Melihat keadaan krim di tempat dengan suhu yang berbeda yaitu suhu dingin, suhu panas, dan suhu kamar.
4.
Uji aseptabilitas sediaan
Mengoleskan pada kulit
5.
Pemeriksaan Viskositas
6.
Uji Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen.
7.
Evaluasi penentuan ukuran droplet
Melihat ukuran partikel sediaan dibawah mikroskop.








Hasil Pengamatan
NO
Evaluasi
Jumat
Sabtu
Minggu
1.
Organoleptis
Putih, bau emulgide, tekstur halus
Putih, bau emulgide, tekstur halus
Putih, bau emulgide, tekstur halus
2.
Homogenitas
-
-
-
3.
Resistensi panas
Suhu Kamar
Putih,  konsistensi sama
Putih,  konsistensi sama
Putih,  konsistensi sama

Suhu dingin
Putih, konsistensi agak lebih padat
Putih, konsistensi agak lebih padat
Putih, konsistensi agak lebih padat

Suhu Panas
Putih, konsistensi sedikit lunak
Putih, konsistensi sedikit lunak
Putih, konsistensi sedikit lunak
4.
Uji aseptabilitas
Lembut, mudah menyerap ke dalam kulit
Lembut, mudah menyerap ke dalam kulit
Lembut, mudah menyerap ke dalam kulit
5.
Viskositas
-
6.
Evaluasi pH
± 6
7.
Penentuan Ukuran
-
-
-




V. Pembahasan
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Betametason adalah salah satu golongan steroid yang mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, antipruritic dan vasokontriktif. Neomisin adalah antibiotika spectrum luas, banyak digunakan pada macam-macam infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan mikroorganisme yang peka terhadap Neomisin.
Kelebihan dan kekurangan sediaan krim
a. Kelebihan sediaan krim yaitu :
1. Mudah menyebar merata
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket terutama tipe M/A
6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe A/M
7. Digunakan sebagai kosmetik
8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpi tidak cukup beracun

b. Kekurangan sediaan krim yaitu :
1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.
2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.




Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat stabilitas krim :
1.       Stabilitas
Krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsi tidak disatukan. Maka agar lebih stabil, biasanya ditambahkan antioksidan dan pengawet. Zat pengawet biasanya metil paraben 0,12% - 0.18% atau propil paraben 0,02% - 0,05%. 
2.       Dianjurkan peracikan secara aseptis.
3.       Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok dan harus dilakukan secara aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1 bulan.
4.       Semua alat yang digunakan harus bersih dan sebelum digunakan harus direbus dalam air dan kemudian didinginkan dan dikeringkan.
5.       Jika krim diwadahkan dalam tube alumunium, tidak boleh digunakan zat pengawet senyawa raksa organik.
6.       Tube yang mudah berkarat, bagian dalamnya harus terlebih dahulu dilapisi dengan larutan damar dalam pelarut yang mudah menguap.
7.       Pada etiket harus juga tertera “obat luar”.
Indikasi Benoson N Krim adalah meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid (Benoson krim). Bila inflamasi disertai infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme yang peka terhadap Neomisin (Benoson N krim).
Kontra indikasi : Sensitivitas terhadap setiap komponen, herpes simplex, vaccinia, varicella, chickenpox, tuberkolosiskulit, Rosacea, akne vulgaris dan perioral dermatitis, perianal dan gatal pada alat kelamin, erupsi napkin dan infeksi virus.
Efek samping: Reaks ialergi, hipersensitif, pada pemakaian topical dapat mengakibatkan efek samping lokal, rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis, hipertrikhosis, erupsi menyerupai akne hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak alergik. Pemakaian pembalut oklusif dapat meningkatkan insiden maserasi kulit infeksi sekunder, atropi kulit, strie, miliaria. Pemakaian topical Gentamisin menyebabkan iritasi sementara (eritemadan pruritus).
Peringatan dan perhatian : Hentikan pengobatan bila terjadi iritasi atau sensitisasi, jangan digunakan pada anak-anak dibawah umur 2 tahun, pemakaian jangka panjang secara terus menerus hendaknya dihindarkan karena dapat menimbulkan organisme yang tidak peka, khususnya pada bayi dan anak-anak dapat menyebabkan supresi adrenal walaupun tidak menggunakan pembalut. Penggunaan pada muka dan pada daerah yang luas atau jangka panjang dapat menyebabkan efek nefroktoksisitas dan ototoksisitas serta atropilokal pada kulit. Penggunaan pada anak-anak dan pada muka dibatasi hanya 5 hari dan jangan menggunakan pembalut. Jangan digunakan pada mata dan pada membrane mukosa. Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui. Penggunaan kombinasi ini lebih dari 7 hari tidak memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan steroid tunggal.
Dosis : Oleskan pada tempat kelainan 2 – 3 kali sehari. Penyimpanan : simpan pada suhu kamar (25-30)oC dan tempat kering, terlindung dari cahaya.
Basis krim yang digunakan adalah cream cum emulgide yang terdapat di Van Duin. Komposisinya adalah Oleum sesami 15%, Emulgide 15%, dan air 70%. Dan bahan tambahan yang dipakai adalah Nipagin 0,15% (bahan pengawet). Sedangkan bahan aktifnya sendiri adalah Betamethason valerat 0,1% dan Neomisin sulfat 0,5%.
Cara pembuatannya : Siapkan alat dan bahan, timbang semua bahan, khusus untuk Oleum sesami ditimbang di cawan penguap. Tambahkan Emulgide ke cawan penguap Oleum sesami, lebur ad cair. Panaskan lumpang. Masukkan Nipagin ke lumpang panas, tambahkan sebagian air panas, gerus. Masukkan hasil leburan ke lumpang panas, tambahkan sisa air panas, gerus ad massa cream, keluarkan. Masukkan Betamethason valerat dan Neomisin sulfat ke lumpang, gerus. Masukkan massa cream ke lumpang, gerus ad homogen. Kemas ke dalam 5 tube masing-masing 5 gram. Beri etiket.

