LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN STERIL
SALEP MATA CHLORAMPHENICOL
Disusun oleh :
·
Diantika Putri (P2.31.39.015.024)
·
Fajar Riadi (P2.39.31.015.065)
·
Fatin Nursalam (P2.39.31.015.029)
Pengawas : Dra. Gloria Murtini, M.Si, Apt
LOKAL 2A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN AJARAN 2015/2016
Jl.
Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat 10560
Telp.(021)424486
Fax. (021) 4244795
SALEP MATA CHLORAMPHENICOL
1. PENDAHULUAN
Salep
mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang
cocok. Pembuatan bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau sebagai
serbuk termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir di masukkan secara
aseptis ke dalam tube steril.1
Karakteristik
salep mata:
· Steril
· Tidak merangsang, memiliki daya lekat yang baik pada mata
· Daya sebar yang memuaskan dan lembut
· Ditunjang oleh sifat hidrofil tertentu untuk menjamin terjadinya emulsifikasi, sehingga distribusi dalam kantung konjungtiva menjadi lebih baik
· Dasar salep mata tidak mengiritasi mata
· Dasar salep mata yang dimanfaatkan untuk salep mata harus bertitik lebur mendekati suhu tubuh
· Steril
· Tidak merangsang, memiliki daya lekat yang baik pada mata
· Daya sebar yang memuaskan dan lembut
· Ditunjang oleh sifat hidrofil tertentu untuk menjamin terjadinya emulsifikasi, sehingga distribusi dalam kantung konjungtiva menjadi lebih baik
· Dasar salep mata tidak mengiritasi mata
· Dasar salep mata yang dimanfaatkan untuk salep mata harus bertitik lebur mendekati suhu tubuh
2. PREFORMULASI
2.1 Zat
Aktif
· Chloramphenicol ( BM : 323,13 )
Pemerian : Hablur halus berbentuk halus lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit; dalam larutan asam lemah mantap
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Khasiat : Antibiotikum
pH : 4,5 – 7,5
Sterilisasi : Filtrasi
· Chloramphenicol ( BM : 323,13 )
Pemerian : Hablur halus berbentuk halus lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit; dalam larutan asam lemah mantap
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Khasiat : Antibiotikum
pH : 4,5 – 7,5
Sterilisasi : Filtrasi
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik, terlindung dari cahaya
Literatur :
Farmakope Indonesia
edisi ketiga 1979. Hal 143
2.2 Zat
Tambahan
· Parafin Cair
· Parafin Cair
Pemerian :
Cairan kental, transparan, tidak berflourecens, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P , larut dalam
kloroform P, dan dalam eter P.
Khasiat : Stabilitator,
humectan
pH :
Memenuhi syarat yang tertera pada Paraffinum Solidum (Didihkan 5 g dengan 10 ml etanol (90%) P yang telah di netralkan terhadap larutan lakmus P; warna tidak berubah)
Sterilisasi : Oven
150° selama 1
jam 2
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Literatur :
Farmakope Indonesia
edisi ketiga 1979. Hal 474-475
Martindale edisi 28 halaman
1064
· Adeps Lanae
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%)P; mudah larut dalam kloroform P; dan dalam eter P
Khasiat : Zat tambahan
pH : Tidak lebih dari 1,0
Sterilisasi : Oven 150° selama 1 jam 3
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk
Literatur : Farmakope Indonesia edisi ketiga 1979. Hal 61
· Vaselin Kuning
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluorecensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
Khasiat : Zat tambahan
pH : Memenuhi syarat yang tertera pada Vaselinum Album {Memenuhi syarat yang tertera pada Paraffinum Solidum (Didihkan 5 g dengan 10 ml etanol (90%) P yang telah di netralkan terhadap larutan lakmus P; warna tidak berubah)}
Sterilisasi : Oven 150° selama 1 jam 4
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Literatur : Farmakope Indonesia edisi ketiga 1979. Hal 633
3. PENDEKATAN
PREFORMULASI
· Salep mata Chloramphenicol merupakan sediaan salep steril.
· Chloramphenicol Palmitat diganti Chloramphenicol Base karena Chloramphenicol Base lebih aktif. Chloramphenicol Palmitat untuk sediaan dalam (rasanya tidak pahit)
· Digunakan vaselin flavum untuk membedakan preparat mata dengan dermatologis pada kulit mata
· Digunakan wadah tube untuk menghindari terjadinya kontaminasi selama masa pemakaian. Juga untuk perlindungan terhadap cahaya
· Basis salep di sterilisasi dengan oven 150°C selama 1 jam
· Salep mata Chloramphenicol merupakan sediaan salep steril.