VI. Kesimpulan
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Betametason adalah salah satu golongan steroid yang mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, antipruritic dan vasokontriktif. Neomisin adalah antibiotika spectrum luas, banyak digunakan pada macam-macam infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan mikroorganisme yang peka terhadap Neomisin.




























VII. Daftar Pustaka

Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Farmakope Indonesia edisi keempat. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Howard C. Ansel, Ph.D. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Sulistia Gan Gunawan.2012.Farmakologi dan Terapi FKUI edisi 5.Jakarta : Universitas Indonesia
Formularium Nasional edisi dua.1978.Jakarta : Depatemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman-Leon.1986.Teori dan Praktek Farmasi Industri.























































LAMPIRAN 1
ETIKET


 



Text Box: TBBNSN15.-00Text Box: TBBNSN15.-00
 


































LAMPIRAN 2
Brosur


Text Box: BENOSON®


KOMPOSISI : 
Benosonkrim : 0,1 % Betametason (sebagai 17 valerat)
Benoson G krim : 0,1 % Betametason (sebagai 17 valerat)
    + 0,1 % Gentamisin (sebagaisulfat)
Benoson M krim : 0,1 % Betametason (sebagai 17 valerat)
    + 2 % Mikonazolnitrat
Benoson N krim : 0,1 % Betametason (sebagai 17 valerat)
    + 0,5 % Neomisinsulfat
Benoson V krim : 0,1 % Betametason (sebagai 17 valerat)
    + 3 % Vioform

KHASIAT : 
Betametason adalah salah satu golongan steroid yang mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, antipruritic dan vasokontriktif
Gentamisin sulfat merupakan antibiotic aminoglikosida broad spectrum yang mempunyai sifat membunuh bakteri, Gentamisin berikatan secara irreversible dengan sub unit 30S dan ribosom bakteri, membloksintetis protein dengan menghambat pergerakan peptidyl-t RNA yang berhubungan dengan translokasi, juga meningkatkan frekuensi salah baca dari nilai kode genetic sampai interaksi kodon-antikodon yang tidak tepat.                                                                                                                                                                                   Mikonazol mempunyai aktivitas antifungi terhadap dermatophyta dan spesies candida.
Neomisin adalah antibiotika spectrum luas, banyak digunakan pada macam-macam infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan mikroorganisme yang peka terhadap Neomisin Vioform mempunyai sifat bakterisid fungisid yang digunakan secara local pada macam-macam dermatitis, termasuk ekstrim, impetigo, psoriasis akut atopic dermatitis dsb.

INDIKASI :
Meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsive terhadap kortikosteroid (Benosonkrim)
* Bila inflamasi disertai infeksisekunder yang disebabkan oleh organisme yang peka terhadap Neomisin (Benoson N krim) atau Gentamisin (Benoson G krim)
*  Bila disertai infeksi jamur (Benoson M krim)
*  Bila inflamasi disertai infeksi bakteri sekunder dan jamur (Benoson V krim)

KONTRA INDIKASI :
- Sensitivitas terhadap setiap komponen.
- Herpes simplex, vaccinia, varicella, chickenpox, tuberkolosiskulit.
- Rosacea, akne vulgaris dan perioral dermatitis, perianal dangatalpadaalatkelamin, erupsi napkin daninfeksi virus.
- 
EFEK SAMPING :
- Reaksialergi.
- Hipersensitif.
- Pada pemakaian topical dapat mengakibatkan efeksamping lokal, rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis, hiper trikhosis, erupsi menyerupai aknehipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontakalergik.
Pemakaian pembalut oklusif dapat meningkatkan insiden maserasi kulit infeksi sekunder, atropikulit, strie, miliaria.
Pemakaian topical Gentamisin menyebabkan iritasi sementara (eritemadan pruritus).

PERINGATAN DAN PERHATIAN
- Hentikan pengobatan bila terjadi iritasi atau sensitisasi.
- Jangan digunakan pada anak-anak dibawah umur 2 tahun.
- Pemakaian jangka panjang secara terus menerus hendaknya dihindarkan karena dapat menimbulkan organisme yang tidak peka, khususnya pada bayi dan anak-anak dapat menyebabkan supresi adrenal walaupun tidak menggunakan pembalut.
- Penggunaan pada muka dan pada daerah yang luas atau jangka panjang dapat menyebabkan efek nefroktoksisitas dan otoksisitas serta atropilokal pada kulit. Penggunaan pada anak-anak dan pada muka dibatasi hanya 5 hari dan jangan menggunakan pembalut.
- Jangan digunakan pada mata dan pada membrane mukosa.
- Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.
- Penggunaan kombinasi ini lebih dari 7 hari tidak memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan steroid tunggal.

DOSIS :
Oleskanpadatempatkelainan 2 – 3 kali sehari.

KEMASAN :
Benosonkrim : Tube @ Netto 5 gram  - No. Reg. DKL 8502306429 A1 
    Tube @ Netto 15 gram - No. Reg. DKL 8502306429 A1
Benoson G krim : Tube @ Netto 10 gram - No. Reg. DKL 9602321629 A1
Benoson M krim : Tube @ Netto 5 gram  - No. Reg. DKL 9602322929 A1 
Benoson N krim : Tube @ Netto 5 gram  - No. Reg. DKL 7202341229 A1
  Tube @ Netto 15 gram - No. Reg. DKL 8502307929 A1 
Benoson V krim : Tube @ Netto  5 gram - No. Reg. D 2018375


HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)ºC DAN TEMPAT KERING,                                                                                         TERLINDUNG DARI CAHAYA

PT. BERNOFARM
SIDOARJO - INDONESIA








Text Box: Cream





Text Box:  BENOSON®

DESCRIPTION :
Benoson cream : 0,1 % Betamethasone (as 17 valerate)
Benoson G cream : 0,1 % Betamethasone (as 17 valerate)
     + 0,1 % Gentamycin (as sulfate)
Benoson M cream  : 0,1 % Betamethasone (as 17 valerate)
     + 2 % Miconazol nitrate
Benoson N cream  : 0,1 % Betamethasone (as 17 valerate)
  + 0,5 % Neomycin sulfate
Benoson V cream : 0,1 % Betamethasone (as 17 valerate)
    + 3 % Vioform