· Chloramphenicol Palmitat diganti Chloramphenicol Base karena Chloramphenicol Base lebih aktif. Chloramphenicol Palmitat untuk sediaan dalam (rasanya tidak pahit)
· Digunakan vaselin flavum untuk membedakan preparat mata dengan dermatologis pada kulit mata
· Digunakan wadah tube untuk menghindari terjadinya kontaminasi selama masa pemakaian. Juga untuk perlindungan terhadap cahaya
· Basis salep di sterilisasi dengan oven 150°C selama 1 jam
4. FORMULASI
Formula
R/ Chlorampenicol 2%
Betamethason 0,1%
Mf Oculentum Cum
Basicum II 10 gram
-
Chloramphenicol Plamitat diganti base
Basis
Simple eye ointment :
- Paraffin Cair 10
- Adeps Lanae 10
- Vaselin Kuning 80
Keterangan :
Wadah : tube 10 gram
Sterilisasi basis : oven 150ºC selama 1 jam
Teknik : Aseptis (Martindale 28 hal 1141)
- Paraffin Cair 10
- Adeps Lanae 10
- Vaselin Kuning 80
Keterangan :
Wadah : tube 10 gram
Sterilisasi basis : oven 150ºC selama 1 jam
Teknik : Aseptis (Martindale 28 hal 1141)
KR/ :
OTT :
Usul :
5. PERHITUNGAN
Yang
diminta : 2 tube x 10 gr = 20 gr
· Chloramhenicol base = 2% x 20 gr = 0,4 gr
· Betamethasone = 0,1% x 20 gr = 0,02 gr
Basis salep mata = 20 gr – (0,4 + 0,02) = 19,58 gr + 1 gr = 20,58 gr ~ 21 gr
· Chloramhenicol base = 2% x 20 gr = 0,4 gr
· Betamethasone = 0,1% x 20 gr = 0,02 gr
Basis salep mata = 20 gr – (0,4 + 0,02) = 19,58 gr + 1 gr = 20,58 gr ~ 21 gr
= 21 gr + 50%
= 31,5 gr
· Paraffin Cair = (31,5 gr)/(100 gr) x 10 gr=3,15 gr
· Adeps Lanae = (31,5 gr)/(100 gr) x 10 gr=3,15 gr
· Vaselin Kuning = (31,5 gr)/(100 gr) x 80 gr=25,5 gr
6. PENIMBANGAN
· Chloramphenicol base : 0,4 gr
· Betamethasone : 0,02 gr
· Paraffin Cair : 3,15 gr
· Adeps Lanae : 3,15 gr
· Vaselin Flavum : 25,5 gr
· Adeps Lanae = (31,5 gr)/(100 gr) x 10 gr=3,15 gr
· Vaselin Kuning = (31,5 gr)/(100 gr) x 80 gr=25,5 gr
6. PENIMBANGAN
· Chloramphenicol base : 0,4 gr
· Betamethasone : 0,02 gr
· Paraffin Cair : 3,15 gr
· Adeps Lanae : 3,15 gr
· Vaselin Flavum : 25,5 gr
7. PENGENCERAN
Timbang
betamethason 50 mg ad basis 1 gr
( 20 mg)/(50 mg) x 1000 mg=400 mg ~ 0,4 gr
8.
CARA
KERJA
1. Sterilkan alat dan bahan
2. timbang Chlorampenicol, Parafin Liq, Betamethason, Adeps Lanae, Vaselin Flavum dengan kaca arloji.
3. Buat basis salep mata : letakkan basis salep yang sudah ditimbang di atas kertas saring yang diletakkan pada corong dan dimasukkan ke dalam beaker glass, leburkan di dalam oven 150o C selama 1 jam, ad lebur.
4. Peras kertas saring, aduk basis ad homogen
5. Timbang basis sebanyak yang dibutuhkan
6. Bakar lumpang dan alu dengan alcohol 70%
7. Gerus basis di dalam lumpang ad homogen dan dingin
8. Setelah basis dingin, Chlorampenicol + Betamethason gerus ad halus di dalam mortar, tambahkan basis, gerus ad halus homogen.
9. Massa dibagi 2 plastik sesuai penglihatan mata
10. Masukkan salep mata Chloramphenicol ke dalam tube steril, jepit ujung tube dengan pinset , perlahan masukkan salep mata ke dalam tube, tarik plastik perlahan-lahan keluar. Tekuk ujung tube dengan pinset sebanyak 2 kali
11. Timbang berat tube+tutup+isi catat, hitung netto Salep mata Chloramphenicol
12. Beri etiket, masukkan dalam dus
2. timbang Chlorampenicol, Parafin Liq, Betamethason, Adeps Lanae, Vaselin Flavum dengan kaca arloji.
3. Buat basis salep mata : letakkan basis salep yang sudah ditimbang di atas kertas saring yang diletakkan pada corong dan dimasukkan ke dalam beaker glass, leburkan di dalam oven 150o C selama 1 jam, ad lebur.
4. Peras kertas saring, aduk basis ad homogen
5. Timbang basis sebanyak yang dibutuhkan
6. Bakar lumpang dan alu dengan alcohol 70%
7. Gerus basis di dalam lumpang ad homogen dan dingin
8. Setelah basis dingin, Chlorampenicol + Betamethason gerus ad halus di dalam mortar, tambahkan basis, gerus ad halus homogen.
9. Massa dibagi 2 plastik sesuai penglihatan mata
10. Masukkan salep mata Chloramphenicol ke dalam tube steril, jepit ujung tube dengan pinset , perlahan masukkan salep mata ke dalam tube, tarik plastik perlahan-lahan keluar. Tekuk ujung tube dengan pinset sebanyak 2 kali
11. Timbang berat tube+tutup+isi catat, hitung netto Salep mata Chloramphenicol
12. Beri etiket, masukkan dalam dus
Teknik Sterilisasi: Aseptis
Sterilisasi alat dan bahan
Sterilisasi alat dan bahan
No
|
Alat dan Bahan
|
Sterilisasi
|
Literatur
|
Waktu Sterilisasi
|
|
Mulai
|
Akhir
|
||||
1.
|
Kaca arloji, pinset,
spatula, batang pengaduk, cawan
porselen
|
Flambir 20 detik
|
Watt I : 45
|
Dianggap
|
steril
|
2.
|
Pipet
dan kertas saring
|
Autoklaf 120 oC
15 menit
|
Watt I : 149
|
Dianggap
|
steril
|
3.
|
Mortir
dan alu
|
Pembakaran
alkohol dalam lumpang
|
Watt I : 45
|
||
4.
|
Wadah
atau tube
|
Oven 160oC 1 jam
|
Watt I : 149
|
12.05
|
12.44
|
5.
|
Tutup
tube
|
Direndam
etanol 70% 30 menit
|
12.10
|
12.40
|
|
6.
|
Basis
salep
|
Oven
150°C
1 jam
|
Martindale
1064
|
Berat
Penyimpangan
No tube
|
Berat tube
(a)
|
Berat tube
+ isi (b)
|
Netto
(b-a)
|
Penyimpangan
|
1
|
3,22 gr
|
13,11 gr
|
9,89 gr
|
|
2
|
3,38 gr
|
13,42 gr
|
10,04 gr
|
9. EVALUASI HASIL
· Evaluasi organoleptis : warna kekuningan karena dari basis vaselin dan adeps yang berwarna kekuningan. Bau khas adeps lanae .
· Pada proses pengemasan menggunakan plastic, sediaan dimasukkan ke dalam tube. Pada sediaan yang kami buat dibantu dengan plastik dimasukkan ke dalam tube, pada proses ini banyak sediaan yang tidak masuk ke dalam tube (menempel pada plastik) karena kurangnya keterampilan pada praktikan.
· Chloramphenicol Base tidak tahan pemanasan maka dianggap steril
· Tube yang digunakan dianggap tube untuk salep mata. Karena tube untuk salep mata ini khas kecil ujungnya berliku sempit yang memungkinkan lompatan segumpal kecil salep.6
10. DESGIN DUS, ETIKET, dan BROSUR
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Halaman 20
2. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1063
3. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1071
4. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1064
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua : Jakarta. Halaman 65
6. C. Howard Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Empat. Universitas Indonesia. Press : Jakarta. Halaman 563
7. Wattimena JR. 1968. Dasar- dasar pembuatan dan resep – resep obat suntik. Bandung : Penerbit Ternate.
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Halaman 20
2. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1063
3. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1071
4. Martindale (the extra pharmacopoeia) edisi 28. Halaman 1064
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua : Jakarta. Halaman 65
6. C. Howard Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Empat. Universitas Indonesia. Press : Jakarta. Halaman 563
7. Wattimena JR. 1968. Dasar- dasar pembuatan dan resep – resep obat suntik. Bandung : Penerbit Ternate.
Link Download File dibawah ini