ACTIONS :
Betamethasone is one of the corticosteroid which has anti-inflammatory, antipruritic and vasoconstrictive properties.
Gentamycin sulfate is a broad spectrum aminoglycoside antibiotic with bactericidal property. Gentamycin bind irreversibly to the 30S sub unit of the bacterial ribosome,blocking protein synthesis by inhibiting the movement of peptidyl-t RNA associated with translocation, as well as increasing the frequency of misereading of the genetic code due to incorrect codon – anticodon interaction.
Miconazol has antifungal activity against dermatophytes and candida species.
Neomycin is a broad spectrum antibiotic and often use as a treatment in various infection of the skin and mucous membrane caused by microorganism which are sensitive to Neomycin.
Vioform has bactericidal and antifungal properties and use for various dermatoses including eczema, impetigo, psoriasis acuta, atopic dermatoses, etc.                                                                                                                    

INDICATIONS :
Benoson cream : For the relief of inflammatory of corticosteroid   resposivedermatoses.
Benoson G cream :For the topical treatment of corticosteroid responsive dermatose       complicated by secondary infection caused by gentamycin-sensitive microorganism.
Benoson N cream :For the topical treatment of corticosteroid responsive dermatoses complicated by secondary infection caused by Neomycin - sensitive microorganism.
Benoson M cream :For the topical treatment of corticosteroid responsive dermatoses complicated by fungal infection
Benoson V cream :For the topical treatment of corticosteroid responsive dermatoses complicated by secondary bacterial and fungal infection

CONTRAINDICATION :
- Sensitivity to any ingridient.
- Herpes simplex, vaccinia, varicella, chickenpox, skin tubercolosis.
- Rosacea, acne vulgaris and perioral dermatitis, perianal and genital irritation, napkin eruption and viral infection.

ADVERSE REACTIONS :
- Allergic reaction
- Hypersensitive.
- In topical use can caused local adverse reactions such as burning, itching, irritation, dryness, folliculitis, hyper trichosis, acneiform eruption, hypopigmentatiton, perioral dermatitis and allergic contact dermatitis.
- Use of occlusive dressing may increase the incidence of skin maceration, secondary infection, skin sthropy striae and miliria.
- Topical use of Gentamycin has produced transient irritation (arythema and pruritus)

WARNINGS AND PRECAUTIONS
- Discontinue treatment if irritation or sensitization develop.
- Do not use for children under 2 years.
- Avoid continuous prolonged use becaused it may result in growth of non-susceptible organism.
- Particularly in infant and children caused adrenal suppression even though without use any dressing.
- Prolonged use on face and extensive areas may result in grow nephrotoxicity and atotoxicity and also local skin atrophy.
- Not for opthalmatic and mucous membrane use.
- Use with caution during pregnancy and lactating women.
- Application of these combinations more than 7 days do not have more benefit than a single steroid preparation.

DOSAGE AND ADMIINISTRATION :
Apply to the affected area 2 – 3 times daily.

HOW SUPPLIED:
Benoson cream : In 5 grams  Tube - Reg. No. DKL 8502306429A1 
   In 15grams Tube - Reg. No. DKL 8502306429A1
Benoson G cream : In 10grams Tube - Reg. No. DKL 9602321629A1
Benoson M cream : In 5  grams Tube - Reg. No. DKL 9602322929A1 
Benoson N cream : In 5  grams Tube - Reg. No. DKL 7202341229A1
   In 15grams Tube - Reg. No. DKL 8502307929A1 
Benoson V cream : In  5 grams Tube - Reg. No. D 2018375


ON MEDICAL PRESCRIPTION ONLY
KEEP IN ROOM TEMPERATURE (25-30)ºC AND DRY PLACE,
PROTECT FROM LIGHT

PT. BERNOFARM
SIDOARJO - INDONESIA

Text Box: Cream




Text Box: Krim


LAMPIRAN 3
KERANGKA DUS

                                                                                                                                                                                                                                                                                         


 
















Link Download File dibawah ini



Facebook

Follow Us

Diberdayakan oleh Blogger.